La Nova Futsal, Tim Putri yang Punya Segudang Prestasi

 

Credit foto : Dokumentasi La Nova Futsal
La Nova dalam suatu pertandingan futsal beberapa waktu lalu.


Prestasi futsal putri memang belum segemerlap putra, tetapi hal itu tak menjadi penghalang Rizki Maskuddin mendirikan La Nova Futsal School pada 2018.

Nama La Nova sudah tidak asing di grass root futsal DKI Jakarta. Tim ini beberapa kali menorehkan prestasi, bukan hanya dalam turnamen sebagai tim, tetapi juga mencetak pemain berprestasi.

Tim ini awalnya lahir dari keresahan anak muda di Cipinang, Jakarta Timur. Selayaknya kota besar, anak-anak kota ini kekurangan ruangan interaksi, khususnya sepak bola, sehingga banyak anak-anak beralih ke futsal.

Rizki Maskuddin sebagai salah satu anak muda Cipinang, berani mendirikan La Nova sebagai wadah rekan-rekan sebayanya bermain futsal. Era itu, futsal masih menjadi olahraga yang digandrungi dan sedang tumbuh subur.

“Apalagi saat itu pemerintah sedang meningkatkan futsal ya dengan banyaknya turnamen antar kelurahan,” jelas Rizki Maskuddin ketika ditemui Ludus.ID di kawasan Jakarta Timur.

Awalnya, pemain-pemain La Nova masih mentah dalam bermain futsal yang baik dan benar. Rizki sebagai owner sekaligus pelatih membenahi itu semua hingga pada akhirnya, banyak anak-anak kampus yang ikut bergabung dengan La Nova.

Pada awalnya, La Nova memiliki dua tim yakni putra dan putri. Namun, pada perjalananya hanya tim putri yang bertahan dan kini menjadi fokus La Nova.

Rizki melihat bahwa futsal putri masih belum setenar futsal putra, sehingga dirinya pun mencoba fokus kepada tim putri. Hilangnya tim putra terjadi pada 2020 ketika pandemi melanda Indonesia dan bahkan dunia.

Credit foto : Ludus.id/Gerry Anugrah Putra
Rizky Maskuddin, owner dan pelatih La Nova Futsal di TS Futsal, Jakarta Timur.

“Tim putra itu terakhir persiapan untuk AAFI 2020 dan sudah melakukan persiapan 2018, tetapi kita kehantam Covid-19 dan kompetisi terhenti dan mereka off sampai sekarang,” jelas Rizki yang masih berusia 24 tahun ini.

Selain itu, Rikzi melihat potensi besar futsal putri di La Nova. Tim putri La Nova memiliki beberapa prestasi yang tidak bisa dibilang kecil. Mereka pernah babak belur di Liga Putri Jakarta, tetapi bisa bangkit di Women Futsal League.

Pada Liga Putri Jakarta, La Nova menempati posisi kelima dari delapan tim dalam klasemen akhir. Pencapaian itu disyukuri oleh Rizki, meski secara hasil akhir tak memuaskan namun ia puas secara proses.

Benar saja, La Nova meledak saat Women Futsal League digelar pada 2020. Rizki berhasil membawa La Nova sebagai runner-up kategori U-19. Season kedua Women Futsal League, La Nova kembali menjadi runner-up untuk tim U-17.

“Puncaknya kita juara Liga Raoton di Bekasi tahun 2022. La Nova raih semua gelar sebagai juara, best coach, best player, dan best goalkeeper,” cerita Rizki.

Usai Liga Raoton, La Nova tancap gas di Development Futsal League U-18. La nova meraih gelar juara dan best player. Season kedua Development Futsal League U-18, La Nova kembali menjadi juara dan meraih gelar best coach.

Pada Season ketiga Development Futsal League U-17, meski tidak menjadi juara. La Nova mampu berada di tiga besar dan meraih best goalkeeper, dalam liga yang diadakan di SAKA Futsal, Bekasi itu.

Credit foto : Dokumentasi La Nova Futsal
Suasana latihan La Nova di TS Futsal, Jakarta Timur.

Berupaya Regenerasi

Keberhasilan La Nova di berbagai ajang, membuat mereka kini mulai memikirkan regenerasi. Mereka membuka kepada siapa saja pefutsal putri yang ingin masuk menjadi bagian dari La Nova.

Bergabung di La Nova cukup membayar iuran Rp20 ribu per bulan dan Rp15 ribu untuk per latihan. Mereka punya jadwal latihan dua kali dalam seminggu, yakni Jumat malam dan Minggu siang di TS Futsal, Jatiwaringin, Jakarta Timur.

Sebagai pelaku futsal, Rizki menceritakan bagaimana sulitnya regenerasi pefutsal putri, terutama setelah pandemi berlalu. Ketika pandemi sudah berlalu, tetapi transisi dari pandemi ke masa normal masih terjadi dengan banyaknya fun football dan fun futsal.

La Nova yang merupakan tim futsal khusus putri, menjadi primadona tim-tim fun football dan fun futsal. Banyak pemain La Nova ditarik dan dijadikan guest star tim fun football ketika bermain.

“Fun football dan fun futsal benar-benar berdampak ke pemain-pemain saya. Karena sekali mereka main, dibayar Rp100-Rp200 ribu. Kalau latihan kan harus bayar, jadi banyak yang lari ke sana,” kata Rizki.

“Saya tidak melarang mereka ikut fun game, tetapi harus tetap komitmen jika ada pertandingan yang harus dijalankan,” harap Rizki.

Mengelola tim futsal putri juga tidak mudah. Selain berupaya melakukan regenerasi yang mulus, Rizki juga memiliki perlakuan yang berbeda terhadap pemainnya.

Menjaga mood pemain, merupakan hal utama yang dijaga Rizki. Pendekatan yang berbeda dijalankan Rizki agar pemain putrinya tetap latihan, meski hasil dari pertandingan tidak memuaskan.

“Banyak juga pemain yang cepat puas lalu juga menjaga mood pemain jadi tugas saya. Misalnya, kalah tiga kali saja, ada peman yang sudah malas latihan. Kalau sudah begitu, saya biasanya lebih persuasif dan komunikasi secara personal ke pemain untuk bisa menjaga mood mereka di latihan,” jelasnya.

Memang, tim futsal putri saat ini masih sedikit. Bahkan di ajang Women Pro Futsal League saja, hanya ada enam tim yang berpartisipasi. Meski demikian, tidak membuat La Nova berhenti mengembangkan pemain putri.

Mereka sangat masif memasarkan futsal putri, khususnya di Jakarta Timur dan Bekasi. La Nova ingin mendobrak stigma ‘anak cewek’ tidak bisa bermain futsal.

Pandangan masyarakat secara umum terhadap futsal putri memang masih belum mengarah ke prestasi. Akan tetapi, La Nova bisa menjawab keraguan publik dengan melahirkan pemain-pemain berprestasi.

Credit foto : Dokumentasi La Nova Futsal
La Nova Futsal saat bertanding di Development Futsal League tahun lalu.

Kirim Pemain ke PON DKI dan PORDA Bekasi

Sudah lima tahun berdiri, La Nova mampu melahirkan pefutsal berprestasi. Penjaga gawang mereka, Nesa Putri terpilih masuk dalam tim seleksi Pra-PON DKI Jakarta.

Setelah PON DKI lolos ke PON 2024 Aceh-Sumut, Nesa Putri masuk dalam tim DKI yang menjalani uji coba ke Malaysia beberapa waktu lalu. Ia menjadi pilihan ketiga setelah Citra Adisti dan Rizka Julianti.

Tidak hanya PON DKI saja, La Nova juga mengirimkan empat pemainnya untuk tim PORDA Kota Bekasi. Keempat pemain itu adalah Rahma, Dinda Febriana, Arbayna Balqislamy, dan Vira Dwi Mulia.

Melihat para pemainnya berhasil menembus tim futsal daerah, Rizki menyimpan kepuasan dan kebanggaannya sebagai owner dan pelatih La Nova. Apalagi La Nova tidak dibangun dengan mudah karena sebagai tim sekolah futsal, pemasukan mereka hanya dari iuran per bulan dan per datang.

“Nesa kelahiran 2005 dan saya masih percaya dia akan masuk ke tim final PON DKI. Melihat itu semua saya merasa senang dan tentunya bangga mereka bisa melangkah ke tim daerah,” ucap Rizki.

Credit foto : Dokumentasi La Nova Futsal
Suasana latihan La Nova di TS Futsal, Jakarta Timur.

Harapan di Tahun Baru

Tahun baru menjadi pengharapan La Nova untuk bisa meraih perestasi dan perbaikan secara manajemen. Hal ini karena melihat perjalanan mereka sebagai tim yang pernah bergulat dengan finansial.

“Hampir tiga tahun keuangan La Nova minus dan itu saya tutup dengan uang pribadi. Nah, tahun 2024 ini kita mau nerapin manajemen yang lebih baik lagi agar tidak minus,” harap Rizki.

Mencari sponsor bukan perkara mudah bagi La Nova yang berstatus sebagai sekolah futsal. Beberapa proposal pernah dikirimkan ke perusahaan-perusahaan namun hasilnya masih nihil.

Sempat terbesit untuk membubarkan La Nova karena finansial tidak membaik. Akan tetapi, kecintaan Rizki terhadap La Nova membuatnya masih menghidupi tim tersebut.

“Hampir setiap tahun saya mikir itu (bubarkan tim), tetapi saya kasihan dengan anak-anak karena mereka butuh latihan reguler, terutama pemain yang sudah masuk ke PON dan PORDA,” jelas Rizki.

Rizki putar otak dengan memasarkan La Nova lewat sosial media. Ia membenahi dengan serius tampilan Instagram La Nova dengan lebih fresh. Hasilnya cukup berdampak positif karena La Nova punya insight yang bagus di masyarakat. “Kita memang hanya tim futsal putri, tetapi sosmed kita garap dengan serius agar masyarakat tahu ada tim putri La Nova,” ucap Rizki.

Selain itu Rizki yang bercita-cita menjadi pelatih futsal putri di tim PON ataupun PORDA itu berencana La Nova bisa menggelar turnamen. Hal ini lagi-lagi berangkat dari keresahan La Nova mengikuti turnamen futsal.

“Jadi kita ingin benahi kekurangan di turnamen lain yang membuat tim-tim tidak puas, seperti pertandingan ngaret-nya bisa dua jam dan sebagainnya. Dari kekurangan itu, kita mau olah di sini dan semoga di tahun ini La Nova sudah mampu membuat event turnamen futsal,” harap Rizki sembari mengakhiri pembicaraan.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.