
LUDUS – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Tim Woodball Indonesia di ajang internasional. Tim Merah Putih sukses membawa pulang satu medali emas dan dua medali perak dalam ajang Taiwan Open 2025.
Keberhasilan ini menjadi bukti Indonesia terus berkembang dan mampu bersaing di level tertinggi olahraga woodball kawasan Asia. Pencapaian ini menjadi kelanjutan sukses Tim Woodball Indonesia tahun lalu.
Pada Oktober 2024, Indonesia meraih prestasi gemilang pada ajang 9th World Cup Woodball Championship 2024 alias Piala Dunia Woodball 2024 di Shangyu, China. Indonesia meraih tiga medali emas dan dua medali perak.
Baca juga: Indonesia Raih Tiga Emas di Piala Dunia Woodball 2024
Salah satu pencapaian penting diraih oleh Muhammad Khadiq, Susila Marga Nugraha, Untung Ariska, dan Pratama Aditya, yang meraih medali emas di nomor stroke men’s team.
Tidak hanya itu, Susila Marga Nugraha kembali menunjukkan kualitasnya dengan meraih emas keduanya di nomor stroke men’s single. Dia mengalahkan rekan setimnya, Pratama Aditya, yang harus puas dengan medali perak.
Tim putri Indonesia juga tampil mengesankan. Siti Mashita menyumbangkan medali emas di nomor stroke women’s single. Siti juga membawa pulang medali perak di nomor mixed double stroke, berpasangan dengan Susila Marga Nugraha.
Pada ajang Taiwan Open, Tim Woodball Indonesia kembali menunjukkan tajinya. Medali emas diraih dari nomor Team Stroke Putri, yang diperkuat oleh empat atlet, yakni Dwi Tiga Putri, Siti Masithah, Celsy Silviana, dan Febriyanti.
Baca juga: Tim Nasional Woodball Indonesia Borong Dua Medali dari Taiwan International Cup 2023
Keempatnya tampil solid sepanjang turnamen, hingga akhirnya berdiri di podium tertinggi. Dua medali perak diraih dari Team Stroke Putra yang diisi oleh Marga Nugraha, Ahris Sumariyanto, M. Indaka Pia R, dan Ahmad Yopi S.
Kemudian, satu perak lainnya disumbangkan oleh Siti Masithah dari nomor single stroke putri. Pencapaian ini menjadi catatan penting dalam perjalanan tim woodball nasional.
Meskipun belum mencapai target semula yaitu dua medali emas, namun hasil ini tetap menjadi tolok ukur positif atas performa dan daya saing Indonesia di kancah internasional, terlebih menjelang SEA Games 2025 di Thailand.
Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Woodball Indonesia (PB IWbA), Aang Sunadji, menyampaikan rasa bangganya terhadap perjuangan para atlet. Dia mengakui Taiwan Open bukanlah turnamen yang mudah, mengingat tingginya level persaingan dan adanya beberapa kendala teknis di lapangan.
“Kami semula menargetkan dua emas, namun hasil satu emas dan dua perak tetap patut diapresiasi. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh di Asia,” ujar Aang Sunadji.
“Kami semula menargetkan dua emas, namun hasil satu emas dan dua perak tetap patut diapresiasi.” Aang Sunadji, Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Woodball Indonesia.
Aang juga menyoroti bahwa para atlet harus beradaptasi dengan kondisi lapangan dan cuaca di Taiwan yang tidak bersahabat. Selain itu, terdapat perubahan teknis dalam sistem pertandingan, yakni jumlah fairway yang biasa dimainkan sebanyak 12, dikurangi menjadi 6 per sesi.
Bahkan ada wacana bahwa di masa mendatang akan diterapkan format 72 fairway, yang tentu akan membutuhkan strategi dan stamina berbeda.

“Perubahan seperti ini membuat kami harus cepat beradaptasi. Kami akan segera berkomunikasi dengan pihak technical delegate serta federasi internasional IWBF. Ini sangat penting agar kami bisa menyiapkan skema latihan yang lebih terarah untuk para atlet,” lanjutnya.
Menariknya, dalam Taiwan Open 2025 ini, Indonesia tercatat sebagai negara Asia Tenggara dengan pencapaian terbaik. Satu-satunya kekalahan datang dari tim tuan rumah Taiwan, yang notabene adalah negara asal olahraga woodball.
Taiwan sendiri tidak akan ambil bagian di SEA Games, membuka peluang emas bagi Indonesia. “Secara hitung-hitungan di atas kertas, kami sangat optimistis. Jika konsistensi ini terjaga, Indonesia punya peluang besar untuk menjadi juara umum woodball SEA Games 2025,” tegas Aang Sunadji.
Bersiap SEA Games 2025

Kesuksesan di Taiwan membuat PB IWbA tak ingin cepat berpuas diri. Persiapan menuju SEA Games akan terus digencarkan lewat partisipasi di berbagai kejuaraan internasional.
Di antaranya Malaysia Open, Singapore Open, Thailand Open, Indonesia Open, Asian Cup, hingga Korean Open. Semangat juang para atlet, dukungan dari federasi, serta fokus terhadap evaluasi dan peningkatan menjadi kunci kesuksesan woodball Indonesia di ajang internasional.
Dengan hasil positif di Taiwan Open ini, cukup membuka mata akan prestasi woodball Indonesia. SEA Games 2025 Thailand menjadi ajang berkembangan olahraga ini di Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Laporan: Gerry Putra