
Tampil di dua kategori usia, yakni U18 dan senior, Timnas MMA Indonesia meraih prestasi cukup baik di ajang GAMMA World MMA Championships atau Kejuaraan Dunia MMA GAMMA 2024 dengan membawa pulang tiga medali emas, tujuh medali perak, dan 14 medali perunggu.
Salah satu medali emas Indonesia dipersembahkan oleh Manayra Maritza Hersianti Siagian. Dia mendapatkan itu setelah berhasil membungkam perlawanan wakil Ukraina, Anastasiia Kucherenko, saat keduanya bertanding di nomor U18 putri -52,2 kg.
Tak mudah bagi gadis yang akrab disapa Rara dalam meraih kemenangan di pertandingan ini. Dia sempat menerima pengurangan poin, namun dengan kegigihan, Rara tetap berhasil keluar sebagai juara, bahkan dengan keunggulan angka mutlak.
Baca juga:
Indonesia Bawa Pulang Tiga Emas dari GAMMA World MMA Championship 2024
Hasil ini jelas dirayakan dengan suka cita oleh Rara yang sedari awal sudah menargetkan medali emas. Dia tak merasa gentar sedikit pun meski ini adalah debut di kejuaraan dunia.
“Betul, ini adalah debut saya. Pengalaman berharga karena bisa bertemu lawan dari luar negeri yang keren-keren karena mereka pasti bawa atlet terbaiknya ke sini yang membuat persaingannya semakin ketat,” ujar Rara kepada wartawan, termasuk Ludus.id.
“(Hasilnya) sesuai dengan target karena memang dari awal latihan, targetnya pasti jadi yang terbaik dan dapat emas. Overall, puas dengan semuanya karena sudah berjuang memeras keringat,” jelas Rara.
Rara mengatakan dirinya mendapatkan kemenangan ini dengan tidak mudah. Sebab, lawannya unggul di permainan bawah. Sementara, dia lebih menguasai stand up fighting berkat latar belakang muay thai.
“Laga final menjadi yang tersulit karena pelatih bilang kalau lawan saya itu jago gulat dan brazilian jiu jitsu. Sementara, saya lebih menguasai striking. Tapi, pelatih bilang lakukan yang terbaik karena sudah latihan semua, tinggal gimana caranya saya menaklukkan lawan,” kata Rara.
Beruntung, timnas U18 memiliki pelatih sekelas Marcos Tulio de Melo Machado yang sudah teruji dalam mencetak juara. Kali ini pun Marcos menjadi aktor di balik sukses Rara dalam menaklukkan lawannya dan memenangkan pertandingan.
“Saya hanya mengikuti arahan pelatih saja. Lakukan yang pelatih bilang karena kan kita sudah sering sparring juga. Makanya, pas tanding ini juga saya anggap seperti sparring,” tutur dia.

Awal Mulai Terjun ke MMA
Sukses Rara di ajang GAMMA World MMA Championships 2024 agaknya sudah bisa diprediksi. Sebab, kehidupan gadis berusia 16 tahun itu sangat lekat dengan beladiri.
Manayra Siagian merupakan atlet kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 25 September 2008. Beladiri sudah menjadi “makanan” baginya sejak kecil.
Sebab, dia merupakan anak dari seorang TNI AL. Ayahnya, Herman Panondang Siagian, merupakan tentara aktif berpangkat Serda Marinir. Sementara, ibunya berstatus ibu rumah tangga.
Dengan latar belakang tentara, tentu sang ayah kerap melakukan aktivitas fisik, termasuk menguasai bela diri. Itulah yang ditularkan kepada anak-anaknya.
Selain menjadi contoh langsung, sang ayah juga kerap menyaksikan tayangan MMA profesional, seperti UFC maupun One Championship. Itu membuat Rara semakin bersemangat mempelajari beladiri sekaligus mengidolakan petarung MMA wanita asal Thailand, Stamp Fairtex.
“Saya memang ada passion di bela diri. Ayah saya kan tentara dan suka menjadi atlet lari antar pasmar. Dari situ, mungkin jiwa atletnya nular,” kata Rara.
Kendati demikian, bela diri awalnya bukanlah olahraga yang ditekuni Rara. Dia justru lebih dulu berlatih renang dan menari ketika SD.
Namun, semua berubah ketika dia mulai menginjak SMP. Di sinilah Rara mulai mengenal beladiri lewat ekstra kurikuler sekolah, tepatnya pada 2022.
Dia mulai mempelajari pencak silat kemudian muay thai, kick boxing, juga wushu sanda. Seperti takdir, Rara merasa sangat nyaman meski harus menjalani kontak fisik.
“Awalnya dari ekskul di SMP, lalu saya mulai ikut pertandingan, dan di situ banyak mendapat tawaran untuk berlatih lebih serius oleh pelatih yang menyaksikan saya bertanding,” kata Rara.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini pun semakin serius setelah mendapat restu dari orang tuanya. Sang ayah bahkan melihat potensi anaknya untuk bisa mengikuti jejaknya masuk tentara melalui jalur prestasi.
“Sebenarnya ayah gak maksa, cuma ketika dia tahu saya nyaman, ya sudah didukung,” kata Rara.
“Dia juga bilang kalau ada peluang untuk masuk tentara lewat jalur prestasi,” ucapnya.
Dua tahun mempelajari berbagai bela diri kemudian mengantarkan Rara untuk mengikuti seleksi nasional yang diadakan PB Pertacami pada Mei lalu guna mempersiapkan tim untuk tampil di GAMMA World MMA Championships 2024.
Ini menjadi pintu awal bagi Rara dalam mempelajari MMA. Dan seperti yang diketahui bersama, dia terpilih sebagai salah satu wakil Indonesia dan berhasil membawa pulang medali emas.

“Saya awalnya ikut seleknas MMA dan waktu itu dapat juara serta predikat pemain terbaik. Setelah itu, saya dipanggil pelatnas buat main di GAMMA World MMA Championships 2024. Jadi, bisa dibilang MMA itu bela diri baru buat saya,” ungkap Rara.
Rara menunjukkan bahwa semangat dan kerja keras dalam menekuni sesuatu akan berbuah hasil yang maksimal meski itu baru dia jalani. Dia pun berharap ke depan, prestasinya semakin meningkat dan membawa dia untuk tampil di level profesional.
“(Menekuni bela diri) ini kayaknya sudah takdir, karena saya sangat passionate di sini. Saya juga mendapat dukungan penuh dari keluarga karena mereka melihat saya cocok di sini,” tutur Rara.