Kemenangan Mutlak di Jantung Times Square, Hook Kiri Romero Hancurkan Mental Ryan Garcia

Petinju Nevada Rolando “Rolly” Romero menang lawan Ryan Garcia di Times Square, Jumat (2/5/2025) malam. (Foto/Ring)

LUDUS – Petinju asal Nevada Rolando “Rolly” Romero mencetak kemenangan terbesar dalam kariernya di jantung Times Square, New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (2/5/2025) malam.

Romero menjatuhkan Ryan Garcia dengan hook kiri ganda di ronde kedua yang menghancurkan mental lawannya dan terus mengendalikan pertarungan 12 ronde perebutan gelar kelas welter WBA.

Petinju berusia 29 tahun ini mengalahkan Garcia dengan keputusan mutlak dalam pertandingan utama tinju di luar ruangan surealis di jantung Times Square.

Tiga juri memberi skor 115-112 (dua kali) dan 118-109 untuk petarung yang bermarkas di Las Vegas itu. Rekor tinjunya pun meningkatkan menjadi 17-2 dengan 13 KO.

Baca juga: Hentikan Perlawanan Cameron dalam Dua Ronde, Whittaker Menangis Tersedu di Sudut Ring

“Knockdown selalu membantu (Anda memenangkan) pertandingan,” kata Romero kepada Mike Coppinger dari The Ring setelah pertandingan. “Tetapi dia (Garcia) seorang petarung. Dia bangkit dan, menyelesaikan pertandingan,” lanjutnya.

Romero yang berusia 29 tahun menebus kekalahannya setelah kalah dengan technical knockout dari rivalnya Gervonta “Tank” Davis dan Isaac Cruz dalam dua dari empat pertandingan sebelumnya.

“Knockdown selalu membantu (Anda memenangkan) pertandingan.” Rolando Romero, Petinju Amerika Serikat.

Jadi tidak banyak orang yang menganggap serius Rolly Romero ketika dipertemukan dengan Ryan Garcia yang akan menghadapi laga ulang dengan Devin Haney.

Sebaliknya, Garcia (24-2, 20 KO, 1 NC) juara kelas ringan super WBA memasuki ring sebagai favorit, dalam pertandingan pertama bagi keduanya di kelas welterweight dengan berat 147 pound (67 Kg).

Baca juga: Mendarat di Los Angeles, The Monster Naoya Inoue Langsung Pamer Kekuatan di Depan Lawannya

Di atas ring, Romero tampil tenang dan mampu melindungi dirinya dengan baik dari hook kiri Garcia yang dibanggakan. Romero menjaga tangan kanannya tetap tinggi, dekat rahangnya, selama pertarungan.

Garcia tidak mendaratkan banyak pukulan akurat yang merusak. Catatan statistik CompuBox menilai Garcia tidak aktif hanya mendaratkan sembilan pukulan di setiap ronde.

Berbeda dengan Romero yang melancarkan 18 pukulan setiap ronde. Menurut penghitungan akhir CompuBox kedua petinju melepaskan pukulan 66 dari 210 berbanding 57 dari 280.

Mental Bertarung Garcia Runtuh

Petinju Ryan Garcia jatuh setelah menerima hook kiri Romero pada ronde kedua. (Foto/Ring)

Setelah gagal melancarkan serangan mematikan selama ronde pertama, Romero pada ronde kedua lebih agresif. Dia bergerak luwes untuk mendaratkan hook kiri yang menjatuhkan Garcia ke kanvas 14 detik setelah ronde kedua dimulai.

Garcia tampak terkejut dan bangkit dengan cukup cepat setelah menerima pukulan Romero. Pukulan itu tak membuat luka berarti, namun mampu meruntuhkan mental bertarung Garcia.

Apalagi pada pertengahan ronde kedua, pukulan tangan kanan Romero juga mengenai tepat wajah Garcia. Untuk menjaga jarak aman, Garcia melepaskan pukulan jab-nya dengan efektif.

Sebelas ronde kemudian, Garcia mendapati dirinya dalam posisi tertinggal. Pelatih Garcia, Derrick James menginstruksikan untuk melepaskan pukulan lebih agresif antara ronde ke-10 dan ke-11.

Baca juga: Duel Epik 12 Ronde Berakhir di Rumah Sakit, Eubank Jr Kalahkan Conor Benn

Namun, Garcia terlihat enggan untuk bertarung selama ronde ke-11 dan ke-12 dan hanya melontarkan pukulan jab ke Romero. Itu pun tidak mendaratkan banyak pukulan tepat, dalam enam menit terakhir.

Garcia menyadari ketidakaktifan tidak banyak membantu dan mengakui kemenangan Romero. “Kau tahu kawan, dia (Romero) bertarung dengan baik,” kata petinju dari Victorville, California.

“Dia (Romero) menyerangku lebih awal. Tidak ada alasan (atas kekalahan ini), kawan. Selamat untuknya. Dia melakukan pekerjaan yang hebat, itu saja,” lanjut Garcia.

Petinju Ryan Garcia dan Rolando Romero dipertemukan sebelum duel perebutan gelar kelas welter WBA. (Foto/Ring)

Kekalahan Garcia membuat rencana tarung ulang melawan Devin Haney (32-0, 15 KO, 1 NC), dari Henderson, Nevada, pada Oktober 2025 terancam gagal. Padahal kedua sudah menandatangi kontrak sebelum Garcia dikalahkan Romero.

“Saya pikir Devin dan Ryan harus mendapatkan pertandingan ulang mereka dan membuat pertandingan yang besar,” kata Romero memberikan dukungan.(*)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.