Terpilih Menjadi Ketua Umum PSSI, Inilah Pernyataan Resmi Pertama Erick Thohir

“Waktu itu saya bilang perlu nyali memperbaiki sepak bola Indonesia, tidak perlu teori-teori, hari ini sudah tidak bicara nyali lagi, tapi berbicara nyali membuktikan memang kita berprestasi”

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Erick Thohir menjabat erat tangan Mochammad Iriawan atau dikenal dengan Iwan Bule, Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSS) periode 2019-2023. Itu dilakukan sebelum Erick akhirnya terpilih untuk menggantikan Iwan Bule, setelah mayoritas pemegang suara (voters) memilihnya sebagai Ketum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/23).

“Berdasarkan penghitungan suara suara, untuk Aa Nyalla total suara 22, Erick Thohir 64 suara, dengan demikian ketua umum PSSI Terpilih periode 2023-2027 adalah Bapak Erick Thohir,” ujar Ketua Komite Pemilihan (KP) Amir Burhanuddin saat membacakan hasil pengumuman pemilihan ketum PSSI.

Proses pemilihan berlangsung sekitar 38 menit yang dimulai pada pukul 11.40 WIB dan berakhir pukul 12.18 WIB. Sejak awal penghitungan suara, mantan Presiden Inter Milan itu begitu mendominasi. Erick berhasil mengantongi 64 suara atau unggul dibandingkan La Nyalla Matalitti yang hanya meraih 22 suara, dua kandidat lain, Doni Setiabudi dan Arif Putra Wicaksono tidak meraih suara.

Amir mengatakan KLB kali ini diikuti 86 voters yang terdiri atas 34 asosiasi provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 15 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, serta federasi futsal, asosiasi pelatih, dan asosiasi sepakbola wanita.

Berikut adalah petikan pernyataan resmi pertama Erick Thohir kepada media, termasuk LUDUS.ID, setelah sah menjadi Ketua Umum PSSI Periode 2023-2027.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang sudah diberikan para pemilih, masyarakat Indonesia, suporter, wasit, pemain, tetapi yang kami harapkan dan kami lakukan hari ini bukan kemenangan saya, tetapi harus dibuktikan dengan bersama, yaitu membangun sepak bola yang bersih dan prestasi.

Waktu itu saya bilang perlu nyali memperbaiki sepak bola Indonesia, tidak perlu teori-teori, hari ini sudah tidak bicara nyali lagi, tapi berbicara nyali membuktikan memang kita berprestasi.

Saya minta dukungan media menjadi watchdog, sepak bola yang bersih, di mana saya berharap ini menjadi tujuan utama baru prestasi, tidak mungkin kami bicara prestasi tapi sepak bola tidak bersih, ini tidak mudah.

Dan tentu tugas terberat 94 hari pelaksanaan Piala Dunia U-20, 94 hari lagi, ini hari yang benar-benar luar biasa, ini event terbesar kedua dari FIFA, tidak mungkin Indonesia 10 tahun sekali dapat kejuaraan Piala DuniaU-20, artinya martabat bangsa kami tidak hanya di penyelenggaraan yang utama ini kita pertaruhkan. 94 hari lagi, tentu untuk timnas, saya akan berbicara kepada para pelatih dan pemain apa yang bisa kami perlu support, kami berikan yang terbaik, tidak mudah tapi kami coba berikan yang terbaik.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Kalau bicara masalah pembenahan Liga 2, timnas, kan saya sudah bilang 2 minggu lah kami akan adakan sarasehan sepak bola, dimana sarasehan sepak bola kami akan bikin perkelompok, Liga 1, Liga 2. Di mana sarasehan sepak bola itu kita akan perkelompok Liga 1,2 3, timnas, perwasitan, kepelatihan, futsal, sepak bola wanita, nanti kita bikin kamar-kamar sendiri. di sana lah saya akan melempar garis besar visi misi yang kita sepakati bersama, bukan misi-misi saya, tapi visi misi Liga 1 apa, timnas apa, dan lain-lain.

Saya akan kasih waktu 6 jam untuk berdebat, berdiskusi setelah itu tanda tangan, jadi jangan ada setelah diberi kesempatan diskusi keluar kamar bilang gak setuju. Ini jangan jadi kebiasaan kita. Ini yang akan kita lakukan dalam dua minggu.

Dari situ baru kita bicara blue print jangka pendek, nanti sudah itu kita paparkan sama media. Itu saya tawarkan media harus jadi watch dog, cek and ricek.

Saya akan bikin prescon tanggal 19 Februari  jam 5 ini. Kita akan datangkan perwakilan FIFA, salah satunya bagaimana kita bersihkan match fixing, kita coba tawarkan aturan siapa yang main, kita sepakati, tunggu tanggal 19.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Saya rasa pak La Nyalla gentlemen, dia ngerti bagaimana sepak bola. Beliau sudah tahu pahitnya manisnya dan kita berkompetisi terbuka secara bersahabat, Itulah Indonesia. Saya yakin semua calon niatnya baik. Cuman selama ini tidak punya role of the game, Harus ada aturannya. Bila yang tidak ikut aturan ,silakan mundur, silakan keluar. Tapi aturannya kita sepakati.

Mengenai perubahan statuta? Insya Allah  itu akan jadikan dorongan. Ya, itulah saya akan mendorong banyak kepemimpinan muda nanti, ya, karena eranya anak muda. Mayoritas (kepengurusan) kita muda, yang senior mendorong, mendukung, dan menjadi mentor. Jangan ditinggalin, tetapi ujung tombak yang muda-muda ke depan. Kami coba bikin transformasi sepak bola Indonesia yang benar-benar punya pondasi, bukan hanya mimpi. Cita-cita ada, tujuan ada, tapi pondasi harus jalan”

LAPORAN: Kurniawan Fadilah


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.