
Anggota Komunitas Fourplay Slow Pitch berfoto bersama sebelum bertanding.
Perkembangan olahraga softball slow pitch yang masif di kalangan masyarakat urban selaras dengan menjamurnya komunitas yang berdiri di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dari sekian banyak komunitas, salah satu yang namanya sudah cukup dikenal adalah komunitas Fourplay Slow Pitch.
Bagaimana tidak, sebagai komunitas, Fourplay terbilang rutin ambil bagian dalam sebuah kompetisi. Mereka pun sudah pernah merasakan manisnya juara dalam turnamen antarkomunitas.
Setidaknya, sudah ada dua gelar yang pernah diraih oleh Fourplay, yakni juara Community Division Senayan Slowpitch League (SSL) 2022 dan juara President Division Sonny Nurochman Tournament Tangerang 2023.
Semua itu bisa dicapai berkat keseriusan Fourplay yang membangun komunitas dengan level kompetitif yang tinggi. Seperti yang dicanangkan oleh para founder, salah satunya Arif Aldy.
Sedikit mundur ke belakang, komunitas Fourplay Slow Pitch ini diinisiasi oleh empat orang. Selain Arif, ada Rama, Pepe, dan Dimas. Mereka sepakat mendirikan Fourplay pada 1 Oktober 2022 berdasarkan hobi yang sama.
“Saya dan teman-teman melihat slow pitch ini memiliki kesempatan yang lebih besar lantaran permainannya yang lebih ramah ketimbang softball atau baseball karena lemparan bolanya yang pelan,” kata Arif ketika ditemui Ludus.id.

Anggota Komunitas Fourplay Slow Pitch berfoto bersama sebelum bertanding.
“Filosofi nama Fourplay karena dalam pertandingan slow pitch ada empat base, kita ambil dari situ. Kebetulan pendirinya juga ada empat orang,” ujar Arif.
Selain namanya yang unik, mereka juga memilih Burung Hantu sebagai lambang dari komunitas ini. Kebanyakan anggotanya merupakan pekerja yang bisa berolahraga setelah pulang kantor.
“Karena kami di awal-awal berjalan latihannya selalu malam dan kami mencari apa yang identik dengan malam hari kemudian terpilih Burung Hantu,” tutur Arif.
Satu hal utama yang membedakan Fourplay dengan komunitas lainnya adalah komunitas ini memang berdiri sebagai wadah untuk berkompetisi, baik untuk tanding dengan komunitas lain ataupun di liga komunitas. Sedari awal sudah menargetkan prestasi.
Memang, dalam dua tahun belakangan, euforia slow pitch terbilang besar sehingga komunitas pun memiliki liganya tersendiri.
“Kami berlatih kan untuk mengasah skill. Nah dari kompetisi itu terlihat sejauh apa hasil latihan kami,” kata Arif yang juga berprofesi sebagai pengacara.
Makanya, Fourplay langsung membagi komunitasnya dalam beberapa kelas untuk memudahkan dalam melakukan pembibitan pemain dalam komunitas yang nantinya berpeluang untuk tampil dalam sebuah pertandingan.

Anggota Komunitas Fourplay Slow Pitch berfoto bersama sebelum bertanding.
“Kami ada kelas reguler, lalu naik ke middle class, dan yang paling atas ada intermediate class. Satu lagi adalah Owl Ladies yang seluruhnya berisikan perempuan,” tutur Arif.
“Dari kelas-kelas itu, kami membentuk dua timnas. Ada level yang tinggi dan middle. Sebenarnya sama saja, tetapi kami bedakan untuk mempermudah pembagian kompetisinya,” tambah dia.
Dengan visi dan misi yang bertujuan meraih prestasi akhirnya membuat komunitas ini tak dibuka secara luas. Sebagai contoh, biasanya sebuah komunitas membuka peluang sebesar-besarnya bagi siapa saja untuk bergabung. Namun, itu tak dilakukan Fourplay.
Mereka membatasi anggotanya yang kini sudah mencapai 500 orang. “Kami bukannya menghalangi orang untuk bergabung, tetapi kami merasa sayang jika banyak anggota tapi banyak juga yang tak aktif,” ungkap Arif.
“Bukan berarti keseruan dalam komunitas ini kalah dibanding komunitas lain. Semangat dan keceriaan antar anggota tetap ada dan itu yang menjadi ciri khas dari Fourplay,” ucap Arif.
Meski fokus terhadap prestasi, Fourplay juga memiliki sebuah treatment untuk para membernya yang dinamakan “Blind Game”. Jadi, pengurus Fourplay akan memilih member yang sudah mendaftar untuk main secara acak untuk nanti digabungkan dengan member lain dalam sebuah tim. Menariknya, pengurus menyatukan para member yang belum saling mengenal dan baru bertemu di lapangan.
“Ini sebagai treatment kepada para member baru, kami memberi kesempatan untuk bermain meski belum pernah atau hanya sesekali mengikuti latihan agar mereka merasakan keseruan dalam bertanding slow pitch,” kata Arif.

Anggota Komunitas Fourplay Slow Pitch berfoto bersama sebelum bertanding.
Bagi yang penasaran dan ingin merasakan latihan bersama Fourplay, bisa melihat infonya lewat aplikasi Kuyy atau melalui instagram @fourplay_jkt.
Cukup membayar sekitar Rp85-95 ribu per sesi latihan yang biasa dilakukan Fourplay setiap hari Sabtu pukul 16.00-18.00 WIB di Lapangan Softball Senayan.
Berikut prestasi yang pernah diraih Fourplay Slow Pitch: