
LUDUS – Para peneliti menemukan bahwa berpuasa satu hari penuh sekitar 12 sampai 16 jam bermanfaat bagi tubuh, selama tidak memiliki penyakit penyerta (comorbidities). Berpuasa memberikan banyak manfaat kesehatan jangka panjang, dan merupakan salah satu diet yang mudah dilakukan.
Pada awal berpuasa, terasa agak berat karena terjadi beberapa perubahan metabolisme pada tubuh. Dikutip dari laman medicinenet, Minggu (2/3/2025), saat berpuasa fisiologi tubuh mengalami perubahan.
Paling umum dirasakan adalah muncul rasa lapar dan lelah karena tubuh merasa kekurangan energi dari glukosa. Kondisi tersebut memicu terjadinya Glukoneogenesis, yaitu proses pelepasan glukosa dari simpanan lemak untuk menyediakan energi bagi tubuh.
“Proses penggunaan glukosa dan lemak yang tersimpan ini menyebabkan penurunan berat badan,” tulis Medicinenet.
Baca juga: 8 Manfaat Puasa bagi Kesehatan, Salah Satunya Bikin Panjang Umur
Selama tahap awal puasa, rasa lapar terjadi pada waktu-waktu (jam) makan, karena otak sudah terbiasa dengan rutinitas tersebut. Secara bertahap, tubuh beradaptasi dengan puasa, dan tingkat rasa lapar berkurang.
Selama puasa tubuh menjalani proses autofagi, yaitu menghancurkan sel-sel tua atau rusak di dalam tubuh. Autofagi mendaur ulang sel-sel yang membantu mengurangi peradangan dalam tubuh dan mengurangi penyakit.
“Proses penggunaan glukosa dan lemak yang tersimpan ini menyebabkan penurunan berat badan.” tulis Medicinenet.
“Autofagi meningkatkan kesehatan kulit dan mencegah keriput, penuaan, dan jerawat. Termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kemampuan melawan penyakit,” keterangan Medicinenet.
Autofagi meningkatkan pembentukan sel-sel otak dan jaringan saraf baru yang meningkatkan kinerja otak dan meningkatkan daya ingat, suasana hati, dan fokus. Autofagi juga memperlambat proses penuaan tubuh.
Baca juga: 5 Hal Kecil yang Dapat Membantu Panjang Umur, Jangan Anggap Sepele Bersosialisasi
Puasa meningkatkan protein tertentu di otak yang disebut faktor neurotropik, yang membantu otak beradaptasi dan menahan stres. Protein-protein ini juga meningkatkan produksi sel-sel otak dan meningkatkan fungsinya.
Menurut National Institutes of Health, puasa dapat mengurangi perkembangan penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson. Berpuasa juga mengembangkan perlindungan terhadap kerusakan akibat stroke.
Ketika mengonsumsi makanan sehat setelah berpuasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin membantu pembakaran lemak dan melindungi tubuh dari penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Apa Manfaat Puasa?

Menurut sebuah studi dari 40 jenis penelitian independen yang diterbitkan dalam Molecular and Cellular Endocrinology, berpuasa dapat menurunkan berat badan. Seseorang dengan berat badan sedikit di atas 90 kg dapat kehilangan rata-rata 5 persen dari total berat badan dalam 10 minggu.
Menurut penelitian tahun 2018 yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition and Healthy Eating, berpuasa dapat membantu orang menurunkan berat badan tanpa harus menghitung kalori. Dengan berpuasa menghasilkan pembatasan kalori dan penurunan berat badan yang sama seperti rencana diet 16:8.
Puasa secara teratur juga dikaitkan dengan umur yang lebih panjang dan penurunan kejadian gagal jantung pada pasien dengan penyakit jantung. Jika dilakukan seumur hidup, bahkan satu hari puasa per bulan dapat berdampak signifikan pada kesehatan jantung.
Baca juga: 8 Buah dengan Kandungan Magnesium Tinggi, Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan
Berpuasa mengurangi kadar kortisol (hormon stres) dan peradangan sehingga bermanfaat bagi kesehatan mental. Bahkan mendorong lebih produktif karena ketika berpuasa hanya ada sedikit waktu memikirkan makan dan menyalurkan energi melakukan tugas-tugas bermanfaat.
Berpuasa juga membantu meningkatkan ritme sirkadian tubuh kita (siklus tidur-bangun) karena makan berlebihan dapat menyebabkan tidur terganggu, sehingga kita dapat tidur lebih baik. (*)