Deretan Pelatih yang Kena ‘Jinx’ Shin Tae Yong

Timnas Indonesia berpose sebelum pertandingan di SUGBK. (Ardi Rizal Meliala/Ludus.id)

Perjalanan Shin Tae Yong bersama Timnas Indonesia tidaklah sebentar. Sejak 2019, pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu sudah membesut Skuad Garuda.

Beragam peristiwa dan momen diukir oleh Shin Tae Yong di Timnas Indonesia. Ada suka dan duka.

Uniknya, keberadaan Shin Tae Yong tak jarang menjadi petaka bagi pelatih lawan. Shin Tae Yong seakan menjadi jinx alias nasib sial bagi pelatih lain. Beberapa pelatih sudah merasakan sakit dikalahkan eks pelatih Korea Selatan itu.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong memandang ke lapangan sebelum pertandingan. (Ardi Rizal Meliala/Ludus.id)

Tercatat ada delapan pelatih yang menjadi korban Shin Tae Yong sejak membesut Timnas Indonesia. Entah itu karena dipecat atau tidak tahan dengan tekanan dari federasi dan mundur dari jabatannya.

Siapa saja mereka?

1. Damien Hertog

Damien Hertog merupakan pelatih Arab Saudi U-19. Dia menjadi korban pertama Shin Tae Yong. Hertog dipecat setelah hasil buruk ketika melawan Timnas Indonesia U-19 pada 2020.

Ketika itu, Arab Saudi U-19 harus berbagi angka imbang 3-3 melawan Timnas Indonesia U-19. Padahal, Arab Saudi sempat unggul 3-0 sebelum diimbangi alias kena comeback Garuda Muda.

2. Tatsuma Yoshida

Pelatih Singapura berkebangsaan Jepang, Tatsuma Yoshida menjadi korban selanjutnya Shin Tae Yong. Dia mundur dari The Lions setelah bertemu Indonesia di semifinal Piala AFF 2020.

Pada semifinal itu, Singapura kalah agregat 3-5 dari Timnas Indonesia. Hal itu membuat Singapura gagal melaju ke final Piala AFF 2020.

Buntut dari kegagalan Singapura itu adalah mundurnya Tatsuma Yoshida. Sang pelatih tak tahan menanggung malu karena Singapura berstatus tuan rumah.

Baca juga:

Alasan Harus Daftar Garuda ID

3. Tan Cheng Hoe

Singapura sudah, kini Malaysia yang kena ‘tamparan’ Shin Tae Yong. Tan Cheng Hoe menjadi korban selanjutnya dari jinx sang pelatih.

Piala AFF 2020 menjadi mimpi buruk Tan Cheng Hoe karena kalah 1-4 dari Timnas Indonesia. Hasil itu membuat Harimau Malaya gagal ke semifinal Piala AFF 2020 dan jadi olok-olokan warga Malaysia.

4. Vitezslav Lavicka

Pelatih Kuwait, Vitezslav Lavicka jadi korban Shin Tae Yong setelah Damien Hertog, Tatsuma Yoshida, dan Tan Cheng Hoe. Vitezslav Lavicka merasakan sial di Kualifikasi Piala Asia 2023.

Sebagai tuan rumah, Kuwait diharapkan bisa lolos ke Piala Asia 2023. Sayangnya, kekalahan 1-2 dari Timnas Indonesia di laga pertama membuat mereka sulit lolos ke Piala Asia 2023.

5. Dhin The Nam

Level senior sudah, kini Kembali ke level junior. Pelatih Dhin The Nam dari Vietnam jadi korban Shin Tae Yong selanjutnya.

Dhin The Nam jadi korban setelah kualifikasi Piala Asia U-20 2023 lalu, usai Shin Tae-yong membawa Timnas Indonesia U-20 menang 3-2 atas Vietnam U-20.

6. Philippe Troussier

Philippe Troussier dikenal sebagai pelatih Jepang oleh generasi 1990-an. Namun, itu tak menjadi soal karena Shin Tae Yong berhasil membuat pelatih asal Prancis itu kehilangan jabatan sebagai pelatih Vietnam.

Tiga pertemuan melawan Shin Tae Yong, Philippe Troussier gagal mengalahkan Timnas Indonesia. Vietnam kalah 0-1 di Piala Asia 2023, 0-1 dan 0-3 di fase grup putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.

7. Graham Arnold

Graham Arnold ikut terseret dari petualangan Shin Tae Yong menyebarkan jinx-nya. Sang pelatih menjadi korban setelah Australia main imbang 0-0 di laga kedua grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 dari Timnas Indonesia.

Hasil imbang itu juga dibarengi hasil buruk saat Australia kalah 0-1 dari Bahrain. Hasil negatif itu membuat sang pelatih harus mundur karena menanggung beban tekanan publik.

8. Roberto Mancini

Roberto Mancini tidak lagi bekerja sama dengan Arab Saudi. Roberto Mancini dilepas Arab Saudi karena deretan hasil minor di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga.

Salah satu hasil minor itu adalah saat melawan Timnas Indonesia. Ketika itu Skuad Garuda berhasil menahan imbang 1-1 Arab Saudi di Jeddah.

Setelah itu, Arab Saudi hanya menang sekali, imbang sekali, dan kalah sekali. Kondisi itu dianggap buruk oleh federasi sepak bola Arab Saudi. (Gerry Anugrah Putra)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.