Ini Hutangnya, Alasan Mantan Ketua Umum PSSI Bakal Calon Ketua Umum PSSI

Foto: DPD RI/ludus.id

LAPORAN: Kurniawan Fadilah

“Saya berdoa kepada Allah. Mudah-mudahan saya tidak ditunjuk sebagai Ketua Umum PSSI jika saya tidak amanah. Tetapi jika saya amanah, mudah-mudahan Allah menggerakkan hati saudara-saudara voters untuk memilih saya”

Foto: DPD RI/ludus.id

Tepat pukul 13.30 WIB saat La Nyalla Mahmud Mattalitti tiba di Kantor PSSI, di GBK Arena, Senayan Jakarta, Jumat (13/1/23). Berjalan di lorong menuju sekretariat PSSI, La Nyalla tampak bahagia dan sesekali tertawa ramah menyapa para wartawan yang sudah menantinya. Kehadiran Ketua Dewan Perwakilan Daerah  Republik Indonesia (DPD RI) untuk menyerahkan berkas pencalonan pertanda resmi dirinya sebagai Bakal Calon Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar pada 16 Februari mendatang. La Nyalla ditemani Presiden Klub Persiba Balikpapan, Gede Widiade dan sejumlah pendukungnya.

“Sekarang saya terpanggil, karena sudah waktunya kami melihat bahwa sudah waktunya saya harus membayar utang saya, yang dulu saya diberi amanah oleh anggota PSSI para voter dari 94 itulah akhirnya saya sekarang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI”

Foto: DPD RI/ludus.id

Dan resmilah La Nyalla sebagai Bakal Calon(Balon) Ketua Umum PSSI PSSI periode 2023-2027. La Nyalla akan kembali lagi ke dunia sepak bola. Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu pernah menjadi Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Tapi kemudian PSSI dibekukan Menpora Imam Nahrawi hingga berujung sanksi FIFA.

Kepemimpinan La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI berakhir pada Agustus 2016 lewat KLB. Nama La Nyalla kemudian sempat menjadi satu dari enam bakal calon ketua umum PSSI periode 2019-2023, tapi yang terpilih adalah Mochamad Iriawan, atau biasa dipanggil Iwan Bule. Sekarang, ia optimis untuk bisa menang memimpin cabang olahraga yang paling digemari di dunia.

Foto: DPD RI/ludus.id

La Nyalla mengaku bahwa dirinya masih punya hutang sehingga dirinya pun tidak segan untuk kembali mencalonkan diri untuk periode kali ini.

“Saya masih ingat sekali perjuangan di PSSI mulai dari 2012-2015. Mulai dari PSSI asli, anggotanya palsu. Kemudian saya membuat KPSI, organisasi palsu tapi anggotanya asli. Pada 2015, ada KLB. Dari 107 voters, saya mendapatkan 94 suara. Setelah saya dilantik, saya mendapatkan surat pembekuan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu, saudara Imam Nahrawi. Dari situlah saya berjuang, sampai akhirnya saya menang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), menang di tingkat banding, sampai tingkat kasasi. Tapi ternyata, ada kejadian luar biasa. Saya merasa dikriminalisasi yang akhirnya saya masuk ke tahanan, yang katanya saya korupsi dana hibahKamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Jawa Timur (Jatim). Dari sinilah berangkatnya. Berarti saya masih punya utang untuk menyelesaikan tugas-tugas saya yang dibawa oleh 94 voters yang meminta saya sebagai Ketum PSSI,”

Foto: DPD RI/ludus.id

Keinginannya untuk membayar hutang di masa lalu, sebenarnya sudah ingin ia laksanakan sejak tahun 2019. Tapi dirinya mengaku mengurungkan niat untuk maju sebagai ketua umum. Sebagai orang pertama yang mendaftarkan diri maju sebagai calon Ketua Umum PSSI, La Nyalla pun menyatakan siap jika nanti dihadapkan dengan calon-calon lain. Baginya, siapa saja yang mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI tentunya merupakan orang-orang yang berkompeten. La Nyalla juga sempat menanggapi hadirnya satu nama yang begitu santer diisukan akan menjadi calon ketua umum PSSI, yaitu Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang kiprahnya dalam dunia olahraga, bukan orang baru lagi.

Inilah tanggapan La Nyalla soal Erick Thohir dan hutang yang ia maksud selengkapnya, sebagai  cerita panjang perjuangan La Nyalla  di dunia sepak bola, termasuk langkah-langkahnya jika ia terpilih menjadi Ketua Umum PSSI.

Foto: DPD RI/ludus.id

Saya masih ingat perjuangan PSSI tahun 2012-2015 yang dimulai dari PSSI asli tapi anggotanya palsu. Kemudian saya membuat KPSI yang organisasinya palsu, tapi anggotanya asli. Setelah pertemuan beberapa kali, keduanya tetap berjalan. Dan Alhamdulillah akhirnya digelar Kongres Luar Biasa dan terjadi penggabungan IPL dan ISL. Saat itu Johar Arifin sebagai Ketua Umum, saya Wakil Ketua Umum-nya membidangi Badan Timnas.

2015 ada KLB. Dari 107 voters, saya mendapat 94 voters. Sisanya sebanyak 13 voters ke calon-calon lainnya. Saat saya Ketua Umum, kami dibekukan oleh Menpora, saat itu Imam Nachrawi. Kami terus berjuang. Menang di PTUN dan tingkat banding hingga kasasi. Tapi kemudian ada kejadian luar biasa, saya dikriminalisasi. Saya dituduh kasus korupsi dana hibah Kadin Jatim, meski akhirnya tak terbukti dan saya bebas murni. Saya kemudian jadi Ketua DPD RI.

Dari sinilah, saya merasa masih punya utang kepada para voters yang meminta saya menjadi Ketua Umum. Sekarang saya terpanggil. Sudah saatnya saya membayar utang saya kepada para voters sebagai pemberi amanah. Yang pasti, tugas saya belum selesai, dan pada saatnya saya ungkapkan rencana saya.

Saya mendaftar dengan dua dukungan dari voters. Tapi ingat, itu dukungan. Dukungan itu bukan berarti bahwa seseorang sudah mengantongi suara dan terpilih. Yang disebut voters sudah mendukung salah satu calon, itu mereka banyak yang sesungguhnya mendukung saya. Kita buktikan nanti di bilik suara.

Soal keyakinan saya yakin. Saya pasrahkan dan saya serahkan kepada Allah. Saya berdoa kepada Allah. Mudah-mudahan saya tidak ditunjuk sebagai Ketua Umum PSSI jika saya tidak amanah. Tetapi jika saya amanah, mudah-mudahan Allah menggerakkan hati saudara-saudara voters untuk memilih saya. Kita kembalikan kepada Allah. Karena saya yakin, yang bisa menjadikan seseorang pimpinan di sepakbola (Ketua Umum PSSI) hanya Allah SWT.

Saya sudah dengar, Saudara Juni Rahman mengatakan kepada saya percuma saya maju tidak akan menang karena semua sudah diarahkan ke Erik Thohir. Saya bilang silakan saja, tapi semua belum terjadi. Jadi tetap kita jalan. Erik Thohir bagus, dan kandidat ketua umum lainnya semua bagus. Tapi yang menentukan jadi atau tidak (Ketua Umum PSSI) bukan manusia, melainkan Allah. Manusia hanya ikhtiar.

Foto: DPD RI/ludus.id

Mafia bola. Saya maju sengaja mau hancurkan mafia bola. Mafia bola tak berani saat jaman saya ketua umum. Saya yakin para voter mau menghancurkan mafia bola terutama di lingkaran internal pssi.

Saya sudah mendaftar, siapapun lawannya siap. Saya mau bekerja untuk PSSI agar bisa kembali jaya. Saat saya pegang PSSI, kita juara AFF. Kantor kita mewah tapi dihancurkan Menpora. Pembinaan wasit dan pemain berjalan dengan baik. Dan sekarang akan saya bangkitkan kembali. Sekarang kita harus kembalikan lagi sepak bola ini dikelola oleh profesional. Soal kantor nanti kita minta Jokowi pasti dikasih.

Saya jadi ketua umum saya akan ajak ngomong Exco. Saya akan jalankan keinginan masyarakat sepakbola Indonesia, bukan keinginan saya.

Saya rasa Menpora tidak mungkin jadi wakilnya Erik. Dia pembina semua cabor. Tidak mungkin turun pangkat.

Liga dua saya sudah pelajari. Karena ini menyangkut kepengurusan yang lama. Saya tidak mau berkomentar. Saya tidak mau ambil kesempatan dalam kesempitan. Yang pasti ketika saya terpilih saya akan kembalikan ke rule sesuai Statuta.

Muathay. Ini kan soal kepemimpinan. Saya pernah rangkap jabatan sebagai Ketua KONI dan Asprov PSSI. Bisa jalan bersama-sama. Yang penting pendelegasian tugas. Saya mohon doa restunya. Mudah-mudahan Allah memberikan ketua umum terbaik untuk kemajuan sepak bola bangsa ini

Foto: DPD RI/ludus.id

Catatan Perjalanan La Nyalla Mahmud Mattalitti Memimpin Organisasi Olahraga:

  • 2010 – 2019: Wakil Ketua KONI Provinsi Jawa Timur
  • 2011 – 2012: Ketua Pengurus Provinsi PSSI Jawa Timur
  • 2011 – 2013: Komite Eksekutif PSSI
  • 2013 – 2015: Wakil Ketua Umum PSSI
  • 2013 – 2015: Ketua Badan Tim Nasional Sepakbola PSSI
  • 2015 – 2016: Ketua Umum PSSI
  • 2022 – 2026: Ketua Umum Pengurus Besar Muaythai Indonesia (PB MI)

Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.