Demi Prestasi, Andakara Prastawa Jalani Diet Vegan dengan Kombinasi

 

Credit foto : akun @andakaraprastawa
Pemain basket Andakara Prastawa

Vegan merupakan diet yang cukup tren saat ini. Banyak artis maupun yang menjalani pola makan tanpa sumber hewani tersebut. Menerapkan gaya hidup ini dipercaya mampu menghindarkan tubuh dari berbagai macam penyakit.

Salah satu atlet yang pernah menjadi seorang vegan adalah pebasket Pelita Jaya Bakrie Jakarta, Andakara Prastawa Dyaksa. Pada 2021, sosok yang dua kali meraih gelar juara Liga Basket Indonesia bersama Aspac Jakarta itu hanya mengonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan.

Prastawa mengaku, diet vegan memberikan banyak manfaat untuk tubuhnya. Badannya merasa lebih segar, tidak mudah sakit, serta tidur sangat berkualitas. Hanya saja, lama kelamaan, sebagai seorang atlet, ia sadar jika sumber hewani juga sangat dibutuhkan.

“Waktu jadi vegan, saya jarang sakit, pencernaan lebih baik, tidur juga lebih berkualitas karena makan sayur terus. Namun, karena kurang asupan proteinnya jadi sekarang saya tidak full vegan,” kata Prastawa.

Pemenuhan kebutuhan protein memang menjadi masalah bagi seorang vegan. Memang, cukup banyak sumber protein nabati. Namun, yang mudah ditemukan di pasaran, paling hanya jenis kacang-kacangan umum seperti kedelai.

Credit foto : Shutterstock
Makanan diet sehat.

Hal inilah yang dirasakan oleh Prastawa. Kedelai jelas menjadi sumber protein nabati andalan Prastawa. Selain itu, saat strict sebagai vegan, ia selalu mengonsumsi smoothies dari buah-buahan. Menyiapkan makanan vegan juga membutuhkan waktu lebih. Persoalan efisiensi inilah yang menyulitkan Prastawa mempertahankan gaya hidup tersebut.

“Mencari makanan-makanan full vegan ini memang sulit, bikinnya juga membutuhkan waktu. Ini yang juga membuat saya tidak bisa full vegan banget. Sekarang pola makan dikombinasikan saya,” kata Prastawa.

Meskipun tak lagi menjadi vegan, tetapi Prastawa tetap membatasi konsumsi produk hewani. Bukan hanya daging merah, tetapi unggas dan ikan ia makan seperlunya saja. Ia menyatakan, dalam sehari, isi piringnya bisa berganti-ganti. Dalam sebuah periode, seluruh makanannya berisikan 100 persen nabati, tetapi di waktu yang lain ada dagingnya.

“Mungkin hari ini saya vegan, terus satu minggu tidak jadi vegan, atau mungkin siang makan bebas, lalu pagi sama malam jadi vegan. Ya itu tadi, makannya dikombinasikan saja,” Prastawa mengungkapkan.

Credit foto : Unsplash
Makanan sumber lemak nabati dan serat.

Musim Penebusan

Prastawa adalah pebasket dengan karier yang sangat cemerlang. Di awal kariernya, ia dua kali membawa Aspac meraih gelar juara kompetisi basket Indonesia yang saat itu masih bernama NBL Indonesia. Penampilan briliannya di kala muda membuatnya mendapatkan julukan “Si Anak Ajaib”.

Suami Anandhita Sheilla itu pun langsung menjadi pelapis Mario Wuysang di Timnas Basket Indonesia. Begitu Wuysang pensiun dari Tim Merah-Putih, ia jadi pilihan utama di posisi point guard. Bahkan, dengan persaingan sengit di posisi itu karena ada Hardianus Lakudu, Widyanta Putra Teja, dan Yudha Saputra, Prastawa tetap berstatus starter di Tim Indonesia.

Hanya saja, kariernya di Pelita Jaya Bakrie Jakarta belum mencapai klimaks. Sukses membawa tim itu melaju ke final Indonesian Basketball League (IBL) tiga tahun berturut-turut, 2021, 2022, dan 2023, Prastawa dan rekan-rekannya selalu berakhir sebagai runner up.

Pada 2021 dan 2022, Prastawa tak kuasa membantu Pelita Jaya membendung keperkasaan Satria Muda di partai puncak. Pada 2023, Pelita Jaya akhirnya sanggup menumbangkan Satria Muda di babak semifinal. Namun, begitu memasuki final, Pelita Jaya dipecundangi Prawira Bandung lewat skor series 0-2.

Credit foto : akun @andakaraprastawa
Pemain basket Andakara Prastawa

Oleh karena itulah, IBL 2024 yang dimulai pada 13 Januari 2024 menjadi musim penebusan untuk Prastawa. Juara menjadi sebuah kewajiban baginya, apalagi Pelita Jaya sudah membangun kekuatan yang cukup dahsyat.

Di luar pemain asing, mereka mendatangkan penggawa Timnas Basket Indonesia kelahiran Santa Monica, Amerika Serikat (AS), Brandon Jawato. Ada juga Reza Guntara, MVP Finals IBL 2023.

“Musim ini harus juara, kami (Pelita Jaya) tidak ingin cuma jadi spesialis final. Tim ini mempersiapkan diri dengan baik dan kami siap untuk tampil hebat di IBL 2023,” Prastawa mengungkapkan.

Secara umum, Prastawa sangat puas dengan perekrutan pemain yang dilakukan oleh Pelita Jaya. Kekurangan dari sisi bigman sudah bisa teratasi. Jadi sekarang, bukan hanya Vincent Rivaldi Kosasih yang berstatus big man lokal.

“Kami memang kehilangan Govin (Govinda Julian Saputra) yang hijrah. Reggie Mononimbar juga cedera. Namun, kami mendapatkan Reza dan juga Nickson Gosal. Ini membuat bigman lokal lebih deep, tidak cuma Vincent,” kata Prastawa.

Pada IBL 2023, Pelita Jaya dibesut pelatih anyar asal Australia, Rob Beveridge. Ia menggantikan Djordje Jovivic yang sudah didepak oleh manajemen. Sayangnya, Prastawa belum bisa merasakan tangan dingin Beveredge lantaran dirinya sedang mengalami cedera bahu.

Credit foto : akun @andakaraprastawa
Pemain basket Andakara Prastawa

Lahir dari Keluarga Basket

Darah basket memang sudah mengalir dalam diri Andakara Prastawa. Betapa tidak, ayah dan ibunya merupakan pelatih basket sarat reputasi. Sang bapak, Rastafari Horongbala adalah pria dibalik kesuksesan Satria Muda Jakarta meraih titel liga basket Indonesia pertama. Ia melatih Satria Muda kalah menjuarai Kobatama 1999.

Tak hanya itu, Rastafari juga mampu membawa Aspac Jakarta dua kali juara NBL Indonesia, yakni pada musim 2012-2013 dan 2013-2014. Saat itu, Prastawa sudah menjadi salah satu pemain andalan Aspac.

Sedangkan, Julisa Rastafari sang ibu sangat sukses di level pembinaan. Ia sangat sukses saat menangani tim SMAN 3 Jakarta. Selain melatih sang anak, di era Julisa, SMAN 3 Jakarta juga menelurkan Daniel Wenas yang kini membela Amartha Hangtuah Jakarta.

Saat masih menjadi pemain basket putri, Julisa juga menorehkan prestasi luar biasa. Ia sanggup meraih perak kala memperkuat Timnas Basket Putri Indonesia di SEA Games 1991 Manila.

Sebagai pemain, Prastawa jelas sudah melampaui prestasi orang tuanya. Bukan hanya di level klub, tapi juga Timnas. Pasalnya, emas basket SEA Games pertama di sepanjang sejarah Indonesia terjadi di zamannya, tepatnya pada SEA Games 2021 Vietnam.

Dalam multievent yang ditunda ke Mei 2022 akibat pandemi Covid-19 itu, Prastawa tak pernah absen. Merah-Putih menyapu bersih seluruh kemenangan, termasuk menundukkan dominator basket Asia Tenggara, Filipina di laga terakhir.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.