Rina Marlina, Mengubah Kelemahan Menjadi Prestasi Dunia

Rina Marlina memiliki kekurangan fisik dengan tinggi badan yang di bawah ukuran normal. Namun, dia bisa menempa diri menjadi atlet paralimpiade andalan Indonesia.
Credit Foto : pbdjarum.org
Atlet Paralimpiade Indonesia Rina Marlina

Di dalam hidup, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kemampuan mereka untuk memaksimalkan kelebihan dan mengubah kelemahan menjadi potensi akan membuat manusia menjcapai prestasi terbaiknya. Hal itu yang dilakukan oleh atlet bulu tangkis paralimpiade andalan Indonesia, Rina Marlina.

Rina memiliki badan yang lebih kecil dari ukuran normal karena masalah genetis atau sebab lainnya sempat mengalami masa lalu yang berat. Namun, berkat ketekunan berlatih bulu tangkis, Rina meraih berbagai prestasi nasional dan internasional. Kini, Rina menjadi andalan Indonesia pada Asian Para Games 2022 Hangzhou yang digelar Oktober 2023 dan Paralimpiade Paris 2024.

Rina kecil sempat mengalami hidup yang berat. Pada kelas 3 SD, ayahnya meninggal. Kehilangan ayah membuatnya kehilangan sumber keuangan keluarga sehingga tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMP saat lulus SD.

Perempuan asal Cibeureum, Tasikmalaya, Jawa Barat, itu kemudian mengikuti ibunnya menjadi asisten rumah tangga di Bandung selama tiga tahun. Setelah itu, dia kembali ke kampungnya dan bekerja sebagai tukang ojek.

“Saya bekerja serabutan apa saja asal bisa menjadi uang. Orang dengan kondisi seperti saya, mau kerja apalagi?” kata Rina.

Rina yang lahir pada 3 November 1993 itu mulai berkenalan dengan bulu tangkis pada 2010. Saat itu, dia memulai sebagai wasit pertandingan bulu tangkis di GOR dekat rumahnya. Dia bekerja pada pukul 11.00 sampai 19.00 dengan bayaran Rp 2.000 untuk setiap setnya.

Dari menjadi wasit, Rina mulai ikut-ikutan bermain bulu tangkis. Dia pernah membuat raket dari tutup kaleng cat, sampai memberanikan diri untuk meminjam raket dan kok agar bisa ikut bermain bulu tangkis. Ibunya akhirnya membelikan raket untuk mendukung aktivitas anaknya.

Semula, Rina bertanding melawan ibu-ibu dan bapak-bapak di kampungnya. Karena sering bertanding, kemampuan teknis dan fisik Rina semakin terlatih. Rina akhirnya sering diajak bertanding ke pertandingan di GOR-GOR lainnya.

Nasib mulai membaik bagi Rina ketika dia akhirnya bertemu dengan seorang atlet bulu tangkis paralimpiade, Ukun Rukaendi. Dari situ, Rina mendapat penjelasan mengenai National Paralympic Committee Indonesia (NPCI), komite yang mewadahi atlet difabel nasional.

“Pada 2018, saya bertemu Pak Ukun Rukaendi dan mendapat penjelasan mengenai NPCI. Saya langsung tertarik untuk bergabung,” kata Rina.

Credit Foto : pbdjarum.org
Atlet Paralimpiade Indonesia Rina Marlina

Sejak saat itu, Rina mulai berlaga pada turnamen paralimpiade di nomot tunggal putri dengan klasifikasi SH 6 atau Short Stature 6 yang diperuntukkan atlet para-bulu tangkis dengan tinggi badan lebih pendek dari umumnya yang disebabkan kondisi genetik atau lainnya.

Pada 2018, Rina mewakili Tasikmalaya pada Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) dan meraih medali emas. Kemudian, Rina juga peraih medali emas pada Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis Paralimpiade 2019. Prestasi itu membuat Rina dipanggill masuk ke Pelatnas Para Bulutangkis pada tahun yang sama.

Prestasi Rina menanjak pada 2021 dengan merebut emas pada Pekan Paralimpik Indonesia 2021 di Papua. Raihan itu membuatnya menerima hadiah rumah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rumah tersebut diberikan Rina kepada ibunya.

Puncaknya pada ajang Asean Para Games Solo 2022 lalu, Rina mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil menyumbangkan dua medali emas di kelas SH6. Rina merebutnya dari nomor tunggal putri dan ganda campuran bersama Subhan.

Kini, Rina akan berjuang kembali untuk merebut medali emas pada Asian Para Games 2022 Hangzhou yang digelar Oktober 2023. Rina tak menyangka dia sampai ada di titik ini. “Semua mengalir dan saya ikuti kata hati saja,” ungkapnya berkaca-kaca.

Dengan raihannya, Rina berharap dapat memberangkatkan ibunya untuk beribadah umroh. Ibu yang terus mendukungnya, pantas mendapat hadiah yang besar.

“Semoga saya bisa meraih medali emas di sana. Saya juga ingin bisa memberangkatkan ibu untuk ibadah umroh,” kata Rina.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.