
Berolahraga adalah salah satu kebutuhan manusia demi hidup sehat, namun sering kali ada rasa malas yang membuat kita enggan beranjak dari tempat tidur atau melepas tangan dari gawai. Simak tips atlet-atlet Olimpiade hadapi rasa malas berikut ini.
Menjaga kesehatan dengan berolahraga sering kali berhadapan dengan rasa segan yang datang dari diri sendiri. Tak jarang niat atau rencana dari jauh-jauh hari untuk sekadar jalan, joging, atau melakukan push up pada pagi hari malah tidak terlaksana gara-gara malas gerak atau “mager”.
Atlet-atlet kelas atas yang mengharumkan nama negaranya masing-masing dalam Olimpiade bukan manusia sempurna. Ada rasa malas yang hinggap atau kadang merasa letih secara jiwa dan raga.
Kemauan kuat untuk mengalahkan rasa segan, kecapekan, dan kebiasaan jelek menjadi nilai positif dari atlet-atlet papan atas dunia bisa ditiru pula oleh “orang-orang normal”.

1. Makan dan minum enak
Peselancar putri Sarah Baum menjelaskan hidup sebagai atlet sama seperti profesi lain, selalu ada tantangan dan hambatan. Tak jarang kendala malah muncul dari dalam diri sendiri.
Atlet asal Afrika Selatan itu punya cara menyemangati diri dengan self reward berupa keleluasaan dalam pola makan jika ia melakukan latihan atau kegiatan yang dianggap berat.
“Kalau sedang malas, Anda bisa memberi insentif pada diri Anda dan kemudian melakukan latihan. Anda bisa jalan, lari, kegiatan meregangkan tubuh, atau lainnya. Kalau Anda penikmat kopi, silakan minum kopi setelah itu. Atau minum jus juga bisa jadi pilihan,” ucapnya.
“Jangan lupa banyak minum air. Pastikan Anda makan dengan benar dengan pilihan komposisi yang baik dan jangan kebanyakan alkohol. Kalau Anda peminum alkohol, jangan banyak-banyak mengonsumsinya, sedikit saja,” tutur Baum dilansir dari Olympics.com.
2. Rekreasi
Jalan-jalan atau yang kini kerap diasosiasikan dengan healing juga menjadi resep hidup sehat bagi atlet taekwondo asal Maroko, Nada Laaraj.
Rekreasi yang dilakukan atlet 23 tahun ini digunakan sebagai bayaran atas jerih payah berlatih. Semisal ia berlatih tiga hari beruntun dengan durasi panjang, Laaraj kemudian beristirahat dengan berpelesir ke pantai.

Aktivitas luar ruang juga menjadi pilihan yang menyegarkan mata dan pikiran.
3. Ganti pakaian
Cara unik dari jago sepeda BMX asal Australia, Logan Martin juga bisa saja diterapkan. Jika sedang malas, Anda bisa memancing rasa ingin bergerak dengan mengenakan pakaian olahraga.
“Saran terbaik yang bisa saya berikan buat orang yang malas bergerak seperti berjalan atau semacanya adalah dengan berpakaian seperti hendak sedang berolahraga,” ujar Martin.
“Pakai pakaian olahraga, ganti pakaian seperti Anda mau ke gym, dan itu selalu memberi saya motivasi dan kemudian mulai berolahraga,” sambungnya.
4. Berpikir positif
Juara tenis tunggal putri Olimpiade 2016, Monica Puig yang sekarang hobi maraton, mengusir pikiran-pikiran negatif yang muncul di kepalanya dan menggantinya dengan pandangan positif.
Dia mengaku “setan” malas dalam dirnya sering timbul, namun dengan kesadaran penuh hal itu langsung dicegah wanita asal Puerto Rico.
“Sering ketika saya sedang maraton ada pikiran, ‘Saya tidak mau ada di sini. Kenapa saya lakukan ini?’ Dari situ saya mengganti fokus ke kata-kata seperti, ‘Saya harus ada di sini dan harus melakukan ini’.”
“Banyak orang bercita-cita dan ingin berada di posisi saya sekarang dan saya sekarang sedang melakukannya. Jadi, saya harus mengubah pola pikir saya menjadi lebih positif,” terang Puig.

Mengubah cara pandang dengan berpikir positif bisa membuat rasa malas berolahraga hilang.
Cara lain dalam berpikir positif ala atlet Olimpiade dalam mengusir rasa malas adalah memandang manfaat dari kegiatan yang dilakukan seperti yang dilakukan atlet kano Prancis, Maxime Beaumont.
Ada kalanya peraih perak Olimpiade 2016 itu berlatih saat cuaca dingin dan berangin. Menghadapi kondisi seperti itu, banyak orang memilih untuk berada di dalam rumah. Bagaimana dengan Beaumont?
“Saya selalu mencoba mencari sisi positifnya. Oke cuacanya tidak bagus, tetapi itu bisa membuat saya mendapatkan sesuatu. Misalnya, kalau ada angin dan ombak karena itu terjadi pada musim dingin, itu bisa melatih saya menghadapi kondisi sulit,” bebernya.
“Kita melakukan olahraga luar ruang dan pada Agustus sangat mungkin terjadi angin dan ombak, dan ini akan membantu saya pada saat mengahdapi situasi sulit dalam kompetisi,” tegas Beaumont.
5. Pilih olahraga yang disuka
Jika suasana hati riang, segalanya akan terasa enteng. Karena itu, para Olimpian menyarankan agar memilih olahraga yang disenangi sehingga tak perlu memaksa diri begitu keras.
Atlet selancar Alexandra Kolla menyarankan aktivitas yang menyenangkan bisa memanipulasi otak seperti tidak sedang melakukan kegiatan olahraga.
“Mungkin beberapa olahraga yang terasa menyenangkan bisa jadi jalan keluar. Mendaki, berselancar, memanjat, lari, paragliding, atau kegiatan luar ruang. Banyak orang menyukai itu dan mereka tidak melihatnya sebagai aktivitas olahraga,” papar Kolla.

Berolahraga bersama teman bisa memunculkan efek senang sehingga dapat menyingkirkan rasa malas.
Saran serupa disuarakan atlet basket 3×3 Jerman, Svenja Brunckhorst yang menambahkan soal keberadaan teman dalam berolahraga.
“Olahraga terbaik adalah merasa bersenang-senang, dikelilingi orang-orang yang Anda cinta dan Anda suka. Bola basket adalah olahraga yang bagus dan bisa dicoba. Anda hanya perlu bermain di luar, bermain bola, dan saya pikir itu keren,” tukasnya.
Sobat Ludus, masih scrolling handphone? Yuk, olahraga dulu sebentar!