Desak Made Rita Kusuma Dewi, Sang Perempuan Laba-laba dari Bali

Credit foto : NOC Indonesia
Pemanjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi usai menjuarai lomba pada Asian Games Hangzhou 2022.

Desak Made Rita Kusuma Dewi datang ke Asian Games Hangzhou 2022 hanya dengan satu misi: meraih medali emas. Ketetapan hati itu yang ditampilkan pemanjat putri Indonesia tersebut sejak babak kualifikasi hingga final nomor speed atau perseorangan panjat tebing di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, Selasa (3/10/2023).

Catatan waktunya terus membaik. Di perempat final, dia membukukan waktu 6,6 detik, lalu 6,5 detik di semifinal.

Di partai pamungkas, Desak Made melesat dengan cepat, melawan gravitasi menuju puncak tebing. Alhasil, atlet berusia 22 tahun itu finis sebagai juara dengan rekor waktu fantastis, yaitu 6,346 detik. Dia mengalahkan atlet tuan rumah, Deng Li Juan yang memberikan perlawanan sengit dan mencatatkan waktu 6,435 detik.

Catatan waktu Desak ini sekaligus mematahkan rekor Asia (6,47 detik) yang dibukukan Deng pada Piala Dunia 2023 di Villars, Swiss. Pada partai final itu, Desak  juga mempertajam rekor Asian Games yang dia ciptakan sebelumnya pada babak kualifikasi yaitu 6,600 detik. Torehan ini turut melampaui rekor atlet Indonesia, Aries Susanti Rahayu yang mengukir waktu 7,61 detik di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Desak meraih emas pertamanya di Asian Games secara elegan. Dia menampilkan ketenangan yang luar biasa kendati melawan jagoan tuan rumah yang didukung para suporter yang memenuhi tribune.

“Saya selalu berusaha tidak mau memikirkan lawan. Saya memilih fokus kepada diri sendiri dan bagaimana panjatannya agar bisa lebih cepat, tenang, dan luwes,” ungkap Desak Made.

Sebelum berkompetisi di Hangzhou, Desak Made selalu mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia telah berlatih intens dan bekerja keras. Emas Asian Games 2022 jadi puncak prestasi yang dia inginkan selain Olimpiade Paris 2024.

“Saya selalu berdoa untuk bisa dan sayalah juaranya,” jelas Desak Made seusai meraih emas.

Desak mengatakan tidak menyangka bisa memecahkan dan mempertajam rekor Asian Games dan memecahkan rekor Asia. Desak lantas sudah memikirkan untuk memecahkan target berikutnya yang selama ini ingin dia pecahkan, yaitu finis dengan catatan waktu 5,99 detik.

Credit foto : NOC Indonesia
Pemanjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi usai menjuarai lomba pada Asian Games Hangzhou 2022.

Tahun prestasi

Tahun 2023 jadi tahun prestasi bagi Desak. Dimulai dengan menempati peringkat ketiga nomor speed women di IFSC – Climbing World Cup (Piala Dunia Panjat Tebing) di Seoul, Korea Selatan pada 30 April. Lalu dia finis posisi kedua di Piala Dunia Panjat Tebing di Jakarta, Indonesia, pada 7 Mei. Dua pekan berselang, Desak juga finis di urutan kedua di Piala Dunia Panjat Tebing di Salt Lake City, Amerika Serikat.

Puncaknya ketika Desak menjuarai nomor speed women di IFSC – World Climbing Championship 2023 di Bern, Swiss, pada 12 Agustus. Dia finis tercepat, yaitu 6,49 detik. Desak mengungguli atlet Amerika Serikat, Emma Hunt yang mengukir waktu 6,67 detik, dan wakil Polandia, Aleksandra Miroslaw yang meraih perunggu.

Hasil tersebut mengantar Desak Made untuk menjadi Perempuan pertama Indonesia peraih emas di Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Swiss. Perolehan emas itu juga menjadi tiket mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha, Buleleng, Bali itu untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.

Bertemu dinding panjatan

Desak Made Rita Kusuma Dewi lahir di Buleleng, Bali pada 24 Januari 2001. Perkenalan Desak dengan panjat tebing bermula saat berusia tujuh tahun atau kelas dua sekolah dasar.

Bibi Desak, seorang atlet panjat tebing, mengajak Desak bermain di Taman Kota Singaraja, Buleleng. Di situ ada sebuah dinding panjatan. Dia mencobanya dan akhirnya jatuh cinta dengan olahraga yang mengandalkan otot bagian atas tubuh ini. Latihan kecepatan dan kekuatan yang intens dia lahap dengan serius.

“Dari awal saya ikut olahraga panjat tebing. Tidak pernah mencoba olahraga lain dan terus terjun menjadi atlet panjat tebing,” jelas Desak.

Nama Desak Made Rita mulai diperhitungkan di kancah nasional sejak dia meraih dua medali emas di nomor Speed World Record Youth A Putri dan Boulder Youth A Putri di Kejurnas Kelompok Umur 2018 di Riau. Prestasinya kian menanjak usai berhasil meraih emas di PON XX Papua 2020.

Melihat potensi besar ini, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) terus memoles Desak agar lebih berprestasi. Hasilnya pun dituai kini, yaitu juara di kejuaraan dunia dan kampiun di Asian Games.

Credit foto : NOC Indonesia
Pemanjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi (tengah) pada pengalungan medali saat Asian Games Hangzhou 2022.

Atlet elit Bali

Bali selalu melahirkan atlet penyumbang medali emas di Asian Games. Sebelum Desak Made Rita, ada Pino Bahari yang merebut emas dari cabang olahraga tinju di Asian Games 1990. Lalu ada I Gusti Made Oka Sulaksana yang meraih emas dari cabor selancar angin di Asian Games 1998 dan 2002.

Atlet lompat jauh, Maria Natalia Londa juga menyabet emas di Asian Games 2014. Terakhir ada Komang Harik Adi Putra serta Sang Ayu Sidan/Ni Made Dwiyanti yang meraih emas dari cabor pencak silat di Asian Games 2018.

Prestasi Desak Made membuat bangga FPTI Bali. Ketua Umum Pengprov FPTI Bali, I Putu Yudi Atmika mengatakan FPTI Bali lebih siap karena program telah tercapai.

“Desak sudah menjadi juara semua tingkatan, berhasil melalui jenjang terbawah mulai juara Porsenijar untuk anak-anak pelajar, juara Porprov Bali, juara PON, juara Asian Games, juara dunia sampai merebut tiket Olimpiade. Mudah mudahan Desak Rita juara pada Olimpiade 2024,” tutur Yudi Atmika.

Di usia yang masih muda, jalan Desak Made Rita Kusuma Dewi di dunia panjat tebing masih panjang. Masih banyak prestasi dan rekor yang bisa dia pecahkan kelak.

Namun, untuk saat ini, satu hal yang sudah pasti. Gelar perempuan laba-laba milik Aries Susanti Rahayu sudah berpindah kepada Desak Made, sang perempuan laba-laba dari Buleleng.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.