Dari Simone Biles Kita Belajar Cara Mundur Sejenak untuk Lompat Lebih Tinggi

 

Kredit foto: Instagram @simonebiles
Simone Biles meraih tiga medali emas dan satu perak di Olimpiade Paris 2024.

Simone Biles adalah atlet senam artistik nomor wahid. Dari wanita 27 tahun ini kita belajar cara rehat dari tekanan demi menjaga kewarasan dan kembali melompat tinggi untuk meraih prestasi.

Berbicara soal Biles berarti berbicara soal juara. Kemampuannya di tiap-tiap nomor senam artistik terbilang merata, baik di kuda lompat (vault), balok keseimbangan (balance beam), dan lantai (floor) sama bagusnya. Lantaran itu, atlet dengan sejibun koleksi penghargaan individu itu bisa menuai prestasi di nomor-nomor tersebut dan nomor all around atau keseluruhan.

Betul kata peribahasa “tak ada gading yang tak retak”. Kesempurnaan Biles terhalang nomor palang bertingkat (uneven bars). Di nomor ini, catatan medali Biles lebih sedikit dibanding nomor lain.

Terlepas dari retak tersebut, Biles tetap bisa disebut ratu senam. Sebanyak 23 emas, empat perak, dan empat perunggu membuat dirinya menjadi atlet dengan jumlah medali terbanyak di Kejuaraan Senam Artistik Dunia, baik untuk kategori putra dan putri.

Kredit foto: Instagram @simonebiles
Kemampuan Simone Biles yang menawan membuat dirinya layak disebut maestro senam artistik.

Baru-baru ini Biles juga menambah daftar kekayaan medali lewat kesuksesan di Olimpiade 2024 dengan tiga emas dan satu perak. Emas berasal dari all around beregu, all around perseorangan, dan vault. Sementara raihan perak berasal dari senam lantai.

Secara total, atlet yang pertama kali mengenal senam sejak usia enam tahun itu sudah mengumpulkan 11 medali dengan rincian tujuh emas, dua perak, dan dua perunggu dalam keikutsertaan di Olimpiade 2016, 2020, dan 2024.

Dengan catatan tersebut, Biles menempati peringkat kedua dalam daftar atlet senam putri dengan medali terbanyak.

Atlet dengan tinggi 1,42 meter itu terpaut tujuh medali dari Larisa Latynina yang menjadi atlet senam wanita tersukses di Olimpiade, namun dua digit medali di era milenium kedua adalah sesuatu yang sulit terjadi dan tak mengurangi kadar istimewa dari sosok yang disebut sebagai GOAT (Greatest of All Time) atau yang terbaik dalam sejarah senam artistik tersebut.

Selain itu, ada cerita tersendiri yang membuat medali Biles “tersendat” di Olimpiade.

Kredit foto: Instagram @simonebiles
Di balik kesuksesan Simone Biles terdapat kisah perjuangan soal menghadapi tekanan mental.

Sejatinya Biles bisa dibilang hanya mengikuti Olimpiade secara penuh sebanyak dua kali, yakni pada 2016 dan 2024. Sementara pada Olimpiade 2020, yang berlangsung pada 2021, Biles mundur di tengah jalan dan hanya meraih satu perak dan satu perunggu.

Kesehatan mental jadi penyebab. Biles tampil lebih buruk dari biasanya, namun masih tergolong cukup baik untuk seorang pesenam sehingga masih bisa lolos dari babak kualifikasi.

Di tengah-tengah perhelatan Olimpiade, Biles curhat di media sosial menerangkan dirinya merasa memikul beban berat dan terpengaruh tekanan tampil di pesta olahraga dunia itu.

Masalah psikis membuat dia mengikuti jejak petenis Naomi Osaka yang pada 2021 juga mundur dari dua kejuaraan Grand Slam, French Open dan Wimbledon.

“Saya memilih mengedepankan kesehatan mental. Karena jika tidak, kita tidak bisa menikmati olahraga dan kita tidak bisa meraih sukses seperti yang kita inginkan,” terang Biles setelah menarik keikutsertaan dari nomor tim.

“Jadi terkadang tidak masalah tak ikut kejuaraan besar untuk fokus pada diri sendiri, karena itu menunjukkan betapa besar diri kita sebenarnya,” katanya lagi.

Biles kemudian menuturkan alasannya mengundurkan diri karena mengalami sebuah fenomena bernama “twisties”, yakni ketika seorang pesenam kehilangan kesadaran ketika melakukan gerakan memutar. Hal ini membuatnya tak aman karena membahayakan keselamatan. Meski pernah mengalaminya di nomor lantai, Biles baru sekali merasakan itu ketika tampil di balance beam dan uneven bars.

Keputusan seseorang dalam hidup selalu mendapat beragam tanggapan dari banyak pihak. Tidak sedikit yang mencerca keputusan Biles mundur. Cap egois, tak profesional, dan sederet kata-kata negatif keluar dari orang-orang. Di sisi lain, banyak pula yang mengapresiasi langkah mundur teratur dari pesenam yang ketika kecil dirawat oleh kakek dan neneknya karena sang ibu mengalami ketergantungan obat-obatan terlarang.

Setelah Olimpiade 2020, yang berlangsung pada Juli-Agustus 2021, Biles butuh waktu panjang untuk rehat. Dia menjauh dari kompetisi senam karena takut dengan olahraga yang membesarkan namanya itu.

Kredit foto: Instagram @simonebiles
Performa Simone Biles turut mendongkrak prestasi tim senam Amerika Serikat di berbagai ajang.

Setelah perlahan berlatih teknik sembari membenahi mental, baru pada Agustus 2023 Biles kembali tampil dalam kejuaraan. Untuk membantu menjaga prestasi, hingga saat ini Biles masih terus menggunakan jasa terapis mental.

“Setelah bertahun-tahun bekerja keras, terbayar juga hasilnya. Jadi, saya sangat senang bisa berada di panggung ini lagi,” tutur Biles menyambut tiga medali emas dan satu perak di Olimpiade 2024.

Kini Biles seperti brand ambassador jika berbicara masalah kesehatan mental. Istri dari atlet american football Jonathan Owens itu tidak mau terlihat sok tahu atau menggurui orang soal masalah mental. Dia menyampaikan pesan tegas jika seseorang mengalami kehancuran secara mental: carilah bantuan yang tepat.

“Sangat penting menggunakan support system dan tahu kalau mereka ada untuk Anda bukan untuk melawan Anda, karena kita manusia cenderung tidak suka meminta bantuan. Kadang kita berpikir bisa melakukan segalanya sendiri, tetapi sesungguhnya tidak bisa. Jadi, gunakan setiap jalan keluar yang diberikan kepada Anda,” pungkas Biles.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.