“Do you win? Yes I won”

Foto: Kristianus Liem
Seperti Déjà Vu. Situasi di depan ruang London yang berada di Hotel Budapest, siang hari Jumat 24 Maret 2023, serupa benar dengan kejadian sepuluh hari sebelumnya. FM Aditya Bagus Arfan, remaja Indonesia 16 tahun itu, muncul dari ruang yang berada di lantai 1 Hotel Budapest, Budapest, Hungaria, dengan wajah tersenyum-senyum penuh arti. Andrei Kovalev, yang juga sedang melangkah menuju ruang London itu jadi berpapasan. Grandmaster dari Belarus yang merupakan pelatiih Adit itu, langsung bertanya: “Do you win?”. “Yes I won,” jawab Adit. Maka diberi selamatlah Adit sambil dipeluk dan diguncang-guncangkan badannya seperti orang meluapkan kebahagiaan.
Itu cerita Kristianus Liem. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi), yang juga Direktur Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA), menuliskan cerita kehebatan Adit. Menemani proses perjuangan Adit di Turnamen Grandmaster Vezerkepzo 2023,, salah satu turnamen internasional yang diikutinya di bulan Maret.
Adit, bersama kakaknya GM Novendra Priasmoro mengikuti Budapest Tour Unites Tractors Inspiring Youth 2023, ini tak ubahnya perjalanan menjemput impian. Atlet catur binaan PT United Tractors Tbk kembali melakukan tur ke negara industri catur Hungaria, persisnya di ibu kota negara calon tuan rumah Olimpiade Catur 2024 itu.

Foto: Istimewa
Kata Kristianus Liem, kemenangan Adit (rating 2374) memang dramatis. Sebab pada babak terakhir turnamen Grandmaster Vezerkepzo itu Adit membutuhkan kemenangan melawan lawan yang ratingnya lebih tinggi, yaitu FM Shubh Jayesh Laddha (2422) dari Amerika Serikat. Kemenangan akan membuat Adit mengumpulkan 5,5 poin, yaitu syarat untuk mendapatkan Norma IM dari sembilan babak.
Sebetulnya, pada babak ketujuh Adit sudah mengumpulkan 4,5. Artinya jika pada babak 8 dia bisa remis saja sudah akan lebih memudahkan dalam arti jika pada babak sembilan tidak bisa menang, remis saja sudah cukup. Tapi pada babak 8 itu Adit menghadapi IM Shete Sammed Jaykumar (2454) dari India, yang merupakan sang juara turnamen GM First Saturday minggu sebelumnya. Satu hal lagi, secara psikologis Adit sering mengalami kesulitan ketika menghadapi pecatur India. Dan betul saja, ada momen Adit dapat membangun posisi Fortress untuk memaksakan remis, tapi bangunan tersebut hanya nampak setelah pertandingan selesai.
Kristianus menuturkan kembali proses ketika Adit, adik dari GM Novendra Priasmoro, yang menang di Turnamen Grandmaster SixDays 2023 akhirnya menang dan mendapatkan Norma IM keduanya.
“Babak terakhir Adit harus menang, dan main dalam posisi harus menang tidaklah mudah secara psikologis. Kadang memaksakan posisi dalam permainan catur amat sangat berisiko dan sering kali malah berbalik jadi kalah.
Tapi ada dua kejadian sebelum dan saat Adit bertanding yang saya rasakan sebagai pertanda baik. Pertama, masih pagi benar menjelang sahur, Direktur PT United Tractors Tbk Bapak Edhie Sarwono, orang yang ikut membina Adit lewat perusahaa Uinted Tractors, mengirim mantra Bismillah ketika saya infokan bahwa babak terakhir besok Adit harus menang jika ingin mendapatkan Norma IM keduanya.
Kejadian kedua, setelah mengantar Adit bertanding dan selesai membuat foto serta video mereka, saya kembali ke flat karena babak terakhir itu dimainkan pagi hari jam 10 (jam 16:00 WIB). Setelah turun dari tram dan menyeberang jalan lampu merah, tepat di muka supermarket Prima, seorang nenek lusuh berbicara dalam bahasa Hungaria tepat di samping saya.
Saya yang tidak paham terus saja melangkah. Tapi setelah sekitar sepuluh meter, terlintas dalam pikiran bahwa nenek tersebut butuh uang. Saya segera berbalik dan menghampirinya. “Do you need money,” tanya saya. “Money, money,” ucap nenek itu. Saya sodorkan uang kertas 500 forint (tidak sampai dua puluh lima ribu rupiah) yang kebetulan ada di kantong celana. Nenek itu tampak senang sekali, ia menjabat tangan saya dengan kedua belah tangannya dan mengucapkan sesuatu. Anehnya yang saya rasakan adalah ia mengabarkan bahwa Adit bakal menang. Adit menang gumam saya sambil terus melangkah ke flat”

FM Aditya Bagus Arfan (kiri) vs FM Shubh Jayesh Laddhaoto (Foto: Kristianus Liem)
Jalannya pertandingan Adit vs Shubh ternyata sesuai persiapan. Adit mainkan variasi Mieses dalam pembukaan Skotlandia yang cukup dalam dibahas buku teori. Dan Adit sudah sering memainkannya dan cukup paham. Sampai Langkah ke-17 partai berjalan seperti GM Parimarjan Negi vs GM Sriram Jha tahun 2011. Pada Langkah ke-18 Adit bahkan menemukan lanjutan 18. Mh4 yang bahkan lebih baik dari pada yang dimainkan GM Super Negi (2631). Adit menguasai sepenuhnya jalannya permainan hingga Shubh menyerah pada Langkah ke-32.
Hasil ini menjadi Norma IM kedua Adit setelah sebelumnya di Bangkok Open 2022 meraih Norma IM pertamanya. Di Vezerkepzo, Adit juga mendapat tambahan rating 22,2 poin yang jika ditambah dengan tabungan di First Saturday 7,4 poin, maka dalam dua turnamen ini Adit sudah punya tabungan 29,6 poin. Padahal Adit hanya butuh tambahan rating 26 poin saja. Jadi sudah melampaui kebutuhan syarat gelar IM yang membutuhkan rating 2400. Tentu dengan catatan dalam turnamen ketiga SixDays, 24-29 Maret 2023, Adit mampu mempertahankan kestabilan permainannya.
Secara keseluruhan Adit mencatatkan 4 kemenangan, 3 remis dan 2 kalah. Poinnya sama dengan peringkat kedua IM Vuppala Prraneeth dan IM Shete Sammed dari India, tapi dalam nilai tie-break Adit berada di peringkat empat.

Foto: Istimewa
“Saya harus mengilangkan rasa nervous. Saya fokus pada permainan. Tak memikirkan apa-apa, tak memikirkan siapa lawan yang saya hadapi, selain fokus pada bagaimana saya menjalankan langkah-langkah untuk menang”
— FM DITYA BAGUS ARFAN —

Babak7 SixDays GM Tournament: Adit tahan remis GM Misa Pap dari Serbia (Foto: Kristianus Liem)
Adit, pecatur muda Indonesia, sedang menjalani proses bertanding di tingkat elite dunia yang penuh risiko. Di Hungaria, pecatur masa depan Indonesia ini lebih berani menyerang dalam situasi kritis sekalipun, tak seperti ketika ia tampil di Bangkok Terbuka tahun lalu.
Saat itu, sang juara, pecatur India GM Surya Shekhar Ganguly, mengomentari Adit dan berpesan seperti ini,”Keberanian tidak muncul sewaktu Aditya kalah dari saya. Saat itu, dalam momen kritis, Aditya justru berhenti menyerang dan memilih bertahan. Itu keliru karena membuat peluang menang hilang sama sekali. Bermain menyerang memang berisiko kalah. Namun, sebagai pecatur muda, Aditya perlu menjalani proses bertanding tingkat elite dunia yang penuh risiko. Hanya dengan itu, Aditya bisa maju dan menembus jajaran elite dunia suatu hari nanti,”

Adit vs GM Lajos Seres, babak 9 First Saturday Maret 2023 (Foto Kristianus Liem)
Dan, di Hungaria, Adit sudah tampil berani. Ini bagian dari sejarah karier catur Aditya Bagus Arfan (rating 2374) lagi. Bahkan untuk kedua kalinya ia mampu mengalahkan seorang Grandmaster dalam pertandingan internasional resmi, tepatnya pada babak terakhir turnamen bulanan First Saturday di Hotel Budapest, Hungaria, Selasa 14 Maret 2023. Adit mengalahkan GM Lajos Seres (2360) secara indah.
Grandmaster pertama yang ia kalahkan dalam turnamen internasional resmi bukan lain adalah “kakak”nya sendiri GM Novendra Priasmoro pada babak terakhir Bangkok Open di Chiangmai, Thailand 2022 lalu. Sebelumnya Adit pernah mengalahkan GM Eugene Torre dalam pertandingan simultan dan mengalahkan GM Susanto Megaranto dalam pertandingan lokal antarklub Percaja di Jakarta.
Kemenangan Adit atas GM Lajos disebut Kristianus Liem adalah sangat indah karena ia mengawalinya lewat kombinasi korban Kuda dilanjutkan dengan serangkaian langkah taktis yang akurat.

Foto: Istimewa
“Saya sangat senang sekali melihat Adit memainkan langkah teks. Kegembiraan itu saya sampaikan ke Novendra yang juga ikut menonton karena partai terakhir Novendra sudah diselesaikan sebelumnya. Sebab langkah teks agresif, aktif, sesuatu yang sangat saya anjurkan buat para pecatur muda Indonesia.
Untuk bisa mengeksplorasi diri semaksimal mungkin, para pecatur muda Indonesia harus berani main aktif menyerang, berani main terbuka sehingga terbangun posisi kompleks dimana potensi diri pecatur muda dapat terpicu meledak keluar. Langkah teks sudah menjamin bakal terjadinya partai liar penuh langkah taktis yang menjadi kelebihan para pecatur muda.
Kiprah Adit ibaratnya menjemput impian. Masa depan cerah untuk catur Indonesia”
— KRISTIANUS LIEM —