Veddriq Leonardo Sang Pengukir Rekor Panjat Tebing

 

Credit Foto: NOC Indonesia
Pemanjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo saat meraih medali pada Asian Games Hangzhou 2022.

Sang pengukir rekor itu kembali beraksi. Dia lagi-lagi menahbiskan diri sebagai manusia tercepat di dunia dalam olahraga panjat tebing.

Sosok tersebut adalah Veddriq Leonardo. Pemanjat 26 tahun itu kembali mencatatkan tinta emas dalam perjalanan kariernya saat tampil di Asian Games 2022 Hangzhou.

Bertarung di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre, Selasa (3/10/2023), Veddriq yang tampil di nomor speed putra mengawali perjalanannya di babak kualifikasi dengan catatan waktu tercepat 4,978 detik yang langsung menjadi rekor Asian Games.

Sejak awal, Veddriq memang menjadi penantang utama di nomor speed putra mengingat pencapaian apiknya selama ini ketika tampil di IFSC Climbing World Cup. Dia diandalkan jadi peraih medali emas untuk kontingen Indonesia.

Sialnya, harapan tersebut tak mampu diwujudkan Veddriq. Dia kalah dari wakil Iran, Ali Pour Shenazandi Fard Reza, saat berduel di semifinal.

Alhasil, peluang terbaik Veddriq untuk membawa pulang medali hanya sebatas perunggu. Beruntung, dia mampu mewujudkan “hadiah hiburan” usai mengalahkan wakil China, Wu Peng, dalam partai perebutan peringkat ketiga.

Kendati demikian, pujian tetap disematkan kepada Veddriq. Pasalnya, meski gagal membawa pulang emas, dia lagi-lagi sukses memecahkan rekor Asian Games dan menajamkan catatan pribadinya setelah membukukan waktu 4,955 detik saat mengungguli Wu Peng.

Namun, raihan waktu tersebut belum memecahkan rekor yang dicetak atas namanya sendiri saat tampil di babak perempat final IFSC Climbing World Cup 2023 di Seoul, Korea Selatan, April lalu.

Di lomba tersebut, Veddriq sukses menorehkan waktu tercepat 4,90 detik yang menjadi pencapaian terbaik di dunia hingga saat ini.

Veddriq sejatinya masih mencoba memperbaiki peruntungannya di pesta olahraga se-Asia edisi ke-19 ini lewat nomor speed relay putra yang dihelat pada Rabu (4/10/2023). Namun, lagi-lagi dirinya gagal mempersembahkan emas meski tim Indonesia melaju ke final.

Penyebabnya adalah false start yang dilakukan oleh pemanjat ketiga, Rahmad Adi Mulyono, yang menyebabkan Indonesia didiskualifikasi dan hanya merebut medali perak. Sementara, emas diamankan oleh tim China.

“Jadi, terkendala komunikasi antara orang pertama ke orang ketiga. Veddriq harus cepat turun untuk memastikan pemanjat ketiga siap,” kata pelatih timnas panjat tebing Indonesia, Hendra Basir.

Credit Foto: NOC Indonesia
Pemanjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo saat berlomba pada Asian Games Hangzhou 2022.

Janji Evaluasi Diri

Asian Games 2022 mungkin bukan momen bagi pria kelahiran Pontianak, 11 Maret 1997, itu untuk bersinar. Padahal, dengan trek rekornya yang positif sebelum tampil di China, dia diharapkan bisa menjadi andalan Indonesia membawa pulang setidaknya dua medali emas dari cabang olahraga panjat tebing.

Veddriq pun tak bisa menampik jika dirinya sangat tak puas dengan penampilannya di Asian Games 2022 ini. Beberapa kesalahan yang dibuat benar-benar berbuah fatal terhadap target awal.

“Sebenarnya kesalahan dari diri sendiri. Selama ini sama saja waktu pemanjatan cuma mungkin saya terlalu eksplosif hingga akhirnya terpeleset,” kata Veddriq dikutip Antara.

“Karena (yang tampil) di sini semua pemanjat top. Seperti yang dilihat dari kualifikasi, catatan mereka di bawah 5,2 detik. Tidak mungkin kita kontrol dan kita tidak tahu kapan orang tiba-tiba bisa melejit. Jadi, saya mencoba yang terbaik saja,” tambahnya.

Menyadari hasil negatif ini, Veddriq berjanji untuk kembali bangkit dan memperbaiki kesalahannya agar bisa kembali berprestasi di tahun-tahun berikutnya. Kondisi seperti ini sudah pernah dilewati atlet 26 tahun itu.

Veddriq mengawali perjalanannya sebagai pemanjat tebing saat masih duduk di bangku SMA lewat organisasi pencinta alam. Veddriq memang dikenal sebagai pribadi yang mencintai alam dan penyuka tantangan sehingga panjat tebing merupakan kombinasi yang pas untuknya.

Namun, kala itu dia belum fokus untuk berlatih di nomor speed melainkan masih belajar nomor lead dan boulder. Belakangan, dia menyadari jika dua nomor tersebut tak cocok untuknya sehingga mencari peluang yang lebih potensial. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk fokus di nomor speed.

Meski begitu, perjalanannya tak langsung mulus. Pasalnya, di Pontianak terbilang minim fasilitas latihan. Kondisi terburuk dirasakannya ketika sulit mengumpulkan dana guna mengikuti Kejuaraan Panjat Tebing Nasional Junior di Yogyakarta pada 2015.

Situasi tersebut sempat membuatnya terpikir untuk berhenti menekuni olahraga ini. Beruntung, hal itu tak dilakukannya.

Momentum akhirnya didapatkan Veddriq pada 2017. Selepas merebut medali perunggu pada Kejurnas panjat tebing di Yogyakarta, dia dipanggil Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) untuk menjadi salah satu sparring partner bagi tim pelatnas jelang Asian Games 2018.

Di luar dugaan, performanya justru membuat dirinya dilirik untuk masuk skuad panjat tebing Asian Games 2018. Dan kepercayaan itu dibayar lunas olehnya dengan rentetan prestasi.

Tak berselang lama sejak masuk pelatnas, Veddriq berhasil menyumbangkan perunggu di IFSC Climbing World Cup 2018 Rusia. Kemudian, dia menjadi bagian dari sukses Indonesia merebut medali emas Asian Games 2018 lewat nomor speed relay putra dan membantu FPTI mewujudkan target 2 emas.

Keperkasaan Veddriq di panjat tebing terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Seperti pada emas Kejuaraan Asia 2019 dan World Ganes 2022.

Sementara di IFSC Climbing World Cup, dia juga tercatat sebagai pengoleksi 8 medali emas sejak keikutsertaannya mulai 2018. Jumlah terbanyak dibanding rekan senegaranya yang lain.

Dia juga dua kali keluar sebagai juara umum nomor speed di IFSC World Cup pada 2021 dan 2022 yang mengantarkannya jadi pemanjat tebing dengan peringkat pertama dunia yang bertahan hingga saat ini.

Credit Foto: NOC Indonesia
Pemanjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo (kedua dari kiri) bersama tim relay Indonesia saat meraih medali pada Asian Games Hangzhou 2022.

Targetkan Olimpiade 2024

Kegagalan di Asian Games 2022 bisa jadi pelecut semangat bagi Veddriq menuju Olimpiade Paris 2024. Ya, dia diharapkan bisa menyumbangkan medali pada multievent paling prestisius sedunia itu.

Sejatinya, Veddriq belum memastikan tiket ke Olimpiade Paris 2024. Berbeda dengan Desak Made Rita Kusuma Dewi yang sudah lolos berkat kemenangan di Kejuaraan Dunia Panjat Tebing yang dilangsungkan di Bern, Agustus lalu.

Namun, Veddriq masih memiliki peluang yang cukup terbuka. Masih ada kesempatan setidaknya dalam dua kualifikasi berikutnya. Pertama tiket lewat kualifikasi Asia di Jakarta 9-12 November mendatang, dan 5 tiket melalui pengumpulan poin dalam seri kualifikasi antara Maret dan Juni 2024.

Sebagai informasi, ini jadi pertama kalinya nomor speed dipertandingkan sendiri di Olimpiade dan diperhitungkan sebagai medali setelah nomor kombinasi (speed, lead, boulder) jadi ekshibisi di Olimpiade Tokyo 2020.

Jelas, kesempatan ini tak ingin disia-siakan oleh Veddriq yang tentunya ingin mengukir sejarah atas namanya sendiri.

“Mimpi terbesar saya mencapai podium di event tertinggi. Saat ini event tertinggi di panjat tebing itu kita punya Olimpiade,” kata pemuda asal Kalimantan Barat itu.

“Jadi di Olimpiade 2024, speed climbing punya nomor tersendiri dan itu (meraih emas) salah satu mimpi terbesar saya,” jelas dia.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.