Fantastis, Sang Legend Naik Podium Juara Saat Usia Tak Muda Lagi

“Tentu saja saya senang, karena sudah lama gak balapan dalam level kompetisi tinggi seperti Reli Danau Toba ini dan ternyata masih bisa bersaing. Secara umum saya berterima kasih kepada yang telah mendukung saya, mulai dari keluarga hingga tim, tim mekanik, hingga tim Citroen Portugal yang sangat membantu dalam hal teknis mobil”

Ricardo Gelael 

Ricardo Gelael bahagia. Ia juara  nasional reli Indonesia tahun 2006. Usianya sekarang 63 tahun. Pada Reli Danau Toba yang berakhir hari ini (25/9/22) sang legend  bersama co-driver, Rony Maroun, naik podium juara. Sang co-driver pun juga tak kalah senang. Pria asal Lebanon ini tak menyangka partisipasi pertamanya di Indonesia langsung berbuah podium.

Naiknya podium juara ini, mengobati kekecewaan anaknya, Sean Gelael yang dipaksa berhenti dari balapan akibat kerusakan teknis.

Foto: Dok.Tim Jagonya Ayam

Ketika satu klan Gelael yang merupakan idola penonton Reli Danau Toba, satu nama lagi, Ricardo, mencuat dan di luar dugaan secara fantastis berhasil naik podium untuk Jagonya Ayam Motorsport.

Ricardo belakangan ini memang kerap ikut reli menemani Sean anaknya, tapi statusnya lebih banyak sebagai peserta ekshibisi. Namun kali ini beda, masuknya kembali Reli Danau Toba ke dalam kalender Kejuaraan Reli Asia Pasifik membuat Ricardo tertantang ingin tampil sebagai kompetitor murni di kelas utama.

Usianya yang sudah 63 tahun memang berpengaruh, terutama pada hari pertama lomba, Sabtu (24/9), yang panjang dan melelahkan. Namun Ricardo bersyukur karena sepanjang reli mobil Citroen C3 Rally2-nya tak bermasalah.

“Saya akui, Reli Danau Toba adalah salah satu yang tersulit yang pernah saya alami. Lintasan juga masuk kategori terbaik di dunia. Saya beruntung ditopang oleh tim yang solid, mulai dari pebalap selevel Ricardo, lalu tim engineer dan mekanik, hingga tim di belakang layar lainnya. Balapan ini sungguh tak terlupakan bagi saya,” ujar Rony yang baru pertama kali ke Indonesia itu.

Ricardo Gelael

Sementara itu, masalah beruntun yang dialami Sean, mulai dari penalti di Leg 1 dan kerusakan water pump di SS9 yang merupakan awal Leg 2 pada Minggu memaksanya statusnya berubah, dari peserta menjadi suporter sang ayah.

Ketika Sean hadir di SS terakhir, 12, di Aek Nauli, dia dielu-elukan penonton yang memang biasanya tumpah ruah di sana. Ini menjadi seperti keberkahan tersendiri bagi mereka karena bisa melihat langsung Sean di pinggir lintasan dan memberikan selamat kepada ayahnya.

“Saya menikmati momen berada di tengah penonton dan mendukung ayah sendiri, legenda balap Indonesia. Selamat ya, Pa! Ikut bangga dengan podiumnya,” 

Sang co-driver, Hugo Magalhaes, lebih filosofis menyikapi kegagalan mereka meraih kemenangan. “Kami ikut 9 SS dan selalu jadi yang tercepat di setiap SS-nya. Masalah pada water pump membuat kami tak bisa lanjut setelah SS9. Itulah motorsport, terkadang kejam,” ujar pria asal Portugal itu.

Sementara itu, pasangan Rifat Sungkar/Benjamin Searchy memenangi Reli Danau Toba, baik untuk kelas APRC maupun Kejuaraan Nasional Indonesia. Rifat/Benjamin yang mengendarai Mitsubishi Expander mengungguli duet penggeber Skoda Fabia, Musa Rajekshah/Hervian Soejono.

HASIL AKHIR RELI DANAU TOBA

1. Rifat Sungkar/Benjamin Searchy 2:02:24.4
2. Musa Rajekshah/Hervian Soejono 2:04:13.0
3. Ricardo Gelael/Rony Maroun 2:12:33.0


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.