Barcelona Gelar Sirkus Jebakan Offside, Real Madrid Jadi Badutnya

Robert Lewandowski dan kolega merayakan kemenangan manis 4-0 di kandang sang rival bebuyutan, Real Madrid, Santiago Bernabeau, Madrid, Minggu (27/10). (Miguel Ruiz/Barcelona)

Santiago Bernabeau berubah menjadi pertunjukan sirkus mengerikan bagi suporter Real Madrid pada pekan 11 Liga Spanyol 2024-2025. Bermain di hadapan publik sendiri pada Minggu (27/10) dini hari WIB, Los Blancos menjelma badut lantaran ketidakmampuan mereka mengatasi taktik sang rival, Barcelona.

Terutama bagi Kylian Mbappe. Bintang Prancis ini boleh dibilang sebagai pemain yang paling menanggung malu pada kekalahan menyakitkan empat gol tanpa balas dalam debut di El Clasico.

Baca juga:

Tarian Duo Samba di El Clasico

Betapa tidak, pada menit ke-29 Mbappe sudah berselebrasi dengan sedemikian tengilnya. Namun, gol yang dia cetak malah dianulir lantaran dirinya dinyatakan sudah berada di posisi offside.

Tak hanya sekali, Mbappe terjebak offside sebanyak delapan kali. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sepanjang karier eks pemain Paris Saint Germain (PSG) itu. Secara keseluruhan, Real Madrid terjebak perangkap offside sebanyak 12 kali.

Kylian Mbappe delapan kali terjebak perangkap offside di laga El Clasico perdananya. terbanyak sepanjang kariernya. (Antonio Villalba/Real Madrid)

Real Madrid tampil tak seperti biasanya. Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti tampak tidak tahu bagaimana mengatasi garis pertahanan tinggi dan jebakan offside Barcelona.

Padahal, biasanya pelatih kawakan ini selalu memiliki solusi atas segala permasalahan yang dihadapi tim asuhannya. Ancelotti berkilah timnya sempat berhasil mengakali jebakan offside Barcelona. Hanya saja, eksekusi peluang Madrid jauh dari klinis.

“Barça telah memaksa 65 offside sejauh ini di Liga Spanyol dan kami terjebak 12 kali. Kami tahu itu, tetapi kami juga memiliki empat peluang satu lawan satu dengan kiper. Sayangnya, kami tidak mencetak gol,” keluh Ancelotti dilansir laman resmi Real Madrid.

Kebingungan di garis pressing El Real

Don Carlo juga seolah belum menganalisis permainan Barcelona saat menghajar Bayern Muenchen dengan skor telak 4-1 di Liga Champions 2024-2025 pada Kamis (24/10). Pada laga sebelumnya, pressing tinggi benar-benar tidak mempan bagi Barcelona. Pedri dan kolega selalu mampu lolos dari pressing tinggi lawan.

Alih-alih tertekan, Barcelona justru memanfaatkan pressing tinggi lawan sebagai senjata untuk mengekspos ruang dan melancarkan umpan progresi. Alih-alih belajar, Ancelotti justru mengulangi kesalahan yang dilakukan arsitek Bayern, Vincent Kompany.

Pelatih asal Italia ini malah memberikan instruksi yang sama seperti saat mereka menumbangkan Borussia Dortmund di Liga Champions tengah pekan lalu, yakni pressing tinggi. Alhasil, para pemainnnya kebingungan antara harus langsung menekan atau tetap pada posisi.

“Pada babak pertama, kami mengikuti pendekatan yang kami mainkan saat melawan Dortmund. Kami mencoba menekan dengan tinggi. Idenya adalah untuk menekan lebih keras dan kami melakukannya selama 60 menit,” ujar Ancelotti dilansir laman resmi klub.

Robert Lewandowski mengekspos ruang di garis pertahanan Real Madrid. Garis pressing Los Blancos kebingungan antara harus menekan Marc Casado atau tetap pada posisi. (Ilustrasi Ludus.id).

Real Madrid menggunakan struktur bertahan dengan pola 4-4-2. Pada proses gol pertama yang tercipta di menit ke-54, Robert Lewandowski mengekspos ruang di garis pertahanan Real Madrid. Kebingungan di barisan pressing Real Madrid membuat Marc Casado tanpa ragu mengirim umpan terobosan ciamik ke Lewandowski.

Pada menit ke-65, giliran Raphinha Dias yang kembali menjadikan ruang Real Madrid sebagai taman bermainnya. Mantan pemain Leeds United ini bermanuver dari kiri dan mengirim umpan ke tengah. Bola disontek Lewandowski tetapi masih membentur tiang.

Selain jebakan offside dan eksploitasi ruang, Barcelona juga kembali menunjukkan strategi lain yang juga sama persis seperti di laga-laga sebelumnya, yakni bola atas. Gol kedua Lewandowski, yaitu sundulan pada menit ke-56, tercipta lewat umpan silang udara Alejandro Balde.

“Kuncinya adalah di babak kedua kami mengontrol bola dengan lebih baik dan fokus bertahan dengan baik.”

Sama pula halnya dengan gol Lamine Yamal pada menit ke-76 dan Raphinha delapan menit berselang. Keduanya tercipta lewat umpan panjang via udara. Sebelum Yamal melepaskan tembakan keras di sisi kanan, Raphinha menerima bola panjang dari sang penjaga gawang, Inaki Pena.

Adapun pada gol penutup, Raphinha nyaman menerima distribusi bola nan akurat dari Inigo Martinez. Dia pun menundukkan kiper Andriy Lunin dengan sebuah cungkilan pelan. Tak hanya pada proses yang berbuah gol, Barcelona memang menciptakan banyak peluang berbahaya melalui skema ini.

Taktik ini jelas amat menguntungkan sebab para pemain depan Barcelona, terutama Yamal dan Raphinha dibekali kecepatan yang dipertajam pula dengan timing menjemput bola. Tentu menarik dinantikan tim mana yang mampu menjadi antitesis atas taktik racikan Hansi Flick.

Barca bukan tanpa cela

Permainan Barcelona nyaris sempurna. Jarak antarlini Blaugrana sangat dekat, sehingga memudahkan mereka untuk mengalirkan bola dari kaki ke kaki. Ketika fase bertahan, garis pertahanan tinggi dan jebakan offside Barcelona hampir mustahil diatasi.

“Kuncinya adalah di babak kedua kami mengontrol bola dengan lebih baik dan fokus bertahan dengan baik. Semua mengikuti instruksi permainan dan kami mengontrol bola dengan baik,” tutur Flick dipetik Mundo Deportivo.

Carlo Ancelotti harus mengakui ketajaman taktik racikan Hansi Flick. (Miguel Ruiz/Barcelona).

Barcelona hanya memiliki satu permasalahan minor pada eksekusi peluang. Penyelesaian akhir Barcelona tak selalu klinis. Terutama Lewandowski, bomber Polandia ini bisa saja mencetak empat gol pada laga ini.

Tercatat dua peluang terbuka Lewy, sapaan akrab Lewandowski, terbuang. Satu di antaranya membentur tiang, sedangkan satu tembakannya melayang ke tribune. Permasalahan ini diakui oleh Flick pada konferensi pers usai pertandingan.

“Kami masih banyak melatih lini depan kami, dan ini tentang bagaimana melakukannya dengan sangat baik, karena mereka adalah pemain yang sangat bagus,” ucap Flick menambahkan.

Namun demikian, tak ada alasan bagi Barcelona untuk tidak berpesta. Mereka baru saja mematahkan rekor 42 laga tak terkalahkan Real Madrid di Liga Spanyol. Terakhir kali El Real menderita kekalahan yakni pada 24 September 2023, tepatnya ditumbangkan rival sekota, Atletico Madrid dengan skor 1-3.

Lamine Yamal memecahkan rekor legenda Barcelona, Alfonso Navarro sebagai pencetak gol termuda di laga El Clasico. (Miguel Ruiz/Barcelona)

Terkhusus bagi Yamal, bintang muda ini baru saja mencatatkan diri sebagai pemain termuda yang mencetak gol di laga El Clasico. Wonderkid Spanyol berdarah Maroko ini membobol gawang Real Madrid di usia yang baru menginjak 17 tahun, 105 hari, memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang legenda klub era tahun 50an, Alfonso Navarro (17 tahun 356 hari).

Para punggawa Barcelona bersorak di ruang ganti dan pulang dengan riang gembira. Flick pun memberi hari libur tambahan sebagai hadiah kepada anak asuhnya.

“Semua orang memberikan 100 persen. Mereka merayakannya di ruang ganti dan itu bagus. Sekarang ada lebih banyak kepercayaan diri dibandingkan sebelumnya. Kami harus membangun atmosfer di mana para pemain bisa menunjukkan kualitasnya,” jelas eks pelatih Bayern Muenchen dan timnas Jerman ini.

“Suasana di klub dan di tim sangat bagus. Kami bisa merayakan kemenangan ini, saya beri mereka libur dua hari setelah pemulihan besok. Silahkan rayakan, tapi tetaplah fokus pada pertandingan berikutnya melawan Espanyol,” tegas Flick. (Ilham Sigit Pratama)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.