Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id
LAPORAN: Kurniawan Fadilah
“Patokannya susah kalo lawan guam, kenapa? Karena kemarin kan kelihatan lawan Guam seperti lawan anak SSB (Sekolah Sepak Bola) baru belajar main bola. Crossing engga diantisipasi, segala macem ga diantisipasi. Cuma saja, penyelesaian kita lebih bagus daripada Uni Emirate Arab dengan peluang yang sama. Penyelesaian kita rata-rata memang ke arah gawang. Jadi dalam hal penyelesaian di depan, kita agak lebih baik dari Uni Emirate Arab”

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id
Komentar Gita Suwondo, pengamat olahraga dan sepak bola Indonesia, yang kerap dipanggil Bung Gita atau Bung GAZ. Tentang penampilan tim U17 Indonesia yang dua hari lalu mengalahkan tim Guam dengan skor telak 14-0. Hari ini, perjuangan tim yang diarsiteki Bima Sakti akan menghadapi salah satu wakil dari Asia Barat, yaitu Uni Emirat Arab (UEA). Muhammad Iqbal Gwijangge cs hanya punya waktu sehari untuk memulihkan energi pada Kualifikasi Piala Asia U17 2023 Bahrain ini.
“Persoalannya adalah yang kita belum tahu barisan pertahanan kita. Megacu ke AFF yang lalu, kalau kita ketemu lawan yang counter attacknya cepat, kita kerepotan. Tapi ada satu sisi dari pertahanan UEA yang bisa kita manfaatkan. Terbukti Palestina dengan serangan yang biasa aja bisa mencetak 3 gol. Harusnya kita juga melakukannya. Sebetulnya kalau mengacu kekuatan sepakbola U17, kekuatannya ada di Asia Tenggara dan Asia Timur, bukan di Asia Barat. Jadi masih menganggap peluang Indonesia besar untuk bisa mengalahkan UEA. Lawan terberat bisa jadi malah Malaysia,” lanjut Gita Suwondo.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id
Garuda Asia, kata Gita, punya kemampuan dalam memainkan bola dari kaki ke kaki.Umpan-umpan tim Garuda Asia juga sangat baik dan terukur. Bung Gita mengingatkan lawan kali ini punya postur tubuh yang menguntungkan untuk menghalau berbagai umpan yang dilepaskan anak asuh Bima Sakti.
“Pemain harus fokus, jangan terpancing emosi. Lawan Guam dari 14 gol kalau tidak salah delapan diantaranya datang dari crossing. Tujuh gol dari passing 1-2. Nah yang harus kita manfaatkan adalah passing 1-2, karena menghadapi lawan yang lebih tinggi, crossing akan tidak begitu berguna. Tim asuhan Shin Tae-yong sama Bima Sakti tuh passing kita lebih bagus dari crossing. Kemarin saya takjub juga 8 gol datang dari crossing, berarti crossing kita sudah mulai bagus. Tapi jangan coba-coba lawan UEA karena dengan postur mereka yang lebih tinggi pasti akan diantisipasi. Jadi passing yang harus dimanfaatkan dengan baik”
Dari sisi kerangka permainan tim, secara menyeluruh bung Gita berpendapat barisan penyerangan dan lini tengah tim Bima Sakti memiliki keunggulan. Bukan berarti pertahanan tim Garuda Asia buruk. Hanya saja ia menilai sisi pertahanan Garuda Asia belum teruji ketika melawan Guam. Di pertandingan malam nanti, bung Gita merasa UEA akan menyerang melalui sisi karena mereka punya keunggulan disana dan akan memanfaatkan momentum serang balik cepat.
“Di depan dan di tengah bisa diunggulkan, karena pertahanan kita belum teruji setelah kemarin baru lawan Guam. Mereka bermain di sepertiga lapangan Guam. Bahkan tidak ada bola yang mengarah ke pertahanan kita. Penjaga gawang kita nganggur. UEA kalo dilihat dari sisi sayap kan bahaya ya, lawan Palestina gol mereka datang dari crossing sayap, itu yang harus kita antisipasi. Pasti UEA lebih bertahan dan counter attack.”
Melakoni laga kedua di grup B, para pemain masih belum didukung oleh kehadiran suporter secara langsung. Suasana sepak bola Indonesia masih berkabung. Tapi tanpa kehadiran penonton, dianggap bung Gita tidak menjadi masalah yang besar. Sebab Garuda Asia punya seorang pelatih yang tidak pernah kehabisan akan dalam melecut semangat para pemainnya. Garuda Asia bisa memenangkan pertandingan masih sangat memungkinkan bagi Bung Gita. Meski prediksinya cukup tipis, tapi tetap yakin Garuda Asia bisa menuntaskan perlawan UEA.
“Saya masih di 55-45 untuk Indonesia, tipis ya, karena lawan kita bukan SSB yang sekarang”

