
Anggota komunitas slow pitch Jakarta Los Animals memukul bola saat menjalani laga persahabatan, Senin (13/11/2023) di Lapangan Sofbal Senayan.
Popularitas slow pitch saat ini sedang meninggi. Olahraga ini sedang digemari banyak kalangan karena bisa dimainkan yang bahkan tak memiliki basic softball ataupun baseball.
Jakarta Los Animals merupakan salah satu komunitas yang menggaungkan olahraga slow pitch dalam tiga tahun terakhir. Mereka juga menjadi komunitas yang mengedepankan fun dalam bermain.
Popularitas slow pitch saat ini sedang meninggi. Olahraga ini sedang digemari banyak kalangan karena bisa dimainkan yang bahkan tak memiliki basic softball ataupun baseball.
Slow pitch berkembang juga karena banyaknya komunitas yang muncul ke permukaan. Berawal dari berkumpul, membangun jaringan, hingga mengikuti kompetisi, para komunitas ini berhasil membawa slow pitch dikenal masyarakat.
Jakarta Los Animals sebagai komunitas yang berdiri pada 2020 ini menjadi barometer komunitas slow pitch di ibukota. Didirikan oleh Oso, Aiken, dan Kribo ini termasuk komunitas yang aktif di slow pitch.
Berawal dari beberapa pemain softball dan baseball yang kerap berkumpul dan nonkrong bareng, maka mereka akhirnya mendirikan slow pitch karena olahraga ini lebih fun dan bisa menjadi ajang kumpul-kumpul tapi juga masuk lingkup olahraga.

Anggota komunitas slow pitch Jakarta Los Animals menangkap bola saat menjalani laga persahabatan, Senin (13/11/2023) di Lapangan Sofbal Senayan.
“Kita berdiri pada 2020 saat masih Covid. Awalnya kita memang main softball dan baseball, lalu kepikiran untuk membuat komunitas slow pitch karena ini lebih fun buat nongkrong dengan teman,” kata Onnie Kalingga, salah satu petinggi Jakarta Los Animals.
“Tujuan awalnya karena memang kita ingin slow dan fun saja. Tapi beberapa kali kita dapat peringkat nih di kejuaraan-kejuaraan. Kita juga awalnya ada Oso sebagai ketua, lalu pindah ke Adit dan sekarang ada Bintang,” tambah Onnie.
Dalam sejarahnya slow pitch merupakan olahraga yang lebih ringan dari softball dan baseball. Onnie menjelaskan bahwa slow pitch mulai ramai sejak pandemi Covid-19. Namun ada beberapa perbedaan mendasar slow pitch dengan softball-baseball.
“Sejarahnya, slow pitch ini dibawa oleh ekspatriat ke Indonesia. Bisa dibilang, olahraga ini dimainkan oleh mantan atlet. Semisal gue yang mendapat program jangka panjang PON, tapi pas pandemi terhenti programnya, nah dalam kondisi tersebut gue hanya bisa main slow pitch,” jelas Onnie yang pernah membela Tim Baseball DKI Jakarta itu.
“Saat ini peman-pemain yang sudah tak bermain baseball akhirnya main di slow pitch. Makanya rangenya lebih luas lagi, sekarang banyak orang yang masih usia emas sudah main slow pitch. Kalau di Animals sendiri ada yang eks timnas dan eks PON,” ungkap Onnie.
Memang saja, slow pitch merupakan olahraga yang minim benturan. Cara bermainnya juga cukup berbeda dari softball dan baseball mulai dari cara lemparnya yang lebih soft hingga fieldnya. Home plate yang ada di samping catcher dan bukan di tengah catcher seperti softball dan baseball juga membantu pemain bisa menghindari benturan saat akan mencetak poin.
“Jadi kalau mau masuk ke home plate-nya ada di samping dan ini sangat-sangat minim benturan,” jelas Onnie.

Anggota komunitas slow pitch Jakarta Los Animals melakukan tos tangan usai menjalani laga persahabatan, Senin (13/11/2023) di Lapangan Sofbal Senayan.
Progam Komunitas yang Menarik
Perkembangan slow picth yang pesat tentu membuat komunitas-komunitas kebanjiran member baru. Namun Jakarta Los Animals tidak setiap saat membuka member, akan tetapi mereka memiliki program-progam yang menarik.
“Kita baru beberapa kali open recruit di aplikasi. Kita baru menjalankan beberapa kali saja tapi ke deannya kita akan coba rutin membuka untuk umum,” kata Bintang Radityo, Ketua Jakarta Los Animals saat ini.
Ada sekitar 50 anggota Jakarta Los Animals yang aktif menjalani latihan. Mereka berlatih di lapangan softball GBK mulai jam 20.00 WIB-22.00 WIB. “Biasanya kita mulai after office mulai weekend karena menang rata-rata anggota kami pekerja kantoran,” ucap Bintang.
Jakarta Los Animals juga berbicara mengenai program menarik, yakni B2B alias bussines to bussines. Komunitas membuka kesempatan personal membuat tim dan mendapatkan coaching dari para pelatih Jakarta Los Animals.
“Misalnya mau bikin tim yang maksimal ada 25 orang. Nanti join dan yang managed dari Animals,” kata Onnie yang juga menjadi pelatih beberap tim yang di-manage Jakarta Los Animals.
Selain itu, jika para pemula ingin mencoba bergabung dengan Jakarta Los Animals, mereka tak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk peralatan slow pitch.

Anggota komunitas slow pitch Jakarta Los Animals memukul bola saat menjalani laga persahabatan, Senin (13/11/2023) di Lapangan Sofbal Senayan.
“Glove itu sekitar Rp300 ribu sudah banyak dijual atau sampai Rp8 jutaan. Range-nya lumayan. Kalau sepatu di slow pitch pakainya pull dan turf, itu rangenya mulai Rp500 ribu sampai paling mahal Rp4 jutaan,” ucap Onnie menambahkan.
Jakarta Los Animals juga meminjamkan perlatan bagi para pemula yang ingin mencoba slow pitch. Biasanya, mereka meminjamkan beberapa peralatan seperti glove jika bermain pertama kali.
“Karena yang gue bilang dari awal, karena tujuannya fun kita juga menyediakan glove untuk beginner tapi biasnaya hanya sekai-dua kali saja. Makanya kita buka open recruit untuk beginner buat ngenalin dulu dan bikin seneng,”
“Kalau sudah senang dan suka, biasanya mereka akan meng-upgrade equipment-nya sendiri,” tambah Onnie yang juga pemain Jakarta Cheetahs.
Saat ini Jakarta Los Animals memang memiliki beragam anggota, termasuk dari pemengaruh. Karena sudah cukup banyak anggota, Onnie mengatakan bahwa ada kebijakan komunitas untuk memisahkan tim putra dan putri.
“Di slow pitch itu sudah ada kejuaraan cewek dan cowok. Kalau kita biasanya ikut yang Co-ed, itu dicampur cewek dan cowok. Nah atas dasar itulah kita sekarang punya grup baru namanya Senorita Animales yang memang khusus perempuan saja,” jelas Onnie.

Anggota komunitas slow pitch Jakarta Los Animals berbincang dengan rekannya saat menjalani laga persahabatan, Senin (13/11/2023) di Lapangan Sofbal Senayan.
Belum Masuk Federasi
Berbicara komunitas pasti tidak bisa lepas dengan federasi. Slow pitch softball saat ini belum masuk dalam federasi Perbasasi (Perserikatan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia).
Meski demikian, slow pitch tetap menggunakan beberapa aturan resmi dari WSBC (World Baseball Softball Confederation) dalam kejuaraan yang digelar.
“Sebenarnya kita lebih fun sih dan memang belum under Perbasasi. Kita juga untuk turnamen besar masih memakai ground rules sendiri atau dari WSBC yang kiblatnya ke Jepang atau USA. Kalau dari Perbasasi masih belum. Makanya, semua di slow pitch buat sponsor ataupun brand masih sangat seksi dan adminstrasi masih mudah,” jelas Onnie.
Onnie dan Bintang yakin bahwa slow pitch menjadi salah satu olahraga alternatif yang merakyat dan mudah dimainkan oleh semua kalangan. Akan tetapi, dari kesemuannya, Jakarta Los Animales ini bisa menjadi komunitas yang fun.
“Gue berharap lapangan seramai dulu saat mulai main pas kelas 4 SD. Itu ramai banget di lapangan, mulai hari Jumat dan sekarang softball-baseball sudah seseru itu lagi. Kenapa kita ingin bikin turnamen ya karena kita ingin lapangan ramai lagi. Jadi slow pitch ini jadi tempat kita ngumpul bareng di Jakarta Los Animals dan pastinya tetap fun,” tegas Onnie.
Sementara Bintang, juga berharap slow pitch digandrungi lebih banyak lagi masyarakat. “Dengan adanya slow pitch, olahraga hadi semakin seru dan banyaknya kompetisi dan liga-nya agar lapangan kembali ramai. Setiap pekan ada activity lah,” tukas Bintang.