Gregoria Mariska Tunjung Sudahi Puasa Medali Tunggal Putri di Olimpiade

Kredit foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, saat menghadapi wakil Korea Selatan, An Se Young, di babak semifinal cabor bulutangkis Olimpiade Paris 2024. Gregoria harus menyerah dari An Se Young lewat duel rubber game, 21-11, 13-21, dan 16-21.

Kontingen Indonesia akhirnya mendapatkan medali pertamanya di ajang Olimpiade Paris 2024. Medali perunggu hadir dari cabang olahraga bulu tangkis sektor tunggal putri yang dipersembahkan Gregoria Mariska Tunjung.

Ya, wanita kelahiran Jawa Tengah, 11 Agustus 1999, itu mendapat limpahan medali perunggu lantaran di semifinal lainnya, Carolina Marin asal Spanyol terpaksa mundur saat menghadapi He Bing Jiao (Cina) akibat diterpa cedera lutut. Gregoria pun dipastikan menyabet medali perunggu Olimpiade Paris 2024.

Kepastian bahwa Gregoria berhak membawa pulang medali telah diumumkan langsung Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) melalui rilis resminya. Lewat pernyataannya, BWF menyebut tak akan ada pertandingan perebutan medali perunggu karena langsung diserahkan kepada Gregoria.

“Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 dan tiga kali juara dunia Carolina Marin asal Spanyol telah mundur dari pertandingan bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024 karena mengalami cedera lutut kanan. Pemeriksaan medis lebih lanjut akan dilakukan,” tulis pernyataan resmi BWF.

“BWF dapat mengonfirmasi bahwa pertandingan perebutan medali perunggu di nomor tunggal putri yang sedianya akan dilangsungkan pada Senin 5 Agustus tak akan dilakukan. Medali perunggu akan diberikan kepada Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia,” lanjut pernyataan tersebut.

Sejatinya, wanita yang akrab disapa Jorji itu baru saja mengalami kekalahan dari wakil Korea Selatan, An Se Young, di laga semifinal yang dilangsungkan di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Minggu (4/8), yang membuat dia harus mengubur mimpi untuk menapaki partai puncak Olimpiade Paris 2024. Dia tumbang lewat duel rubber game 21-11, 13-21, dan 16-21.

Kredit foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Gregoria Mariska Tunjung terhenti di semifinal tunggal putri Olimpiade Paris 2024. Meski demikian, Gregoria berhak atas medali perunggu setelah Carolina Marin mundur akibat cedera.

Kekalahan ini membuat Gregoria Mariska Tunjung bakal bertarung untuk memperebutkan medali perunggu melawan siapa pun yang kalah dari pertandingan antara Carolina Marin kontra He Bing Jiao.

Namun, di tengah gim kedua saat posisi unggul 10-8, Marin mengalami cedera lutut yang memaksa dirinya untuk menyudahi duel lebih cepat dengan He Bing Jiao. Atas situasi tersebut, pebulu tangkis asal Spanyol itu juga tak bisa melanjutkan kiprahnya di Olimpiade Paris 2024 sehingga medali perunggu secara otomatis diserahkan kepada Jorji.

Hasil ini tentu merupakan kabar baik bagi tunggal putri Indonesia yang mampu memutus puasa medali di Olimpiade setelah 16 tahun. Terakhir kali tunggal putri menyabet medali terjadi pada Olimpiade Beijing 2008. Kala itu, Maria Kristin Yulianti juga membawa pulang medali perunggu usai menekuk wakil China, Lu Lan.

Hanya saja, bila menilik pencapaian tim bulu tangkis secara keseluruhan, Indonesia telah gagal meneruskan tradisi emas di Olimpiade. Sejak bulu tangkis dipertandingkan secara resmi di Olimpiade, ini jadi kedua kalinya kontingen Merah Putih tak mampu mempersembahkan medali emas selain di Olimpiade London 2012.

Bersyukur Bawa Pulang Medali 

Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa di Olimpiade Paris 2024 jelas menjadi hal yang tak mudah bagi Gregoria Mariska Tunjung. Bagaimana tidak, dia harus memikul beban berat sendirian untuk bisa menjaga marwah negara di multievent tertinggi ini.

Beruntung, Gregoria Mariska Tunjung memiliki semangat juang yang kuat dan tak mudah padam. Ketika dipastikan kalah dari An Se Young, Jorji sempat menyatakan bakal berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan medali perunggu.

“Saya tak boleh menyesali kekalahan ini dan akan dijadikan pelajaran. Mau lawan He Bing Jiao maupun Marin, dua-duanya kidal, dua-duanya bagus, itu adalah tantangan sendiri buat saya. Saya mau memikirkan bagaimana persiapan untuk besok, saya akan berusaha sekeras mungkin untuk dapat medali,” tutur Jorji dalam keterangan pers yang diberikan NOC Indonesia, Minggu (4/8/).

Kredit foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Raihan medali perunggu Gregoria Mariska Tunjung sudahi penantian medali tunggal putri sejak Olimpiade 2008.

Bagai diberkahi oleh Tuhan, medali perunggu benar-benar didapatkan oleh Jorji bahkan tanpa harus memeras keringat lantaran cederanya Carolina Marin.

Perasaan senang campur sedih pun dirasakan oleh Jorji. Dia mengaku sebenarnya tak ingin mendapatkan medali dengan cara seperti ini, namun tetap bersyukur dengan apa yang telah dia raih.

“Pastinya ini bukan cara mendapatkan medali yang saya mau, sedih juga melihat Marin dalam kondisi seperti itu, mengalami cedera lagi. Saya tahu semua atlet mempersiapkan Olimpiade dengan sangat serius dan kerja keras jadi pastinya bukan hal yang mudah untuknya menghadapi ini,” kata wanita 24 tahun dalam keterangan pers PBSI.

“Saya bersyukur bisa mendapat medali perunggu tapi saya tidak harus merasa terlalu bahagia atau bagaimana karena sebagai atlet, saya tahu perjuangan kami semua sangatlah sulit apalagi menghadapi sebuah cedera,” tambahnya.

Kredit foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Gregoria Mariska Tunjung raih medali perunggu tapi sedih karena mendapatkan itu setelah Carolina Marin mengalami cedera.

Jorji pun berharap pencapaiannya ini bisa tertular ke atlet-atlet Indonesia lain agar bisa meraih prestasi untuk kontingen Merah Putih. “Semoga medali ini bisa memacu teman-teman yang lain untuk bisa bertanding dengan sehat, maksimal dan bisa menang,” ucap Jorji.

“Saya bantu doa supaya bisa mendapatkan medali untuk Indonesia,” tutur dia.

Rasa syukur juga diutarakan oleh pelatih tunggal putri, Herli Djaenudin, yang menemani Jorji di Paris.

“Tentunya puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ya, atas kehendaknya atas ridhonya juga, setelah sekian lama kita tidak dapat medali di tunggal putri sekarang. Alhamdulillah Jorji bisa dapat perunggu,” kata Herli.

“Target saya memang medali, kita tidak berpikir apa, yang penting medali dulu, karena lihat dari ranking di atas dia masih banyak. Ini jadi ajang pembuktian Jorji,” jelas Herli.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.