
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie tersingkir di babak grup Olimpiade Paris 2024, usai kalah dari Lakshya Sen dua gim langsung di Paris, Prancis, Rabu (31/8).
Cabang olahraga bulu tangkis Indonesia, khususnya tunggal putra, merana di Olimpiade Paris 2024. Dua pemain andalan Merah Putih, yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie harus tersingkir di fase grup. Alhasil, bulu tangkis Indonesia masih mencari penerus Taufik Hidayat, yaitu pebulu tangkis tunggal putra terakhir yang mampu meraih emas Olimpiade untuk Merah Putih.
Jonatan Christie dipastikan tersingkir lebih dulu setelah ditekuk Lakshya Sen dua gim langsung di laga terakhir grup L. Bermain di Porte La Chappele Arena, Paris, Rabu (31/8), Jonatan tidak tampil dalam performa terbaik.
Jonatan yang unggul 4-1 dalam lima pertemuan sebelumnya atas Sen, sempat memimpin 8-2 di gim pertama. Namun, dia gagal mempertahankan permainan apik dan akhirnya menyerah 18-21.
Pada gim kedua, Jonatan Christie dibuat mati kutu oleh wakil India tersebut. Pebulu tangkis yang karib disapa Jojo itu kerap melakukan kesalahan sendiri dan akhirnya kalah 12-21. Hasilnya, Jojo yang finis di urutan kedua di klasemen akhir grup L harus terhenti karena hanya juara grup yang berhak ke babak 16 besar.
“Awal saya cukup baik di pertandingan tadi tapi setelah itu beberapa poin kurang sabar lalu dia berhasil menyamakan kedudukan,” ujar Jonatan dikutip dari rilis media PBSI.

Jonatan Christie berbincang dengan pelatihnya di sela pertandingan di Olimpiade Paris 2024.
Jojo mengaku banyak melakukan kesalahan jelang gim pertama rampung. Itu menyebabkan sang lawan jadi lebih percaya diri di gim kedua.
“Saya sudah coba untuk berani lebih menekan tapi beberapa kali pukulan saya melebar. Rasanya masih campur aduk, saya belum bisa mengungkapkannya,” tutur pebulu tangkis berusia 26 tahun itu.
Jonatan wajar merasa kecewa harus angkat koper cepat karena harapan pencinta bulu tangkis Indonesia kepada dirinya begitu tinggi. Apalagi dia datang ke Prancis dengan titel juara All England 2024.

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting juga tersingkir di babak grup Olimpiade Paris 2024, usai ditekuk Toma Junior Popov, Rabu (31/8).
Asa publik tanah air pun beralih kepada Anthony Sinisuka Ginting yang melawan Toma Junior Popov di partai terakhir Grup H pada Rabu (31/8) malam. Ini pertemuan kedua bagi Ginting dengan Popov. Ginting terakhir kali menang dalam tiga gim 11-21, 21-17, 21-19 atas Popov di French Open 2023.
Namun, pada duel kali ini, Popov yang merupakan wakil tuan rumah, tampil lebih baik daripada Ginting. Berkat dukungan penuh dari publik Prancis yang memadati Porte de la Chapelle Arena, Toma Junior Popov sukses meredam Anthony Sinisuka Ginting 21-19, 17-21, 21-15.
“Pengaruh penonton mungkin benar-benar membuat semangat dia lebih lagi. Sebenarnya saya juga punya semangat dan motivasi yang sama tapi ada sepersekian persen perbedaan yang bisa mempengaruhi hasil di lapangan,” ucap Anthony Sinisuka Ginting.
Usai tersingkir dari Olimpiade Paris 2024, misi Anthony Sinisuka Ginting untuk memperbaiki prestasinya dari perunggu ke emas dipastikan batal terwujud.
Masih menanti penerus Taufik Hidayat
Kegagalan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting menambah lama penantian Indonesia untuk meraih medali emas tunggal putra bulu tangkis di ajang Olimpiade. Pebulu tangkis tunggal putra yang terakhir kali mampu merebut emas olimpiade adalah Taufik Hidayat pada edisi 2004 di Athena, Yunani.
Kala itu, Taufik Hidayat berstatus nonunggulan ketimbang trio China, yaitu Bao Chun Lai, Chen Hong, dan Lin Dan. Karena status itulah, Taufik Hidayat merasa tidak terbebani.
Taufik Hidayat bermain apik dari babak grup. Di semifinal, dia juga mengalahan Boonsak Ponsana 15-9, 15-2.
Di final, Taufik Hidayat berhadapan dengan Shon Sheung-mo yang mengalahkan Sony Dwi Kuncoro. Melawan wakil Korea Selatan itu, Taufik sempat tertinggal 0-6, tetapi bisa bangkit dan merebut gim pertama 15-8.
Taufik Hidayat sempat gugup karena jadi tumpuan Indonesia untuk mempertahankan tradisi emas olimpiade. Beruntung, Taufik Hidayat mampu menemukan momentum untuk membalikkan keadaan dan kembali menang dengan skor 15-7.
Begitu menang, Taufik Hidayat meluapkan emosinya. Dia memeluk sang pelatih, Mulyo Handoyo, seraya menangis.
“Kemenangan ini untuk Indonesia,” tegas Taufik Hidayat.
Momen haru di Goudy Olympic Hall, saat Taufik Hidayat dikalungkan medali emas olimpiade, tentu sangat ingin diulang pebulu tangkis tunggal putra dan para pencinta bulu tangkis di tanah air. Namun, publik masih harus bersabar untuk menanti siapa yang mampu menjadi penerus prestasi
Taufik Hidayat di arena olimpiade.