Foto: IBL Indonesia
Game kedua IBL Indonesia sudah terjadi, Minggu (21/8/22) sore. Pertandingan luar biasa. Sangat menguras emosi dan adu gengsi di lapangan. Antara Prawira Bandung melawan Satria Muda Pertamina Jakarta.
Prawira Bandung akhirnya harus akui keunggulan Satira Muda. Padahal David Reynard Signelton, pelatih Prawira Bandung sudah mengubah skema permainan dengan memainkan three point dan starting five dengan memasukan dua point guard langsung yakni Abraham Damar Grahita dan The Best Rookie In The Year 2022 Yudha Saputera. Dua pemain lainnya Pandu Wiguna dan Muhammad Firdhan Guntara, yang belum dimainkan, sekarang tampil sebagai starting five dalam Game penentuan menuju final.
Tapi, skema tersebut masih kurang efektif untuk menembus tembok pertahanan yang dilakukan oleh anak-anak Satria muda Pertamina Jakarta di bawah pimpinan pelatih Youbel Sondakh. Satria Muda masih percaya dengan menurunkan pemain-pemain yang dimainkan pada game pertama. Komposisi yang solid diisi oleh Hardianus Lakudu, pemain langganan pelatnas Arki Dikania Wisnu, penyeimbang ritme permainan Elijah Johad Foster, M. Sandy Ibrahim Aziz yang terus tampil menjanjikan dari fase play off, Juan Laurent Kokodiputra. kekuatan ini terbukti mampu meredam perubahan skema Prawira Bandung di setengah babak pertama. Prawira Bandung 32 dan 33 untuk Satria Muda Pertamina Jakarta.
Setengah babak terakhir, Prawira Bandung mencoba terus untuk melakukan usaha yang bisa dimaksimalkan untuk memastikan game berlanjut ke game ketiga, namun kesalahan individu dari pemain Prawira Bandung membuat peluang yang seharusnya berubah point menjadi sia-sia. Satria Muda merolling pemain dari quarter pertama dengan memasukan Avan Saputra dengan terus meladeni permainan Prawira Bandung yang akhirnya back to back three point .
Kedua tim tidak mau memberikan sedikit pun untuk bisa menang mudah, sampai akhirnya tiket final didapatkan Satria Muda Pertamina Jakarta. Skor akhir Satria Muda Pertamina Jakarta 73 dan Prawira Bandung 54.

Pada game kedua kali ini, Avan Seputra menjadi MVP sekaligus penentu Satria Muda Pertamina Jakarta lanjut ke babak final 27 Agustus, 28 Agustus dan 30 Agustus mendatang. Lawan yang akan dihadapinya adalah Pelita Jaya Bakrie Jakarta.
Kata Avan: ” Good Win, masih ada final, kita akan main lebih baik lagi.”

Sementara itu, pertandingan lanjutan dari West Bandit Combiphar Solo versus Pelita Jaya Bakrie Jakarta, dimana di game pertama Pelita Jaya Bakrie Unggul dengan skor 80 – 71 atas West Bandit Combiphar, agaknya Fictor Roring, pelatih Pelita Jaya Bakrie Jakarta tidak memberikan kelonggoran untuk West Bandit Combiphar Solo menjegal langkah timnya untuk ke final.
Terbukti Andika Prastawa dan kawan-kawan pada quarter pertama saja sudah mampu mengungguli West Bandit dengan skor 25 – 20. Dan seperti di atas angin, quarter tiga dan empat Pelita jaya seperti tidak bisa dihentikan, poin demi poin terus dimasukkan oleh para pemain Pelita Jaya Bakrie Jakarta, mulai double and one dari Hendrik Xavi Yonga, pemain rookie, lalu dilanjutkan aksi-aksi heroik dari Dior Alexandro Lowhorn dan pemain yang pada game pertama mendapatkan MVP, Decardo Romero Wanya Day juga menyumbang poin kemenangan Pelita Jaya. West Bandits Combiphar Solo harus mengakui kekalahan dari Pelita Jaya Bakrie Jakarta dengan final skor 86 untuk Pelita Jaya Bakrie Jakarta dan 71 untuk West Bandit Combiphar Solo.
Dengan hasil ini, Pelita Jaya Akan bertemu dengan rival abadi mereka yaitu Satria Muda Pertamina Jakarta. krie Jakarta.
Akankah final season 2022 akan menjadi ajang pembuktian Pelita Jaya Bakrie Jakarta atau malah Satria Muda Pertamina Jakarta yang akan mampu menjadi raksaksa liga basket indonesia? Tunggu nanti tanggal 27, 28 dan 30 Agustus mendatang sebagai jawaban dari sejarah baru IBL Indonesia.