JIS Jadi Home Base Persija, Ini 5 Stadion yang Pernah Jadi Kandang Macan Kemayoran

JIS tampak dari atas dengan pemandangan kota dan laut Jakarta. (Foto/Jakarta Tourism)

LUDUS – Jakarta International Stadium (JIS) akhirnya resmi menjadi home base Persija Jakarta. Kepastian menyusul adanya penandatanganan MoU kedua belah pihak di Morrissey Hotel, Jakarta Pusat.

Kolaborasi ini memastikan JIS sebagai markas utama Persija dalam menggelar laga kandang, sekaligus memperkuat pengelolaan dan branding stadion yang memiliki standar internasional.

Kesepakatan ini juga membuka peluang bisnis bagi Persija dan Jakpro, termasuk dalam pengembangan ekosistem komersial stadion. Mulai dari merchandise, sponsorship, hingga aktivasi merek untuk memaksimalkan potensi JIS sebagai pusat kegiatan olahraga di Jakarta.

Sebagai bentuk simbolisasi kerja sama, pada malam hari dilakukan penyalaan tulisan “Home of Persija” di fasad JIS, menandai era baru bagi Macan Kemayoran.

Baca juga: Baca juga: Persija Perkenalkan Pemain, Jersei Baru, dan JIS untuk Liga 1 2024/25

Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mendukung perkembangan olahraga di Jakarta.

“Jakpro dengan bangga mempersembahkan JIS sebagai Home of Persija. Ini adalah wujud nyata komitmen bersama untuk mendukung perkembangan sepak bola dan membangun ekosistem olahraga yang lebih profesional serta berkelanjutan di Jakarta,” ujarnya.

“JIS kini benar-benar menjadi rumah bagi Persija Jakarta. Dengan fasilitas bertaraf dunia, kami optimistis Persija akan terus berkembang dan meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional.” Mohamad Prapanca, Direktur PT Persija Jaya Jakarta.

Sebagai stadion berstandar internasional, JIS tidak hanya menjadi arena pertandingan tetapi juga pusat pembinaan bakat sepak bola, pengembangan ekonomi kreatif, serta wadah bagi komunitas olahraga yang lebih luas.

Direktur PT Persija Jaya Jakarta, Mohamad Prapanca, menyebut bahwa penetapan JIS sebagai kandang resmi Persija sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat industri sepak bola.

Baca juga: Baca juga: Main di JIS, Persija Raih Kemenangan atas Barito Putera

“JIS kini benar-benar menjadi rumah bagi Persija Jakarta. Dengan fasilitas bertaraf dunia, kami optimistis Persija akan terus berkembang dan meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Kabar ini menjadi penyejuk Persija yang sejak 2006 kehilangan Stadion Persija di Menteng, Jakarta Pusat. Penggusuran tersebut membuat Persija seperti kehilangan sejarah panjangnya.

Namun, sebelum JIS resmi jadi kandang Persija, ada beberapa lapangan dan stadion lainnya yang pernah menjadi ‘rumah’ bagi klub yang berdiri pada tahun 1928 itu.

Apa saja stadion yang pernah jadi kandang Persija?

1. Lapangan Petojo

Lapangan Petojo yang saat ini dikenal dengan Stadion VIJ. (Foto/Berita Jakarta)

Persija Jakarta, yang awalnya dikenal sebagai Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ), pertama kali menggunakan lapangan di kawasan Petojo sebagai markasnya. Lapangan ini menjadi saksi awal perjalanan Si Macan Kemayoran.

Sebelumnya, VIJ juga pernah merasakan bermain di lapangan Brandweer yang juga berada di daerah Petojo. Kemudian juga pernah bermarkas di Laan Trivelli (sekarang Tanah Abang II).

Lapangan Petojo saat ini dikenal dengan nama Stadion VIJ. Stadion di Kecamatan Gambir ini masih aktif digunakan masyarakat sekitar seperti sekolah sepak bola dan juga kegiatan dari Askot PSSI Jakarta Pusat.

2. Stadion IKADA

Stadion IKADA tampak dari atas Kota Jakarta tempo dulu. (Foto/Wikipedia)

Berlokasi di kawasan Monas, Stadion Ikatan Atletik Djakarta alias IKADA menjadi rumah kedua bagi Persija setelah meninggalkan Petojo. Stadion ini juga menjadi pusat latihan Timnas Indonesia.

Salah satu laga bersejarah yang digelar di sini adalah pertandingan Persija melawan PSMS Medan pada tahun 1954 yang berakhir dengan gelar juara PSSI untuk Persija.

Sejumlah legenda Persija, seperti Tan Liong Houw, Tjoa Wim Pie, Kwiee Kiat Sek, Van der Vin, Him Tjiang, Chris Ong, atapun Djamiaat Dalhar pernah bermain di stadion ini.

3. Stadion Persija (Menteng)

Stadion Persija di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, sebelum digusur pada 2006. (Foto/Persija)

Stadion yang awalnya bernama Viosveld ini memiliki nilai historis besar bagi Persija. Stadion ini diberikan oleh Presiden Soekarno kepada klub pada tahun 1961 dan menjadi markas utama Persija.

Persija harus meninggalkan IKADA karena daerah stadion itu akan dibangun Monumen Nasional alias Monas. Monumen itu menjadi simbol dari Kota Jakarta.

Viosveld dibangun pada tahun 1921, stadion ini kemudian berganti nama menjadi Stadion Persija atau lebih dikenal sebagai Stadion Menteng. Selama bermarkas di sini, Macan Kemayoran sukses menjuarai kompetisi PSSI sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1964, 1973, 1975, dan 1979.

Tidak hanya sebagai markas bertanding, stadion ini juga menggelar kompetisi internal Persija dan juga segala kegiatan lainnya. Stadion ini juga dilengkapi mess untuk pemain.

Namun, pada 26 Juli 2006, stadion penuh sejarah ini harus direlokasi setelah Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, memutuskan untuk mengalihfungsikannya menjadi taman kota.

4. Stadion Lebak Bulus

Stadion Sanggaraha Pelita atau yang dikenal Stadion Lebak Bulus sebelum digusur. (Foto/Berita Jakarta)

Setelah meninggalkan Stadion Menteng, Persija beralih ke Stadion Sanggraha Pelita Jaya atau yang lebih dikenal sebagai Stadion Lebak Bulus. Stadion ini sejatinya merupakan rumah bagi klub Pelita Jaya Jakarta.

Pada 1997, Persija hijrah ke Lebak Bulus dan berbagi kandang dengan Pelita Jaya. Akhirnya Lebak Bulus benar-benar menjadi kandang Persija setelah Pelita memilih hengkang ke Solo pada tahun 2000.

Di era keemasannya, Lebak Bulus menjadi saksi pertandingan sarat gengsi, termasuk laga Copa Indonesia 2005 antara Persija dan Persib Bandung. Kapasitas stadion yang hanya mampu menampung 12.500 penonton sering kali dipenuhi lebih dari 25.000 pendukung Persija.

5. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)

SUGBK saat menjadi kandang Persija Jakarta. (Foto/GBK)

SUGBK tidak asing dengan Persija. Sejak era 1970-an, Persija kerap bermain di stadion ini terutama ketika kompetisi sudah memasuki babak krusial seperti 8 besar.

Persija menjadi juara di SUGBK pada 1973, 1975, 1979, 2001, dan 2018. Tahun terakhir terasa istimewa bagi warga Jakarta karena Persija berhasil memastikan gelar juara di pertandingan kandang terakhir mereka.

Tidak hanya di kompetisi domestik, tetapi juga di ajang internasional, stadion ini kerap digunakan Persija ketika bermain di kompetisi Asia. (Gerry Putra)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.