
Salah satu member Tennis Manis memeragakan keahlian memainkan tenis.
Tennis Manis bukan hanya sekadar komunitas tenis, tetapi juga memiliki banyak kegiatan Off-Court, bahkan memiliki konsep yang menyenangkan dan mengasyikan.
Komunitas Tennis Manis ini lahir pada 2021 dan didirikan oleh Rhazhes Febrizki, Dhimas Haryo, dan Reyhan Pahlevi. Saat ditemui Ludus.id di Lapangan Tenis Bona Indah, Cilandak, Jakarta Selatan, Rhazhes dan Renaldy Setiawan yang akrab disapa Awan menceritakan bagaimana komunitasnya berdiri, berkembang, dan mengadakan banyak kegiatan.
Cerita Tennis Manis diawali pada masa awal pandemi Covid-19 yang ketika itu Rhazhes dan Dhimas mencoba untuk melakukan aktivitas olahraga.
Awalnya, Rhazhes dan Dhimas mencoba bermain golf. Akan tetapi, golf sangat kompleks dan sulit sehingga membuat mereka akhirnya memilih mencoba tenis menjadi kegiatan selanjutnya. Tenis bukan olahraga baru bagi Rhazhes dan Dhimas, karena mereka sudah memiliki basic tennis saat ikut ekskul tenis di sekolah.
Rhazhes mengajak Dhimas untuk bermain tenis dan mencari lapangan di sekitaran Cinere dan juga Jakarta Selatan. “Kita pertama main di lapangan Blok G Cinere, dulu lapangannya kurang bagus, jadi bolanya ke mana-mana kalau main karena lapangannya ga rata” jelas Rhazhes kepada Ludus.id.
“Habis itu kita main di lapangan Bumi Pusaka Cinere (BPC), nah dari situ kita merasa, ‘eh kita bisa lho main tenis’. Setelah itu kita kepikiran untuk bikin club, tetapi karena pada saat itu jarang banget yang main tennis, akhirnya kita ajak aja temen temen untuk belajar main tennis dan terbentuk lah Tennis Manis” cerita Rhazhes.

Rhazhes Fabrizki (kiri) dan Renaldy Setiawan (kanan) di Lapangan Tenis Bona Indah, Jakarta Selatan.
Setidaknya sudah ada 9 sampai 10 anggota yang langsung bergabung dengan Tennis Manis dan mereka adalah teman-teman SD SMP Rhazhes dan Dhimas. Membernya juga berasal dari Cinere dan juga sekitaran Jakarta Selatan.
Rhazhes mengontak guru olahraganya sewaktu sekolah, bernama Pak Pratik. Tennis Manis pun langsung menggelar sesi latihan di lapangan tenis Pondok Cabe Golf.
Postingan story dan reels Tennis Manis ternyata mendapat atensi cukup banyak. Setidaknya dari postingan itu, ada 15 orang yang tertarik untuk ikut bermain dengan Tennis Manis. “Karena saat itu, olahraga yang aman cuman golf dan tenis. Bulutangkis dan futsal masih dilarang.”
Tennis Manis akhirnya berkembang. Rhazhes dan Awan pun menceritakan asal muasal nama komunitasnya. Nama Tennis Manis dianggap ringan dan merepresentasikan komunitas mereka yang bersenang-senang dengan tenis.
“Gue maunya nama yang ringan dan diterima banyak orang, jadi menggunakan nama Indonesia saja. Kita tidak mau menggunakan nama-nama yang berat karena kita nih, bukan atlet, bahkan kita banyak komedinya. Ya, nama Tennis Manis related dengan tenis,” ucap Rhazhes.
Menariknya, Tennis Manis bukan sekadar komunitas tenis. Setiap tahunnya mereka punya acara di luar tenis untuk antar member seperti gathering di luar lapangan tennis, charity event dan sebagainya. Kegiatan inilah yang menguatkan mereka sebagai komunitas. “Kita juga cari tempat dan kerjasama dengan coffee shop/space gitu. Tuker-tuker kado, ya pokoknya yang bikin suasana hangat.” tambah Awan.

Para member Tennis Manis berfoto bersama di lapangan tenis.
Member hingga Dua Generasi
Tennis Manis memiliki member yang cukup banyak dan aktif. Bahkan mereka punya beberapa grup member serta ada Grup Tennis Manis Generasi 2 dan grupnya pun hingga dipisah-pisah agar memudahkan koordinasi.
Tennis Manis sejauh ini memiliki total 300 member di grup WhatsApp, 800 di aplikasi Reclub dan 50-an yang aktif bermain di Tennis Manis. Meski begitu, banyak juga member yang datang tetapi tidak ikut bermain, hanya sekadar nongkrong atau membuat konten.
Saat ini member mereka juga ada yang bermain di klub lain di daerahnya. Ketersedian lapangan tenis yang mulai merata di Jakarta membuat member yang tadinya bergabung di Tennis Manis, kini memilih untuk bermain di klub dan lapangan yang ada di daerahnya. Bahkan dulu Tennis Manis pernah punya member dari Bogor dan Bekasi.
“Sekarang karena sudah banyak klub tenis di daerahnya mereka memilih main yang dekat tetapi sesekali kita ajak, mereka datang” ucap Rhazhes.
Banyak juga yang ingin bergabung dengan Tennis Manis. Rhazhes dan Awan tak mengeluarkan kriteria khusus kepada calon member dan terbuka dengan siapa saja yang ingin bergabung dengan Tennis Manis.
Member Tennis Manis hanya cukup membayar Admin Fee saat kehadiran mereka di lapangan dan ikut bermain. Komunitas ini memiliki dua tipe sesi, yakni sesi game dan latihan dengan pelatih.
Biaya per datang akan lebih mahal dengan pelatih ketimbang game internal. Besar biayanya juga tergantung dengan venue. Tennis Manis saat ini bermain di beberapa lapangan tenis di sekitaran Jakarta.

Para member Tennis Manis berfoto bersama di lapangan tenis
Biasanya kalau mereka bermain di lapangan outdoor, range biaya per datangnya adalah Rp50-90 ribu. Namun jika bermain di indoor, biayanya akan lebih dari outdoor karena semua biaya tergantung dari lapangan dan juga pelatih.
“Biasanya pemain bayar per datang tapi ada juga yang sebulan, asal kita bisa main dan bersenang-senang, sudah cukup sih sebenarnya,” kata Awan.
Menariknya, mereka punya nama tersendiri per sesi bermain. Mereka punya jadwal empat kali yang terbagi dari game session dan training session.
Senin pukul 19.00-22.00 WIB, mereka punya game session bernama Easy Monday yang bertempat di Apartemen Graha Cempaka Mas. Lalu Rabu dengan jam yang sama, ada Tennis After Hours di Bona Indah dan Tennis Tengah Minggu di Apartemen Graha Cempaka Mas.
Hari Kamis, Tennis Manis punya Kamis Manis. Untuk game session mereka ada di lapangan Bumi Pusaka Cinere pukul 18.00-20.00 WB dan traning session di Apartemen Permata Senayan pukul 19.00-21.00 WIB.
Akhir pekan, tepatnya Minggu, juga tak lepas dari jadwal Tennis Manis. Mereka punya Afternoon Delight di lapangan SLB Pertanian, Lebak Bulus dan On An Evening In Kemang di Tennis Club Kemang 25.

Dua member Tennis Manis dalam sebuat pertandingan tenis.
Turnamen dengan Konsep Unik
Tennis Manis tidak hanya sekadar game internal saja. Mereka juga cukup rutin membuat turnamen untuk saling mendekatkan member dan komunitas tenis lainnya.
Tennis Manis pada awal-awal berdiri pernah membuat turnamen bernama Hit the Sweet Spot. Mereka membuat ranking dalam pertandingan dengan sistem round robin dan baru diadakan dua kali.
Aktivitas lainnya adalah Manis Night yang diadakan di lapangan tenis SLB Pertanian. Acara dimulai dari pukul 17.00-24.00 WIB. Dua lapangan di SLB Pertanian dibooking oleh Tennis Manis dan mereka membuat aktivitas pertandingan dan juga gathering dengan masak masak, DJ dan karaoke.
Tennis Manis mengkonsep Manis Night dengan sangat fun. Satu lapangan untuk mini tournament dan satu lapangan lagi digunakan untuk masak-masak dan musik. Member bisa bermain dan juga bisa menikmati makanan sambil diiringi musik serta juga bisa menonton pertandingan.
“Acaranya santai, terus seru-seruan juga dan itu acara pertama kita yang konsepnya lucu-lucuan aja,” jelas Awan.
Setelah itu Tennis Manis bersama Vamos Academy menggelar Sip N’ Swing. Ini adalah turnamen pertama yang terbuka bagi komunitas tenis di Jakarta. Lagi-lagi Tennis Manis mengeluarkan konsep yang unik bagi Sip N’ Swing dengan menggelar turnamen di belakang kedai Toko Kopi Seduh, Pesanggrahan.
Penamaan Sip N’ Swing itu juga memiliki arti menikmati kopi sambil bermain tenis. Diadakan pada Agustus 2023, konsep unik ini juga berlanjut di kostum peserta. Layaknya merayakan 17 Agustus, pesertanya juga mengenakan outfit merah dan putih. Kreativitas pakaian peserta ditampilkan dalam turnamen ini.
Turnamen yang dilangsungkan dua hari itu diikuti 64 peserta dan juga mendatangkan sekitar 100 orang. Antusias komunitas tenis terhadap Sip N’ Swing memang tinggi. Selain konsep di luar pertandingan, Tennis Manis juga tidak kaku dengan pertandingan.
Mereka membuat turnamen dengan seru. Tennis Manis mendobrak pertandingan dengan tidak hanya pasangan putra melawan pasangan putra, tetapi pasangan putra melawan putri terjadi di Sip N’Swing.
“Kita rock and roll aja. Biasanya di tennis itu kan tidak ada komentator dan kalau lagi main itu biasanya semua diam. Nah, di sini gue bikin ada komentatornya dan tidak ada yang komplain, semua senang,” jelas Rhazhes.
Tidak sampai di Sip N’ Swing, Tennis Manis juga membuat turnamen Lover Cup dengan MCTennis pada awal 2023. Konsepnya lagi-lagi out of the box, yakni bertemakan Valentine.
Lover Cup juga plesetan dari seri tenis ATP, yakni Laver Cup yang merupakan turnamen antara tim Europe melawan tim Rest of the World.
Nah, Laver Cup ini dikonsepkan oleh Tennis Manis bersama dengan MC Tennis menjadi turnamen hari kasih sayang melalui nama Lover Cup. Pertandingan di Lover Cup ini diwajibkan pasangan.
“Pesertanya harus mix double, jadi harus cewek dan cowok, entah itu pasangan asli atau…kita tidak tahu. Hadiahnya juga lucu-lucuan, seperti voucher menginap, gitu. Jadi memang komunitas kita itu lebih ke lucu-lucuan dan kebanyakan gimmick,” jelas Awan.

Para member Tennis Manis berfoto bersama di Lapangan Tenis Bona Indah, Jakarta Selatan.
Punya Lapangan Sendiri dan Memperkenalkan Tenis
Rhazhes dan Awan sebagai petinggi Tennis Manis memiliki banyak harapan di 2024. Salah satunya adalah bisa punya lapangan sendiri.
“Punya lapangan sendiri. Bisa buat basecamp Tennis Manis, jadi kita main tidak perlu rebutan lagi dengan komunitas lain,” ungkap Rhazhes.
Selain itu, Rhazhes berharap Tennis Manis bisa berkembang lagi secara komunitas. Mereka sempat punya ‘cabang’ di Bandung, tetapi karena kesibukan member yang mengurusnya, Tennis Manis di Bandung masih belum seramai di Jakarta.
Senada dengan Rhazhes, Awan juga berharap Tennis Manis berkembang secara komunitas. Akan tetapi, Awan juga melihat secara luas bahwa olahraga tenis bisa lebih banyak dimainkan di Indonesia.
Banyak yang melihat main tenis itu mudah. Namun, ternyata tenis tidak semudah itu karena ada beberapa teknik yang harus dikuasai dalam pukulan.
Hal inilah yang membuat Awan berharap, tenis bisa bersanding dengan olahraga populer lainnya seperti sepak bola, bola basket, bulu tangkis, ataupun bola voli yang masuk dalam sekolah-sekolah.
Awan juga menepis anggapan bahwa tenis adalah olahraga mahal. Olahraga ini sama seperti yang lainnya dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Stigma mahal olahraga tenis datang dari turnamen tenis bergengsi, Wimbledon. Turnamen ini masuk dalam empat seri Grand Slam selain Australia Open, US Open, dan Roland Garros.
Wimbledon merupakan salah satu turnamen legendaris yang sudah diselenggarakan sejak 1877. Penggunaan warna putih dalam turnamen ini merupakan standar kalangan atas Inggris. Apalagi Wimbledon juga kerap disaksikan oleh anggota kerajaan dan bangsawan di Inggris.
Namun, Awan menjelaskan bahwa tenis bukanlah olahraga yang susah dinikmati oleh semua kalangan. Banyak hal-hal di kehidupan yang didapat dari tenis.
“Tenis itu mengajarkan banyak aspek-aspek dalam kehidupan, termasuk untuk bisa menahan emosi juga. Makanya kalau bisa tenis ini bisa dikenal masyarakat dan juga dikenalkan melalui sekolah-sekolah karena itu bisa menjadi hal yang bagus,” tukas Awan.