Komunitas Pickleball UI, Menyebarkan “Virus Asyik” Pickleball dari Depok 

“Orang-orang bahagia bermain pickleball.” – Anonim

Sejak mulai diperkenalkan di Indonesia pada 2019, olahraga pickleball kian menjamur. Komunitas-komunitas pickleball bermunculan di seantero negeri. Salah satu yang berkembang pesat adalah Komunitas Pickleball UI.

Komunitas ini lahir pada akhir 2022. Diawali dari ajakan mahasiswa S2 Psikologi Olahraga, Handika Suryaputra kepada Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Profesor Hamdi Muluk.

Handika yang adalah alumnus Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, memperkenalkan pickleball kepada dosennya tersebut. Hamdi yang biasa berolahraga bulu tangkis di sarana olahraga UI Depok, Jawa Barat itu, kemudian mencoba tawaran dari Handika dan akhirnya ketagihan.

Pria berusia 57 tahun tersebut menceritakan awalnya hanya ada empat pemain pickleball. Mereka bermain di lapangan sarana olahraga UI karena indoor atau di dalam ruangan, tetapi kini jarang menggunakan lapangan itu karena memerlukan perizinan. Selain itu, daya pantul lantainya juga kurang bagus. Akhirnya lapangan olahraga di depan kantin Fakultas Psikologi UI, yang digunakan untuk bermain basket dan bulu tangkis, disulap menjadi tiga lapangan pickleball.

“Jadinya main di ‘kancil’ alias kantin cikologi,” kelakar Hamdi saat dijumpai Ludus.id di lapangan pickleball di kampus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Lapangan berkonsep semi-indoor ini baru saja rampung direnovasi pada Senin (22/1) berkat bantuan dari kolega Hamdi dan patungan para anggota. Dengan coating baru, daya pantul bola pickleball jadi semakin baik. Perbaikan atap juga membuat permainan semakin nyaman dilakukan. Dengan renovasi ini, para pemain pickleball bisa bermain meski dalam kondisi hujan.

Karena kegemarannya bermain pickleball, usai mengajar Hamdi sering mengajak para mahasiswanya untuk ikut bermain pickleball. Dia pun mengajak para karyawan di kampus, tetangga, serta koleganya untuk merasakan kegembiraan dari olahraga yang diperkenalkan di Amerika Serikat pada 1965 itu.

Info soal pickleball UI beredar dari mulut ke mulut. Satu per satu anggota komunitas bertambah Total kini ada 97 orang yang ikut, sesuai jumlah yang tertera di grup Whatsapp Komunitas Pickleball UI. Mereka berasal dari Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Jumlah ini bisa terus bertambah karena syarat untuk dimasukkan jadi anggota cukup mudah, yaitu minimal berlatih sekali.

Mereka berlatih seminggu tiga kali, yaitu pada Rabu pagi, Jumat pagi, dan Sabtu sore. Cukup membawa pakaian dan sepatu olahraga sendiri. Bagi yang belum punya peralatan, disediakan paddle (pemukul bola) dan bola. Semuanya gratis!

Karena bukan klub, latihannya terbilang tidak terstruktur. Anggota yang berada di level semi-pro sesekali memberikan coaching terkait dasar-dasar bermain, tetapi tidak ada jadwal rutin. Namun, itu tidak jadi masalah. Olahraga yang merupakan gabungan dari tenis lapangan, tenis meja, dan bulu tangkis ini adalah salah satu jenis olahraga yang berisiko rendah, sehingga mudah dilakukan oleh semua orang dari berbagai kalangan serta usia.

Komunitas ini kian dikenal setelah mengadakan Pickleball UI Expo pada 2 November 2023. Sekretaris jenderal Federasi Pickleball Indonesia, Prof. Dr. Susilo turut hadir di acara tersebut.

Cara main pickleball

Pickleball dimainkan di lapangan yang menyerupai lapangan tenis, tetapi dengan ukuran lebih kecil. Alat yang digunakan adalah paddle atau dayung yang mirip dengan bet tenis meja, serta bola plastik dengan beberapa lubang di permukaannya. Bola ini lebih berat sedikit daripada bola tenis meja. Pickleball bisa dilakukan satu lawan satu atau dua lawan dua orang.

Aturannya secara garis besar mirip dengan tenis. Untuk servis, bola harus dipukul secara diagonal melintasi lapangan, dengan tangan di bawah pinggang. Bola harus memantul sebelum lawan dapat memukul balik.

Poin diraih setelah servis. Usai mendapat poin, tim yang melakukan servis akan bertukar posisi, yaitu tim server akan berpindah dari kanan ke kiri.

Ada area yang dinamakan “no volley” atau “kitchen” yang terletak sekitar dua meter dari net. Bola yang diservis tidak boleh menyentuh area itu. Permainan berakhir dengan poin 11. Sementara pemenang ditentukan saat ada selisih dua poin di titik akhir permainan, mirip dengan bulu tangkis.

Kesan anggota Komunitas Pickleball UI

Wawan Kurniawan (32) ingat betul awal-awal pembentukan komunitas ini. Dari beberapa orang yang mencoba pickleball, hanya sedikit yang bertahan mengingat olahraga ini tidak populer di Indonesia.

Namun, Wawan senang karena selain bisa menjaga kebugaran, semua orang sama di lapangan.

“Semua egaliter di lapangan. Panggil ‘Bang’, ‘Mas’, ‘Mbak’ meski jauh lebih tua. Hubungannya cair,” jelas Wawan.

Salah satu bentuk keakraban komunitas ini adalah merayakan ulang tahun anggota, juga minum teh bersama.

Anggota lainnya, Dian (47) mengatakan beralih dari bulu tangkis ke pickleball karena tidak banyak berlari.

Sementara itu, Ria (46), mengaku selalu menantikan momen berkumpul.

“Kumpul-kumpulnya yang dicari. Jadi banyak kenal orang baru dari luar UI juga,” kata Ria.

Anton Cahyo (51) lain lagi. Dia dikenalkan pickleball oleh Hamdi Muluk dan mulai main sejak akhir 2022. Karena punya dasar bermain tenis, Cahyo hanya butuh waktu satu hari untuk belajar pickleball.

“Saya langsung ‘enjoy’. Intensitasnya tidak setinggi tenis jadi lebih friendly untuk orang-orang usia U-60,” jelas Anton.

Selain badan makin bugar, Anton mengatakan pukulannya dalam bermain tenis makin bagus setelah mendalami pickleball.

“Teman, sahabat, keluarga baru. Saya jatuh cinta dengan pickleball setelah sekali mencoba,” tegas Anton.

Anton bahkan pernah berminat untuk bermain ganda dengan Hamdi di kejuaraan pickleball di Thailand tahun lalu. Namun, batal diikuti karena mereka terlambat mendaftar.

Sementara itu, Lukman (59), adalah salah satu anggota yang menekuni pickleball sejak lama karena dia adalah residen tetap di Amerika Serikat, tanah kelahiran pickleball. Dia mengatakan, di negeri Paman Sam, 10 persen penduduknya menggemari pickleball. Olahraga ini bahkan dijadikan kurikulum pendidikan jasmani di Amerika Serikat.

Pria yang memiliki sertifikat pelatih pickleball ini ingin sekali menyebarkan gaya hidup sehat melalui olahraga pickleball. Sebagai penyintas kanker, Lukman ingin menunjukkan kepada para pengidap kanker bahwa hidup belum berakhir. Pola hidup aktif juga dapat membuat pikiran jadi positif.

“Manusia kalau punya harapan, pasti mau berusaha,” kata Lukman.

Ke depan, Lukman ingin Komunitas Pickleball UI tidak hanya melakukan fun game, melainkan menantang para anggotanya untuk berkompetisi untuk meraih prestasi. Bakat-bakat muda yang ada di komunitas ini harus diasah melalui kejuaraan-kejuaraan.

Pembinaan dan fasilitas juga terus diperbaiki. Rencananya akan ada liga kecil untuk kawasan Depok, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

“Hidup ini butuh challenge, tantangan,” tutup Lukman.

Bagi yang ingin bergabung dapat menghubungi akun Instagram @pickleball.ui.