Veda Ega Pratama Meroket di Lintasan Balap

 

Credit foto: Dokumentasi Astra Honda Motor
Pebalap muda Indonesia Veda Ega Pratama berlaga pada ajang Idemitsu Asia Talent Cup

Usia boleh belia, tetapi prestasinya sudah mendunia. Mungkin kalimat itulah yang bisa menggambarkan kondisi pembalap muda Indonesia, Veda Ega Pratama, saat ini.

Bagaimana tidak, Veda baru saja menampilkan performa memukau saat membalap di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, pada seri kedua Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2023, 30 September – 1 Oktober 2023.

Sang pembalap muda itu berhasil merajai podium dua balapan alias sapu bersih kemenangan sekaligus menjadikan kemenangan ini yang ketiga secara beruntun jika dihitung dari balapan kedua seri pertama di Malaysia. Veda berhasil membuat Bendera Merah Putih dua kali berkibar di Jepang.

Senyum haru pun terlihat dari wajah Veda ketika berdiri di podium tertinggi. Dia dengan semangat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat dikumandangkan.

“Alhamdulillah, saya sangat senang bisa meraih dua kemenangan di seri Jepang. Seluruh kerja keras terbayar lunas. Sampai jumpa di balapan selanjutnya. Mandalika, tunggu aku,” demikian keterangan yang ditulis Veda dalam akun Instagram pribadinya, @veda_54.

Veda tak begitu saja meraih kemenangan ini. Dia harus bertarung mati-matian dalam dua balapan yang dijalaninya di seri kedua ini.

Pada balapan pertama (30/9), Veda memulainya dari posisi keenam. Perlahan dia merangsek ke barisan depan setelah melewati dua pembalap tuan rumah, Zen Mitani dan Amon Odaki, yang finis secara berurutan di urutan kedua dan ketiga.

Perjuangan yang lebih berat dirasakannya pada balapan kedua. Dia harus bertarung ketat dengan Amon Odaki hingga lap terakhir.

Drama pun sempat terjadi jelang garis akhir. Odaki yang coba menyusul Veda membuat keduanya harus terlibat kontak di lintasan.

Pebalap muda Indonesia Veda Ega Pratama berlaga pada ajang Idemitsu Asia Talent Cup

Insiden itu membuat Odaki terjatuh dan gagal menyelesaikan balapan. Veda dengan nyaman menjadi pembalap pertama yang menyentuh garis finis.

Sementara, posisi kedua dan ketiga pun akhirnya diklaim oleh Shinya Ezawa dan Jakkreephat Phuettisan.

Kesuksesan merajai balapan di Sirkuit Twin Ring Motegi sekaligus membuat pembalap binaan PT Astra Honda Motor (AHM) itu mencatatkan sejarah tersendiri sebagai rider non Jepang yang bisa meraih juara di perlombaan ini sejak 2017.

Tak hanya itu, kemenangan ini membuatnya tak tergoyahkan di puncak klasemen sementara dengan koleksi 95 poin. Unggul 40 poin dari Riichi Takahira sebagai pesaing terdekat sekaligus memperbesar peluangnya jadi juara umum IATC 2023. Terlebih, seri berikutnya akan dihelat di Indonesia, yakni di Sirkuit Mandalika, 13-15 Oktober 2023.

“Alhamdulillah, saya berhasil meraih podium tertinggi di kedua race ATC akhir pekan ini. Sejak awal race saya berusaha tenang dan menunggu momentum untuk maju ke depan hingga akhirnya bisa menjadi pebalap pertama yang menyentuh garis finis,” ujar Veda.

“Terima kasih kepada Astra Honda Motor, keluarga, dan semua orang yang mendukung saya. Double winner ini saya persembahkan untuk masyarakat Indonesia,” ungkap dia.

Pebalap muda Indonesia Veda Ega Pratama berlaga pada ajang Idemitsu Asia Talent Cup

Berasal dari Pelosok

Veda Ega Pratama lahir di Wonosari, 23 November 2008. Lahir di pelosok tak menghalangi Veda untuk mengukir prestasi tertinggi di kancah internasional.

Veda mengenal dunia balap sejak usia yang cukup belia, kala itu dia masih menginjak 4 tahun. Bukan hal yang mengherankan. Pasalnya, sang ayah, Sudarmono, juga merupakan mantan pembalap nasional.

Darah pembalap yang mengalir dalam tubuhnya tak bisa dipungkiri oleh Veda. Kemampuannya di lintasan sudah terlihat sejak kecil yang membuat sang ayah tak ragu untuk mengembangkan bakat anak laki-lakinya itu.

Veda memulai kiprahnya di dunia balap dari kejuaraan motocross saat usianya baru 6 tahun. Sampai pada usia 9 tahun, Sudarmono memindahkannya ke balap road race hingga sekarang.

Bakat Veda pun semakin terasah saat masuk Astra Honda Racing School (AHRS) ketika usia 11 tahun pada 2019 lalu. Bersama AHRS, prestasi Veda semakin cemerlang hingga menembus IATC.

Pembalap yang kini berusia 14 tahun itu merupakan pembalap termuda yang tampil di IATC 2022. Dan di 2023 ini, dia berpotensi besar menjadi juara andai bisa menjaga konsistensinya sepanjang musim.

Pebalap muda Indonesia Veda Ega Pratama (kanan/7) berlaga pada ajang Idemitsu Asia Talent Cup

Idolakan Casey Stoner

Selayaknya pembalap muda, Veda juga memiliki idola yang dijadikan panutannya di lintasan. Namun, tak seperti kebanyakan yang mengidolakan Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, ataupun Marc Marquez, Veda justru menyukai Casey Stoner.

Padahal, karier pembalap yang pernah membela tim Honda itu terbilang singkat. Stoner pensiun pada 2012 saat masih berusia 27 tahun. Sementara, Veda baru berumur 4 tahun.

Ternyata, meski tak lama menyaksikan kiprah Stoner di dunia balap, Veda sangat terkesan dengan penampilan pembalap asal Australia itu.

Dia kemudian mencari video Stoner melalui kanal YouTube untuk kemudian dijadikannya referensi dalam membalap.

“Saya suka Stoner kalau dari pembalap Honda. Soalnya gaya balapnya keren, Marc Marquez bukan lawannya deh,” ujar Veda.

Tentu, dengan usia yang masih sangat belia, kesempatan Veda untuk berbicara lebih banyak di dunia balap masih sangat terbuka lebar.

Bukan tidak mungkin, di masa depan, Veda menjadi pembalap Indonesia pertama yang bisa bersaing di ajang balap motor paling bergengsi, yakni MotoGP.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.