
Lalu Muhammad Zohri memamerkan medali yang dia dapat di PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Lalu Muhammad Zohri berhasil memecahkan rekor lari 100 meter putra yang telah bertahan selama 35 tahun. Sprinter asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mencatatkan waktu 10,19 detik dalam perlombaan yang berlangsung di Sport Center, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Minggu (15/9).
Catatan waktu tersebut sukses melampaui rekor nasional yang dipegang oleh Mardi Lestari sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) 1989 di Jakarta. Prestasi Lalu Muhammad Zohri sekaligus menambah perolehan medali emas bagi NTB dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024, yang kini telah mengumpulkan enam emas.
“Saya sebenarnya tadi sempat gugup, ditambah saya masih menahan lari karena cedera di engkel kiri. Jadi, saya sangat bersyukur bisa meraih hasil ini,” ujar Zohri setelah pertandingan.
Lalu Muhammad Zohri mengaku puas karena mampu memberikan prestasi terbaik bagi daerah asalnya. Atlet yang pernah meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018 ini juga mengungkapkan kesiapan dirinya untuk membela NTB yang akan menjadi tuan rumah PON berikutnya.
“Zohri tetap menjadi yang terbaik di Indonesia, dan kontribusinya sangat kami butuhkan untuk menyongsong NTB sebagai tuan rumah PON mendatang,” kata Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB, Mori Hanafi, dalam keterangan pers.

Lalu Muhammad Zohri saat perlombaan di lintasan atletik di PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Selain emas di nomor lari 100 meter, Zohri juga merengkuh emas di nomor lari 200 meter putra.
“Semoga prestasi yang diraih Zohri dapat memotivasi atlet lainnya untuk terus berjuang meraih medali emas. Ini adalah semangat bagi kita semua,” tambah Mori Hanafi.
Mori Hanafi menambahkan, cabang olahraga atletik tetap menjadi andalan NTB dalam ajang PON kali ini, dengan target enam medali emas. Hingga Kamis (19/9), tim atletik total menyumbang empat emas, yaitu dari Zohri (lari 100 m dan 200 m) dan Sapwaturrahman (lompat jauh, lompat jangkit).
Ingin bertemu Mardi Lestari dan pensiun
Setelah berhasil memecahkan rekor Mardi Lestari, Zohri menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan sang legenda atletik Indonesia tersebut. Mardi Lestari yang lahir di Binjai, Sumatera Utara, turut menjadi inspirasi Zohri, terlebih dengan PON kali ini digelar di provinsi tersebut.
“Karena PON kali ini digelar di Sumatera Utara, saya ingin bertemu beliau (Mardi Lestari),” ungkap Zohri.
Mardi Lestari, pada masa kejayaannya, dikenal sebagai manusia tercepat di Asia setelah berhasil mencapai semifinal Olimpiade Seoul 1988, masuk dalam 16 besar dan berkompetisi dengan atlet-atlet dunia seperti Ben Johnson. Atlet dengan tinggi 166 cm dan berat 63 kg ini sebelumnya juga memegang rekor nasional di nomor lari 100 meter dengan waktu 10,20 detik.
Rekor tersebut mematahkan catatan sebelumnya, yakni 10,29 detik yang dipegang oleh Purnomo Yudhi, dan bertahan selama 20 tahun sebelum akhirnya dipecahkan oleh Suryo Agung Wibowo pada tahun 2009 dengan waktu 10,17 detik. Untuk nomor lari 200 meter, catatan waktu terbaik Mardi adalah 21,47 detik.
Sebagai pelari tercepat Indonesia saat ini yang sukses memecahkan rekor sang legenda, Zohri berharap dapat bersilaturahmi dan menyerap ilmu dari Mardi Lestari. Selain itu, Zohri juga ingin mendapatkan inspirasi dan semangat dari Mardi Lestari yang namanya melegenda di dunia atletik nasional.

Lalu Muhammad Zohri (kanan) usai memecahkan rekor Mardi Lestari di PON 2024. Zohri pertimbangkan untuk pensiun pada PON 2028.
Meski sukses memecahkan rekor, Zohri mulai mempertimbangkan untuk pensiun setelah PON 2028 yang akan berlangsung di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan NTB, provinsi kelahirannya.
“Mungkin PON 2028 akan menjadi yang terakhir bagi saya. Kebetulan NTB menjadi tuan rumah, jadi mungkin di situlah saya akan pensiun,” ujarnya.
Zohri mengaku sudah cukup lelah, meskipun pada 2028 usianya baru 28 tahun. Cedera yang kerap dialami menjadi salah satu alasan dia mempertimbangkan untuk pensiun dini.
“Kalau tidak ada cedera parah mungkin bisa lanjut, tapi rasanya sudah cukup. Mungkin setelah ini saya bekerja di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menjadi pegawai negeri, atau siapa tahu bisa menjadi pelatih,” tambah Zohri.
Saat ini, Zohri memegang rekor nasional dengan waktu 10,03 detik di nomor lari 100 meter. Sementara itu, Mardi Lestari masih memegang rekor PON dengan waktu 10,20 detik yang ia torehkan pada PON 1989, sebuah rekor yang bertahan selama 35 tahun.