
Bentuk jam pintar JAGATARA yang diluncurkan di RSUD Jati Padang, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Penderita penyakit jantung, diabetes dan hipertensi mendapatkan kabar baik. Teknologi membuat mereka kini bisa mengontrol kesehatannya, hanya dari pergelangan tangan saja.
Aplikasi JAGATARA yang merupakan singkatan dari Jiwa Raga Sehat Sejahtera sudah diluncurkan. Teknologi ini hasil dari kolaborasi PT XL Axiata dan perusahaan layanan teknologi Alita Praya Mitra.
JAGATARA menjadi teknologi yang digadang mampu tampil sebagai solusi mendeteksi kesehatan masyarakat. Fokus teknologi ini adalah deteksi dini stroke, khususnya bagi penderita jantung, diabetes, ataupun hipertensi.
Aplikasi ini memanjakan penggunanya karena mendapatkan kemudahan akses ke layanan kesehatan yang lebih luas. Ini membantu masyarakat dari semua lapisan bisa mendapatkan akses yang mudah.
Menariknya, JAGATARA ini berbentuk smartwatch atau jam pintar layaknya fitness tracker yang populer saat ini. Tentu saja, hal ini memudahkan pasien diabetes ataupun jantung untuk mengontrol peredaran darahnya.
Fungsi jam pintar JAGATARA
Jam pintar JAGATARA tidak hanya sekadar penunjuk waktu, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai fitur kesehatan penting seperti pengukuran tekanan darah, detak jantung, kadar oksigen dalam darah, serta langkah kaki dan jarak tempuh.
Teknologi wearable ini terhubung dengan aplikasi JAGATARA pada ponsel melalui bluetooth, memungkinkan data kesehatan pasien dipantau secara real-time.

Smartwatch JAGARARA yang terkoneksi langsung ke aplikasinya serta terintegrasi dengan pusat layanan kesehatan pemerintah daerah dan pusat.
Inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam pencegahan dan penanganan stroke, dengan memanfaatkan teknologi untuk memantau kondisi kesehatan secara akurat.
Direktur RS Jati Padang, dr Siti Ainun Dwiyanti melihat jam pintar JAGATARA sebuah langkah inovatif.
“Kami memandang pentingnya deteksi dini untuk mengurangi dampak buruk stroke. JAGATARA juga menjadi solusi dalam upaya meningkatkan kuaitas hidup pasien stroke dan individu yang rentan dengan penyakit ini,” sebut dr Siti Ainun.
Fitur JAGATARA
Bicara teknologi, pasti kurang lengkap tanpa fitur. Direktur Utama Alita, Teguh Prasetya mengatakan bahwa aplikasi yang dikembangkan bersama PT XL Axiata ini dilengkapi dengan perangkat pendeteksi penyakit nan canggih.
“Melalui perangkat ini, kita bisa memantau berbagai parameter kesehatan seperti riwayat penderita, tingkat risiko, tekanan darah, detak jantung, dan aktivitas fisik,” jelas Teguh.

Chief Enterprise Business Officer XL Axiata, Feby Sallyanto menyerahkan smartwatch JAGATARA kepada Anggi Gumelar Baskoro, penerima manfaat jam tangan tersebut.
Lebih lanjut, Teguh menyebut JAGATARA juga memberikan data akurat dan real-time. Ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan peringatan dan potensi risiko stroke.
Teknologi JAGATARA juga terintegrasi dengan pusat layanan pemerintah daerah sampai kementerian. Ini diperlukan agar pengguna mendapatkan respons yang cepat jika berada dalam situasi darurat.
Sayangnya, jam pintar JAGATARA ini masih berupa program sosial dari PT XL Axiata. Perusahaan teknologi komunikasi itu masih fokus dengan program CSR untuk JAGATARA ini.
“Kami mulai dengan CSR terlebih dahulu, tetapi tidak menutup kemungkinan setelah B2B (Business to business) bisa saja kami melangkah ke program komersial. Itu kita pikirkan lagi, tetapi sekarang kita fokus ke B2B,” kata Chief Enterprise Business Officer XL Axiata, Feby Sallyanto.
Pasien merasakan manfaat
Anggi Gumelar Baskoro merupakan satu dari empat pasien awal RSUD Jati Padang yang menerima manfaat jam pintar JAGATARA. Ia merasa senang dengan adanya teknologi tersebut.
“Senang karena tidak semua masyarakat punya smartwatch ini. Manfaatnya bagi saya juga bagus, bisa mendeteksi jantung, darah, dan kadar oksigen dalam darah,” kata Anggi kepada Ludus.id.
Bagi Anggi, hanya tinggal mengontrol kadar kesehatannya saja dari pergelangan tangan kirinya. Hal itu cukup memudahkan baginya yang merupakan penderita diabetes.
“Membantu saya dalam beraktivitas. Kebetulan saya bekerja di event, jadi bisa memantaukesehatan saya melalui smartwatch JAGATARA ini,” jelas pria asal Jakarta itu.

Anggi Gumelar Baskoro, penerima manfaat jam pintar JAGATARA, memamerkan jam tangan canggih pendeteksi risiko stroke di tangan kirinya.
Teknologi tersebut jelas membantu penderita diabetes seperti Anggi untuk mengontrol tubuhnya sekaligus mendeteksi risiko yang mungkin diterimanya. Apalagi penyakit diabetes memiliki potensi stroke.
Jantung dan diabetes menjadi penyakit yang cukup banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, sakit jantung menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.
Sedangkan untuk diabetes, Indonesia sempat menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita terbanyak dengan 19,5 juta jiwa, menurut data International Diabetes Federation (IDF).
Kehadiran jam pintar JAGATARA menjadi salah satu langkah untuk mengurangi penderita penyakit berat agar tidak mengalami stroke.
“Saat ini masih CSR ya, tetapi semoga nantinya bisa dikomersilkan juga ke umum,” pungkas Anggi.