
Winger Persija Jakarta, Riko Simanjuntak dibayang-bayangi Nick Kuipers saat laga bertajuk El Clasico Indonesia di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (23/9).
Laga bertajuk El Clasico Indonesia yang mempertemukan Persib Bandung kontra Persija Jakarta pada lanjutan Liga 1 2024-2025 menghadirkan sajian istimewa. Berbagai macam dinamika dan situasi tersaji pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Senin (23/9). Lebih jauh, laga ini dapat dipecah menjadi tiga babak.
Persib mendulang tiga poin di hadapan Bobotoh usai menang dua gol tanpa balas atas sang rival bebuyutan, Persija. Dwigol Maung Bandung dicetak Dimas Drajad pada menit ke-38 dan Ryan Kurnia pada menit ke-82.
Namun, laga ini lebih dari sekadar skor akhir dan siapa yang mencetak gol. Pertandingan Persib kontra Persija menampilkan atraksi taktik menarik antara kedua kesebelasan. Belum lagi, laga ini turut dilengkapi dengan betapa tegasnya kepemimpinan wasit di lapangan.
Wasit asal Malaysia, Muhammad Nazmi ditugaskan untuk memandu jalannya pertandingan. Pada laga klasik ini, Nazmi total mengeluarkan delapan kartu kuning, plus kartu kuning pertama Firza Andika, dan dua buah kartu merah untuk masing-masing tim.
Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak turut memberikan apresiasi khusus terhadap kepemimpinan wasit berusia 34 tahun tersebut. Dia pun tak mempermasalahkan kartu merah yang diterima Marc Klok di menit ke-62.
“Sejauh yang saya tahu, dia (Nazmi) adalah salah satu wasit terbaik yang dimiliki Malaysia, dan kita bisa lihat bagaimana kepemimpinannya di laga yang sangat klasik,” ujar Hodak pada konferensi pers usai laga.
“Dia tegas dan bisa memimpin dengan baik. Saya melihat dia sangat berwibawa. Mengenai Marc Klok, saya belum melihat secara jelas. Kalau memang benar (layak), tentunya dia pantas mendapat kartu merah,” sambung Hodak.
Babak Awal
Kembali ke alur pertandingan, untuk mengulas lebih jauh, laga ini bisa dibagi ke dalam tiga babak. Babak yang dimaksud tentunya bukan dua kali 45 menit secara aturan teknis sepak bola.
Tiga babak tersebut ditentukan berdasarkan kondisi jumlah pemain di lapangan. Dalam tiga babak tersebut, kedua pelatih dituntut mengeluarkan segenap pustaka taktik dan bermain adaptif.
Babak awal yakni jalannya pertandingan sebelum kartu merah Firza. Dari menit pertama sampai menit ke-28, kedua tim masih memainkan laga 11 melawan 11. Hodak memasang formasi 4-2-3-1, sedangkan Carlos Pena, pelatih Persija menerapkan 3-4-3.
Persija cenderung mengisolasi jalur distribusi bola Persib di lini tengah. Untuk mengakalinya, Hodak menugaskan Dedi Kusnandar dan Marc Klok turun ke bawah untuk membantu fase build-up. Sementara bek sayap di kedua sisi, Edo Febriansyah dan Kakang Rudianto overlap sembari menjaga kelebaran.

Situasi babak awal pertandingan. Dedi Kusnandar dan Marc Klok turun untuk terlibat fase build-up dari bawah (atas). Persija Jakarta menyerang mengandalkan situasi menang jumlah di sisi sayap melalui trio Witan Sulaeman, Ryo Matsumura dan Riko Simanjuntak.
Sementara Persija, dengan pola 3-2-5, memilih pendekatan umpan langsung ke kedua sisi sayap dengan memanfaatkan kecepatan Riko Simanjuntak dan Firza Andika. Ketika berhasil memasuki area pertahanan Persib, Pena menggunakan ciri khasnya, yakni membuat situasi menang jumlah pemain di sisi sayap dan melakukan sirkulasi umpan-umpan pendek.
Ryo Matsumura yang sejatinya berposisi sayap kiri ditugaskan berpindah ke sisi kanan untuk membantu sirkulasi bola bersama Riko dan Witan Sulaeman. Untuk babak awal, kedua tim masih sama kuat. Persib dan Persija saling berjual beli serangan.
Babak Tengah
Kemudian alur permainan berubah ketika Persija kalah jumlah pemain. Kartu kuning kedua Firza membuat situasi tidak memungkinkan bagi Persija untuk melakukan sirkulasi bola pendek.
Situasi kalah jumlah pemain juga mendorong Pena menarik keluar Matsumura dan menurunkan pemain defensif, Ilham Rio Fahmi. Alhasil, Persija bermain pasif dengan skema 3-5-1 sembari menunggu momen transisi.
“Saya pikir awal permainan sangat bagus, rencananya bekerja. Namun tentu saja kartu merah menjadi momen penting di laga ini. Bisa saja kami menahan skor 0-0 hingga paruh babak,” ujar Pena selepas pertandingan.

Babak tengah laga dimana 11 pemain Persib Bandung menghadapi 10 pemain Persija Jakarta. Macan Kemayoran beralih ke pola 5-3-1, nampak Marc Klok naik ke lini kedua.
Di sisa paruh pertama, Persib pun lebih superior mendominasi jalannya laga. Namun pada paruh kedua, Pena mengubah skema kembali menjadi 4-1-3-1 atau 4-2-3 untuk menambah keseimbangan. Sementara ketika berhasil merebut bola, skema berubah kembali menjadi 3-2-4.
Dalam kondisi tertinggal satu gol, Persija pun tetap mampu mengalirkan bola hingga ke area pertahanan Persib. Bahkan, Muhammad Ferarri yang merupakan bek tengah sampai ikut membawa bola ke area Persib. Pena memilih pendekatan berisiko agar setidaknya bisa membawa pulang poin ke Jakarta.
Babak akhir
Alur pertandingan kembali berubah ketika Klok ikut dikenai kartu merah menyusul Firza. Pena tidak banyak mengubah pola, namun sirkulasi bola Persija menjadi lebih lancar. Skuad Macan Kemayoran pun kian percaya diri.
Namun, Pena lagi-lagi harus memutar otak usai Witan mengalami cedera engkel pada menit ke-68. Maciej Gajos kemudian naik mengisi pos yang ditinggalkan Witan, Gustavo Almeida digeser ke kiri, sedangkan Simic yang masuk menggantikan Witan ditempatkan di pos penyerang tengah.

Situasi babak akhir laga. Maciej Gajos naik ke sisi sayap kanan menggantikan Witan Sulaeman, Marko Simic di penyerang tengah, dan Gustavo Almeida digeser ke kiri.
Pergantian pemain Hodak pun menjadi pembeda pada babak ketiga pertandingan. Jumlah pemain di lapangan kembali sama. Hodak menarik keluar Dimas dan memasukkan Ryan Kurnia yang juga memiliki kecepatan. Manuver kilat dan penyelesaian klinis jebolan Tira Persikabo 1973 itu pun membunuh laga.
Persija enggan menyerah memberi perlawanan. Hingga menit perpanjangan waktu, Macan Kemayoran masih sempat membuat peluang berbahaya lewat Hanif Sjahbandi. Namun, kiper Persib, Kevin Ray Mendoza tampil gemilang dengan penyelamatan-penyelamatan heroik.
“Di babak kedua, kami bermain lebih bagus. Kemudian ada kartu merah lagi sehingga permainan kembali 10 melawan 10. Tapi, kami tidak bisa membuat cukup peluang untuk mencetak gol. Banyak hal yang harus dikembangkan, banyak hal yang harus dianalisa dari laga ini,” tutur Pena.

Pelatih Persija Jakarta, Carlos Pena memberi keterangan kepada awak media pada konferensi pers.
Pena juga tak segan melontarkan pujian terhadap kepiawaian Hodak dalam bermain adaptif. Eks pelatih Ratchaburi FC ini menilai Persib amat layak mendulang poin penuh.
“Persib tidak mengejutkan saya. Mereka memang tim bagus, mereka lebih baik dari kami dalam hal mengelola beberapa situasi yang terjadi saat pertandingan. Saat mereka bermain, mereka terus mendorong (serangan),” ujar Pena.
“Mereka bertahan dengan bagus, mengandalkan transisi. Mereka layak (menang) dan saya harus mengucapkan selamat kepada mereka,” pungkasnya.