Garuda Muda ke Final, Indra Ungkap Kunci Kemenangan, Taufany Siap Jaga Mental

“Beberapa kali kita melakukan banyak persiapan good counter. Vietnam terperangkap dengan taktik tersebut dan mereka menggebu-gebu menyerang dan tidak siap menyerang balik. Hanya 30 menit kita melakukan itu pada saat latihan dan itu taktik yang bisa membunuh Vietnam”

Foto: M Hafizh/ludus.id

Serangan balik, ini adalah strategi yang diterapkan oleh Indra Sjafri ketika timnya sukses menjinakkan tim Golden Star Warriors,Vietnam di laga semifinal sepak bola SEA Games 2023 Kamboja, yang berlangsung di Stadion National Olympic, Phnom Penh pada Sabtu (13/5/23) sore. Indra membuka strateginya. Laga yang menegangkan. Penuh drama. Dan, Indonesia berhasil melenggang ke partai puncak berkat kemenangan 3-2 ini. Gol dari Garuda Muda masing-masing dikemas oleh Komang Teguh (11′), Muhammad Ferarri (53′) serta Muhammad Taufany (90+6′).

Pemain Pengganti Tim U-22 Indonesia:

1 Muhammad Adisatryo
3 Ilham Rio Fahmi
10 Beckham Putra Nugraha
11 Jeam Kelly Sroyer
13 Mohammad Haykal Al Hafidz
15 Muhammad Taufany Muslihuddin
16 Muhammad Ferarri
17 Irfan Jauhari
18 Titan Agung Bagus Fawwaz

Pemain Pengganti Tim U-22 Vietnam:

3 Duy Cuong Luong
6 Tien Long Vu
8 Van Khang Khuat
10 Xuan Tinh Dinh
14 Van Truong Nguyen
15 Cong Den Huynh
16 Quoc Nhat Nam Le
20 Huy Hoang Doan

Wasit: Heegon Kim (Korea Selatan)
Asisten Wasit 1: Seungsoon Kwak (Korea Selatan)
Asisten Wasit 2Shafiq bin Ahmad Said Muhammad (Malaysia)

Foto: M Hafizh/ludus.id

Kemenangan yang didapat Rizky Ridho Ramdhani dan kawan-kawan ini diraih dengan hasil kerja keras yang sangat terlihat, yang ditunjukkan di lapangan. Pada laga ini, baik Indonesia maupun Vietnam saling berbalas gol. Namun kondisi kurang baik beberapa kali sempat menimpa Garuda Muda di laga ini. Ada gol bunuh diri yang dilakukan Amiruddin Bagas Kaffa dan juga kartu merah yang diterima oleh Pratama Arhan Alif Rifai setelah mengemas dua kartu kuning. Pemain yang mentas di liga Jepang bersama Tokyo Verdy ini melanggar salah seorang pemain Vietnam yakni Phu Duc. Tetapi, bak pepatah, rezeki tak akan kemana, meski bermain dengan 10 pemain, Garuda Muda mampu keluar sebagai pemenang di laga ini. Pelatih kepala, Indra Sjafri pun menyebut ini merupakan mukjizat.

Foto: M Hafizh/ludus.id

“Ini ada mukjizat, kita bisa menang dengan 10 pemain. Secara taktikal, kemarin kami persiapan, kami tahu karakter Vietnam. Pasti akan sporadis dan selalu serangan itu. Dan kita kemarin  dengan deep defending with counter, tapi bukan dengan sepuluh pemain, tapi sebelas pemain.

Di akhir babak, kami pancing untuk bermain, masuk menggebu ke depan menyerang, kita bertahan dan melawan baliknya. Bagusnya dengan sepuluh pemain kita bisa lakukan itu.

Padahal dengan Kamboja, dengan sebelas pemain, taktik itu enggak berjalan. Saya pikir ini pertandingan yang ketat dari menit pertama sampai terakhir dan kami sempat main dengan 10 orang tapi Syukur Alhamdulillah kami bisa memenangkan pertandingan”

Foto: M Hafizh/ludus.id

Dan, soal Arhan, Indra menjelaskan kalau sang pemain sangat bersedih atas kartu merah yang didapatnya. Apalagi, ada kemungkinan pemain bernomor punggu 12 ini tidak bisa tampil di partai final untuk membela merah putih.

Arhan memegang peran penting dalam setiap laganya, termasuk di pertandingan semifinal ini. Dua diantara tiga gol yang diciptakan Indonesia merupakan hasil dari kecerdikan sang pemain yang memiliki kualitas lemparan ke dalam di atas rata-rata pemain pada umumnya. Bola hasil lemparan Arhan berhasil mengacaukan pertahanan Vietnam, sehingga Indonesia bisa menciptakan gol pertama dari Komang Teguh dan gol kedua dari Muhammad Ferarri.

Sebagai pelatih, Indra mengaku masih mencoba mencari-cari kejelasan peraturan terhadap kartu merah yang diterima Arhan, apakah sang pemain bisa diturunkan atau tidak. Tetapi, Indra menyebut andai Arhan tidak diperkenankan untuk bermain akibat kartu merah yang diterimanya, sang pelatih pun sudah menyiapkan pengganti yang layak untuk mengisi posisi bek sayap kiri tempat Arhan bermain.

“Saya pikir regulasi tidak membolehkan, tapi setelah ini tim kami sedang baca regulasinya apakah ada pemutihan. Tapi tadi memang Arhan sangat sedih dan sekarang masih sedih. Dia merasa sangat bersalah karena dia ingin tampil di final. Saya bilang ke dia, kemenangan ini adalah kemenangan bersama walaupun semua bisa terjadi di lapangan. Ada satu pemain lagi yang sudah saya siapkan,” ungkap Indra Sjafri.

Foto: M Hafizh/ludus.id

Meski menang, tapi Indra tetap tak ingin merayakan secara berlebihan. Baginya, memenangkan laga di semifinal adalah sebuah prestasi. Ada target besar yang harus dicapainya yaitu menang dan meraih medali emas SEA Games. Indra bahkan punya nazar.

“Ini baru prestasi, sementara karena tuntutan PSSI ke kami adalah bagaimana bisa, 32 tahun medali emas itu bisa kami wujudkan. Kalau timnas juara, tentu saya akan bersyukur. Saya ada niat umrah nanti ke Mekkah. Jadi, nazar itu tidak boleh macam-macam”

Foto: PSSI

Kemanangan tim U-22 Indonesia  menjadi dramatis salah satu karena gol ketiga Indonesia diciptakan hanya selang dua menit dari menit tambahan yang diberikan wasit. Gol ini pun pada akhirnya menjadi Killing the Games di pertandingan ini. Dan yang melakukan itu adalah Muhammad Taufany Muslihuddin.

Plessing mendatar Taufany ke sudut kiri bawah membuat kiper Vietnam, Van Chuan Quan mati langkah dan membuat gawangnya bergetar. Taufany merupakan pemain kelahiran Tenggarong yang kini bermain untuk klub Liga 1, Borneo FC Samarinda. Bermain sebagai gelandang, aksi pemain kelahiran 24 Maret 2002 ini pun sukses mengantarkan Garuda Muda terbang tinggi melesat menuju final. Ia pun mengaku bersyukur dan siap untuk menjaga mental kemenangan ini sampai di partai final.

“Kita diberikan kemenangan hari ini dan saya bersyukur kepada coach Indra dan staff pelatih sudah memberi kepercayaan di timnas SEA Games ini. Untuk ke final saya ingin lebih siap lagi Saya berharap teman-teman siap menjaga mental ini sampai ke final. Saya berharap bisa menjaga mental kemenangan ini”

— MUHAMMAD TAUFANY MUSLIHUDDIN —

 

Foto: CDM Indonesia SG 2023

“Terima kasih kepada pemain-pemain kita di lapangan, yang saya selalu ingatkan bahwa kita punya mental, punya nyali, ada hari ini. Itu yang membuat kita menang. Dengan 10 pemain, kita kebobolan karena kita terus lawan terus lawan, tinggal dua menit, kita menggolkan. Itulah Indonesia yang kita mau.

Terima kasih masyarakat Indonesia, terima kasih pencinta sepak bola Indonesia yang terus berdoa, terus percaya bahwa tim kita ada. Terima kasih pada pemain yang membuktikan kita punya nyali, kita punya mental.

Selama ini selalu kita dibilang enggak siap, buktinya hari ini kita siap. Kita punya fight. Itulah yang kita mau ke depan. Indonesia yang bisa sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia. Tidak hanya melihat masa lalu, tapi masa depan. Sekarang kembali kita fokus dan recovery pemain. Ini jadi kunci karena pasti kelelahan, secara fisik secara mental. Sekarang harus siap lagi untuk final”

— ERICK THOHIR, Ketua Umum PSSI

Foto: PSSI

Di final, Indonesia akan bertemu dengan Thailand, yang menang 3-0 atas Myanmar di semifinal. Laga final rencananya akan berlangsung di Stadion National Olympic, Phnom Penh pada Selasa (16/5/23) pukul 19.30 WIB.

Selain itu, di hari yang sama pula, akan ada perebutan medali perunggu yang bakal dilangsungkan lebih dulu yakni pukul 16.00 WIB antara Vietnam melawan Myanmar.

LAPORAN: Kurniawan Fadilah/RLS-Contri02


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.